> >

Israel Disebut Jadi Penyebab Harris Kalah dari Trump di Pilpres AS, Dukungan Penuh ke Zionis

Kompas dunia | 7 November 2024, 10:03 WIB
Calon presiden dari Partai Republik, mantan Presiden Donald Trump, kiri, berpidato di sebuah rapat umum kampanye di Madison Square Garden, 27 Oktober 2024, di New York, dan calon presiden dari Partai Demokrat, Wakil Presiden Kamala Harris, kanan, berpidato di sebuah acara kampanye di Ellipse dekat Gedung Putih di Washington, 29 Oktober 2024. (Sumber: AP Photo)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Dukungan penuh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Demokrat ke Israel disebut jadi salah satu penyebab Kamala Harris kalah dari Donald Trump.

Kamala Harris sudah dipastikan kalah dari Trump pada Pipres AS, Rabu (6/11/2024).

Trump dinyatakan menang setelah mendapatkan 270 suara pada suara elektoral dari total 538 suara.

Baca Juga: Biden Jadi Sasaran Kemarahan Demokrat Usai Harris Kalah dari Trump, Disebut karena Keegoisannya

Sedangkan saat itu, Harris baru mendapatkan 224 suara elektoral, sehingga secara matematis, sang wakil presiden AS sudah tak bisa memenangkan pemilu saat penghitungan selesai.

Namun, disebut ada andil dukungan pemerintahan Biden-Harris terhadap Israel secara penuh dan terang-terangan yang menjadi alasan kekalahan ini.

Dikutip dari Independent, Harris disebut terlalu dekat dengan pemerintahan Biden yang hanya melakukan sedikit hal untuk menghalangi kekejaman Israel dan pembunuhan terhadap warga Palestina di Gaza.

Meski Harris sempat berkomentar yang mengindikasikan ia akan mengambil langkah tegas terhadap Israel.

Namun, hal itu tak membuat puas anggota demokrat yang bersikap kritis terhadap repons Pemerintahan Biden atas krisis yang berkelanjutan.

Banyak dari analis yang mengawasi pilpres AS, menilai Biden yang membiarkan Israel membantai warga Palestina secara tak terkendali akan mengasingkan pemilih progresif, Muslim, Arab, dan pemilih lainnya, yang memiliki keluarga, teman, atau orang-orang terkasih di wilayah tersebut

Gerakan Nasional Tanpa Komitmen, yang menggambarkan dirinya anti-perang, pro-perdamaian, dan pro-Palestina mengeluarkan pernyataan yang menyalahkan hasil pemilu 2024, pada tanggapan Pemerintahan Biden terhadap Gaza.

“Hasil pemilu kali ini bukanlah cerminan dari seruan Donald Trump. Ini adalah pengingat bahwa Partai Demokrat telah kehilangan kontak dengan komunitas-komunitas yang mendorong kebijakannya,” bunyi pernyataan gerakan itu.

“Kekalahan ini bukan hanya soal kebijakan atau kandidat. Ini menggarisbawahi keterputusan yang leih dalam dari nilai-nilai dan masyarakat kami,” sambungnya.

Mereka melanjutkan bahwa bagi Arab dan Muslim Amerika, pemilu ini sangat bersifat pribadi.

Organisasi itu kemudian mencatat bahwa kekosongan yang ditinggalkan Demokrat terkait permasalahan tersebut memungkin Trump untuk berbohong.

Ia kemudian memposisikan dirinya sebagai alternatif pro-perdamaian.

Baca Juga: Kamala Harris Bijak Tanggapi Kekalahan dari Trump, Bakal Bantu Lancarkan Perpindahan Kekuasaan

“Itu menjadi sebuah ilusi yang muncul dari kegagalan partai (Demokrat) untuk melihat kita,” bunyi pernyataan mereka.

Menurut jajak pendapat yang dilakukan The Asscoiated Press-NORC Center for Public Affair Research, pada 11-14 Oktober, lebih dariu separuh responden Demokrat, banyak menyalahkan Israel atas meningkatnya kekerasan di Timur Tengah.

Menurut Jewish News Service, sekitar 60 persen responden Partai Demokrat, mengatakan Israel memikul banyak tanggung jawab atas perang tersebut.  

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Independent


TERBARU