Polisi AS Selidiki Motif Remaja Perempuan Lakukan Penembakan Mematikan di Sekolah
Kompas dunia | 18 Desember 2024, 14:17 WIBWISCONSIN, KOMPAS.TV — Motif penembakan yang menewaskan seorang guru dan siswi di sebuah sekolah di Wisconsin, Amerika Serikat, diduga merupakan kombinasi berbagai faktor. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Polisi Madison, Wisconsin, Shon Barnes, Selasa (17/12/2024).
Kepala Polisi Madison Shon Barnes tidak memberikan rincian tentang kemungkinan motif, meskipun ia mengatakan perundungan di Sekolah Kristen Abundant Life akan diselidiki.
Meskipun demikian, ia mengimbau masyarakat untuk melaporkan apa pun yang diketahui tentang gadis berusia 15 tahun yang menyerang ruang belajar sebelum akhirnya menembak dirinya sendiri hingga tewas.
Barnes mengatakan polisi juga sedang menyelidiki tulisan-tulisan yang mungkin ditulis oleh Natalie Rupnow dan dapat mengungkap tindakannya.
"Mengidentifikasi motif adalah prioritas utama kami, tetapi saat ini tampaknya motifnya adalah kombinasi berbagai faktor," kata kepala polisi itu seperti dikutip dari The Associated Press.
Barnes memberikan nomor telepon untuk siapa saja yang mungkin mengenal penembak.
Baca Juga: Siswi 15 Tahun Lakukan Penembakan di Wisconsin AS, 1 Guru dan 2 Murid Termasuk Pelaku Tewas
"Selalu ada tanda-tanda penembakan di sekolah sebelum terjadi. Kami sedang menyelidiki aktivitas daringnya,” katanya.
Selain kematian seorang guru dan pelaku penembakan, enam orang lainnya terluka, termasuk dua siswa yang masih dalam kondisi kritis. Penembak itu tewas karena menembak dirinya sendiri.
Barnes menyampaikan pernyataan di konferensi pers, namun kemudian pergi tanpa menjawab pertanyaan dari wartawan, sehingga wali kota Madison dan eksekutif Dane County harus menghadapi media. Mereka menolak untuk mengungkapkan nama-nama korban.
“Biarkan saja mereka,” tegas Wali Kota Satya Rhodes-Conway.
Peristiwa ini terjadi di Abundant Life, yaitu sekolah Kristen yang memiliki jenjang dari prasekolah hingga sekolah menengah. Mereka memiliki sekitar 420 siswa yang belajar di sana.
Mackenzie Truitt, warga yang datang ke lokasi peringatan untuk menunjukkan keprihatinan, meletakkan tanaman poinsettia merah di sekolah untuk menghormati para korban pada hari Selasa. Dia mengatakan saudara laki-lakinya adalah lulusan sekolah itu dan beberapa temannya terluka.
Baca Juga: Kuasa Hukum Keluarga Siswa SMK Korban Penembakan Polisi Minta Kapolrestabes Semarang Dicopot
“Hati saya hancur karena saya tahu betapa hebatnya anak-anak ini,” kata Truitt. “Saya tahu betapa takutnya semua orang. Tidak dapat menghubungi orang-orang tertentu. Benar-benar menakutkan harus menghadapi situasi itu,” ujarnya.
Barbara Wiers, Direktur Hubungan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah di Wisconsin, mengatakan sekolah tersebut tidak memiliki detektor logam tetapi menggunakan kamera dan tindakan pengamanan lainnya.
Barnes mengatakan polisi sudah berbicara dengan ayah penembak dan anggota keluarga lainnya dan menggeledah rumah penembak. Ia menyebutkan bahwa keluarga pelaku mau bekerja sama dengan kepolisian dan bersedia digeledah.
Menurutnya, orang tua penembak sudah bercerai dan berbagi hak asuh bersama atas anak mereka. Tetapi penembak diketahui sehari-hari tinggal bersama ayahnya yang berusia 42 tahun.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Iman-Firdaus
Sumber : The Associated Press