> >

Terungkap, Donald Trump Diklaim Ingin Ukraina Relakan Wilayahnya ke Rusia demi Perdamaian

Kompas dunia | 10 November 2024, 15:08 WIB
Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, berbicara dengan latar belakang mantan ibu negara, Melania Trump, setelah memberikan suara pada Pilpres AS di Morton and Barbara Mandel Recreation Center, Palm Beach, Florida, Selasa (5/11/2024). (Sumber: AP Photo/Evan Vucci)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump diklaim ingin Ukraina merelakan wilayahnya yang diduduki Rusia, demi tercapainya perdamaian.

Hal itu diungkapkan oleh eks Penasihat Trump yang bekerja untuk kampanyenya di pilpres 2024, Bryan Lanza.

Lanza mengatakan Pemerintahan Trump bakal meminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk mengikuti versi pandangan realistis untuk perdamaian.

Baca Juga: Kim Jong-Un Disebut dapat Rp392 Miliar Kirim Pasukan Khusus Korut ke Rusia, tapi Bakal Sia-Sia

“Jika Presiden Zelenskyy duduk di meja dan mengatakan, kami hanya akan berdamai jika kami mendapatkan kembali Krimea, ia menunjukkan kepada kami bahwa dirinya tak serius,” ujarnya dikutip dari BBC Internasional, Minggu (10/11/2024).

“Krimea sudah hilang,” lanjut Lanza.

Namun, Juru Bicara Trump mengatakan pernyataan Lanza tak sejalan dengan sang presiden terpilih.

Ia bahkan mengatakan bahwa Lanza tak berbicara untuk Trump.

Rusia sendiri telah menduduki Semenanjung Krimew pada 2014.

Pada 2022, Rusia akhirnya melakukan invasi berskala penuh ke Ukraina dan telah menduduki wilayah sebelah timur negara tersebut.

Trump secara konsisten menegaskan pri0ritas utamanya adalah mengakhiri perang di Ukraina.

Ia juga menegaskan tekadnya untuk membendung apa yang ia anggap sebagai pengurasan sumber daya AS, dalam bentuk bantuan militer ke Ukraina.

Namun, ia belum mengungkapkan niatnya untuk melakukan hal tersebut, dan kemungkinan besar mendengarkan visi masa depan Ukraina dari berbaga pensihatnya.

Lanza tak menyebutkan wilayah timur Ukraina, namun ia mengatakan merebut kembali Krimea dari Rusia adalah hal yang tak realistis, dan bukan tujuan AS.

“Kerika Zelenskyy mengatakan kami hanya akan menghentikan pertempuran ini, hanya aka nada perdamian setelah Krimea dikembalikan, kami punya kabar untuk Presiden Zelenskyy, Krimea sudah hilang,” ujarnya.

Baca Juga: Indonesia-China Resmikan Kesepakatan Blue Economy, Apa Saja Bentuk Kerja Samanya?

“Jika itu adalah prioritas Anda untuk mendapatkan kembali Krimea dan membuat tentara Amerika berjuang mendapatkan kembali Krimea, Anda sendirian,” katanya.

AS sendiri tak pernah mengerahkan tentara Amerika untuk berperang di Ukraina, dan Kiev juga tak meminta pasukan Amerika berperang atas nama Ukraina.

Ukraina sendiri hanya meminta bantuan militer Amerika untuk mempersenjatai tentaranya sendiri.

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada

Sumber : BBC Internasional


TERBARU