Geger! Uni Eropa Berlakukan Tarif Bea Masuk untuk Mobil Listrik China
Kompas dunia | 31 Oktober 2024, 06:20 WIBProdusen mobil listrik lain di China, termasuk perusahaan Barat seperti Volkswagen dan BMW, dikenai tarif sebesar 20,7 persen, sedangkan Tesla memiliki tarif individu sebesar 7,8 persen.
Reaksi Beijing dan Pelaku Industri
Kementerian Perdagangan China mengkritik kebijakan ini sebagai langkah proteksionis dan tidak adil.
"China tidak setuju dan tidak akan menerima keputusan tersebut," tegas pernyataan kementerian tersebut.
"China akan terus mengambil langkah yang diperlukan untuk melindungi hak dan kepentingan perusahaan-perusahaan China secara tegas."
Namun, langkah balasan Uni Eropa ini juga menghadapi tentangan di Jerman, ekonomi terbesar di Eropa yang juga menjadi rumah bagi industri otomotif besar.
Ketua Asosiasi Industri Otomotif Jerman (VDA) Hildegard Müller mengatakan bea masuk ini merupakan kemunduran bagi perdagangan bebas global dan berpotensi mengancam lapangan kerja serta pertumbuhan ekonomi Eropa.
Baca Juga: Impresi Pertama Mobil Listrik BYD Seal yang Katanya Ngebut, Ada Fitur Apa Saja?
Apa yang Dipertaruhkan?
Komisi Eropa menyatakan China berhasil memperbesar pangsa pasarnya di Eropa dengan bantuan subsidi di berbagai rantai produksi, mulai dari penyediaan lahan pabrik yang murah oleh pemerintah lokal, pasokan baterai dan lithium dengan harga terjangkau dari perusahaan milik negara, hingga insentif pajak dan pembiayaan murah dari bank-bank yang dikelola negara.
Lonjakan pangsa pasar mobil listrik China ini memicu kekhawatiran dominasi kendaraan listrik buatan China akan menghambat kemampuan Uni Eropa dalam memproduksi teknologi hijau sendiri guna menghadapi tantangan perubahan iklim.
Selain itu, serikat pekerja dan kelompok bisnis di Eropa khawatir, sektor otomotif yang melibatkan 2,5 juta pekerja langsung dan 10,3 juta pekerja tidak langsung, bisa terancam.
Bea masuk ini telah dipublikasikan dalam Jurnal Resmi Uni Eropa pada Selasa malam, sehingga mulai berlaku sejak tengah malam, menurut juru bicara Uni Eropa, Arianna Podesta.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Associated Press