PBB: Hampir Tidak ada Makanan yang Sampai ke Gaza Selama 40 Hari Terakhir
Kompas dunia | 20 November 2024, 14:06 WIBNEW YORK, KOMPAS.TV – Kantor kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan ribuan warga Palestina di wilayah Gaza utara yang dikepung pasukan Israel, kini berjuang untuk tetap hidup.
Menurut mereka, kini hampir tidak ada pengiriman makanan atau bantuan kemanusiaan selama lebih dari 40 hari ke wilayah tersebut.
Juru bicara PBB Stephane Dujarric menyampaikan laporan suram dari Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan atau yang dikenal sebagai OCHA (United Nations Office for Coordination of Humanitarian Affairs) pada Selasa (19/11/2024).
“OCHA melaporkan bahwa semua upaya PBB untuk mendukung orang-orang di Beit Hanoun, Beit Lahiya dan sebagian Jabaliya – yang semuanya masih dikepung – telah ditolak atau dihambat,” katanya seperti dikutip dari The Associated Press.
Baca Juga: Utusan PBB Ungkap Hampir Seluruh Penduduk Utara Gaza Diusir Israel: Kondisi Terburuk Selama Perang
Sejauh ini pada bulan November, Dujarric mengatakan OCHA melaporkan bahwa 27 dari 31 misi kemanusiaan yang direncanakan telah ditolak oleh Israel dan empat lainnya sangat terhambat.
“Itu berarti mereka dicegah untuk menyelesaikan semua pekerjaan penting yang ingin mereka lakukan,” katanya.
“Akibatnya, toko roti dan dapur di wilayah Gaza Utara tutup, dukungan nutrisi dihentikan, dan pengisian bahan bakar fasilitas air dan sanitasi diblokir total,” kata Dujarric.
Serangan darat dan udara Israel di wilayah utara telah sangat membatasi akses ke tiga rumah sakitnya yang sangat kekurangan pasokan medis, darah, dan bahan bakar, katanya.
Baca Juga: G20 Tegaskan Dukung Gencatan Senjata di Gaza, Lebanon, dan Ukraina
“Israel memblokir upaya mitra PBB untuk mengirim tim medis darurat internasional yang ingin membantu,” tambahnya.
Pada hari Minggu, kata Dujarric, OCHA mendukung misi yang dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia PBB yang berhasil mengirimkan 10.000 liter bahan bakar ke Rumah Sakit Kamal Adwan dan memindahkan sekitar 17 pasien, tiga anak tanpa pendamping, dan hampir dua lusin pengasuh ke Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza.
Makanan dan pasokan medis juga seharusnya dikirimkan ke Kamal Adwan, tetapi Dujarric mengatakan, mitra mereka terpaksa menurunkan makanan di pos pemeriksaan militer Israel sebelum mencapai rumah sakit. Pasokan media yang dapat dikirim ke rumah sakit tersebut pun hanya sebagian karena tertahan pihak Israel.
Ketika ditanya apakah PBB yakin Israel berusaha memaksa sekitar 75.000 warga Palestina di Gaza utara untuk pindah ke selatan dengan menolak pengiriman bantuan, Dujarric menjawab, "Saya tidak dapat berbicara mengenai niat pemerintah Israel dan kebijakan Israel. Kami hanya melihat hasilnya dan berusaha mengatasinya," tambahnya.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Iman-Firdaus
Sumber : The Associated Press