> >

Badai Tropis Menghantam Filipina, 24 Orang Tewas akibat Banjir dan Tanah Longsor

Kompas dunia | 24 Oktober 2024, 12:11 WIB
Seorang warga berjalan di samping truk yang terkubur lumpur vulkanik yang mengalir dari gunung berapi Mayon setelah hujan lebat akibat Badai Tropis Trami melanda kota Guinobatan, provinsi Albay, Filipina pada Rabu, 23 Oktober 2024. (Sumber: AP Photo/John Michael Magdasoc)

MANILA, KOMPAS.TV — Badai tropis di timur laut Filipina menyebabkan banjir dan tanah longsor yang meluas, Kamis (24/10/2024). Sedikitnya 24 orang tewas dan banjir juga menyapu mobil-mobil milik warga. Selain itu, banyak penduduk desa yang terjebak dan harus mengamankan diri di atap rumah.

Pemerintah menutup hampir seluruh sekolah dan kantor, kecuali kantor yang sangat dibutuhkan untuk tanggap bencana. Badai itu bertiup di atas kota Aguinaldo di provinsi pegunungan Ifugao setelah fajar dengan kecepatan angin hingga 95 km/jam dan hembusan hingga 160 km/jam. Badai itu bertiup ke arah barat dan diperkirakan akan memasuki Laut China Selatan pada hari Kamis.

Sedikitnya 24 orang meninggal, sebagian besar karena tenggelam di wilayah Bicol yang dilanda banjir dan provinsi Quezon yang berada di dekatnya. Namun jumlah korban diperkirakan akan meningkat, karena hingga kini masih ada kota-kota dan desa-desa yang terisolasi oleh banjir dan belum dapat mengirimkan laporan korban jiwa atau material. 

Sebagian besar kematian akibat badai dilaporkan di wilayah Bicol yang terdiri dari enam provinsi, di mana setidaknya 20 orang meninggal, termasuk 7 penduduk di kota Naga. 

Baca Juga: Peringatan Dini BMKG: Jawa Barat dan NTT Waspada Hujan Lebat Berpotensi Banjir di Akhir Oktober

Sementara itu ribuan penduduk desa yang terjebak banjir telah diselamatkan oleh pasukan pemerintah. Namun masih banyak warga yang perlu diselamatkan pada hari Kamis di wilayah Bicol. 

“Sekitar 1.500 petugas polisi telah dikerahkan untuk melakukan mitigasi bencana,” kata Kepala Polisi Daerah Brigjen Andre Dizon.

"Kami tidak dapat menyelamatkan mereka semua sekaligus karena jumlah mereka sangat banyak dan kami membutuhkan perahu motor tambahan," kata Dizon seperti dikutip dari The Associated Press. 

"Kami sedang mencari cara untuk mengirimkan makanan dan air kepada mereka yang terjebak tetapi tidak dapat dievakuasi segera," ujarnya. 

Banjir bandang menyapu dan menenggelamkan mobil-mobil di beberapa bagian kota Naga sementara lumpur dari Mayon, salah satu dari 24 gunung berapi aktif di negara itu, di provinsi Albay di dekatnya, menelan beberapa kendaraan, kata Dizon.

Baca Juga: Pengungsi Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Karo Mulai Terserang Penyakit

Cuaca badai masih terjadi di wilayah tersebut, menghambat upaya bantuan, kata para pejabat.
Badan mitigasi bencana pemerintah mengatakan lebih dari 2 juta orang terkena dampak badai tersebut, termasuk 75.400 penduduk desa yang mengungsi dari rumah mereka dan berlindung di tempat yang lebih aman.

Sekitar 20 badai dan topan menghantam Filipina setiap tahun. Pada tahun 2013, Topan Haiyan, salah satu siklon tropis terkuat yang pernah tercatat di dunia, menewaskan atau menghilangkan lebih dari 7.300 orang dan meratakan seluruh desa.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Desy-Afrianti

Sumber : The Associated Press


TERBARU