Hizbullah Ternyata Kesulitan Rezim Bashar Al-Assad di Suriah Jatuh, Rute Pasokan Senjatanya Terputus
Kompas dunia | 16 Desember 2024, 20:20 WIBBEIRUT, KOMPAS.TV - Pemimpin Hizbullah Naim Qassem mengungkapkan, jatuhnya rezim Bashar Al-Assad di Suriah telah memberikan kesulitan bagi kelompoknya.
Pada Sabtu (14/12/2024), Naim Qassem mengatakan bahwa rute pasokan persenjataan lewat Suriah telah terputus.
Rezaim Bashar Al-Assad telah digulingkan pada Minggu (10/12/2024) oleh pasukan pemberontak Suriah dalam sebuah serangan cepat.
Baca Juga: Kakek di Gaza yang Jadi Sensasi Media Sosial Tewas karena Serangan Israel, Beri Pesan Penuh Haru
Pada pernyataannya, Qassem tak mengungkapkan nama Assad, tetapi menegaskan Hizbullah tak bisa menghakimi kekuatan baru di Suriah hingga stabil, dan mengambil posisi yang jelas.
Meski begitu, ia berharap bahwa rakyat Lebanon dan Suriah, serta pemerintahannya akan melanjutkan kerja sama.
“Ya, Hizbullah telah kehilangan rute pasokan militer yang melewati Suriah pada fase ini, namun kehilangan ini adalah detail dari pekerjaan perlawanan,” ujar Qassem dikutip dari The Times of Israel.
“Rezim yang baru bisa datang dan rute ini akan kembali normal, dan kami akan mencoba mencari cara lain,” tambahnya.
Suriah menyediakan jalur darat bagi pelindung Hizbullah, Iran, untuk mengirim konvoi senjata ke Lebanon.
Konvoi semacam itu sering menjadi sasaran serangan udara Israel, namun Hizbullah mampu mempersenjatai diri mereka sendiri.
Hizbullah mulai ikut campur dalam permasalahan Suriah pada 2013, dengan menolong Assad menghancurkan pemberontak yang ingin menggulingkannya ketika itu.
Pada kesempatan itu, Qassem juga berharap penguasa Suriah yang baru tak akan mengakui Israel atau membangun hubungan dengan Zionis.
“Kami berharap pihak baru yang berkuasa akan melihat Israel sebagai musuh dan tak melakukan normalisasi dengan mereka,” ucapnya.
Baca Juga: AS Akui Jalin Kontak dengan Hayat Tahrir Al-Sham, Tegaskan Tetap Beroperasi di Suriah Pasca-Assad
Pemimpin pemberontak Suriah, Ahmad Al-Shaara telah menegaskan, Israel tak memiliki alasan untuk melanjutkan serangan udara.
Sosok yang juga dikenal sebagai Abu Mohammed Al-Julani menegaskan, serangan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) ke wilayah Suriah telah melewati batas dan mengancam eskalasi di kawasan tersebut.
Al-Shaara pun menegaskan, kelompok tersebut tak mencari konflik lebih lanjut di kawasan tersebut.
Penulis : Haryo Jati Editor : Deni-Muliya
Sumber : The Times of Israel