Korea Utara Ledakkan Jalan Menuju Korea Selatan, Simbol Kerja Sama Kedua Negara
Kompas dunia | 15 Oktober 2024, 22:57 WIBSEOUL, KOMPAS.TV – Otoritas Korea Utara dilaporkan meledakkan jalan di wilayahnya yang menghubungkan negara tersebut dengan tetangganya, Korea Selatan, Selasa (15/10/2024).
Hal itu dilaporkan Yonhap yang mengutip Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan.
Ledakan terjadi di bagian barat dan timur Semenanjung Korea, sekitar 10 meter dari Garis Demarkasi Militer (MDL).
Ledakan pertama terjadi pada Selasa pukul 11:49 waktu setempat di jalur Gyeongui Line, dan yang kedua pada pukul 12:01 di jalur Donghae Line.
Pejabat JCS Korea Selatan menyatakan kerusakan signifikan terjadi pada jalur darat akibat ledakan tersebut.
"Militer Korea Utara melakukan peledakan yang diduga bertujuan untuk memutus jalur Gyeongui dan Donghae dan sedang melakukan kegiatan tambahan menggunakan alat berat," kata JCS Korea Selatan.
"Militer kami terus memantau aktivitas militer Korea Utara dengan seksama dan menjaga kesiapan penuh melalui kerja sama Korea Selatan-AS."
Sebelumnya, militer Korea Selatan telah memperingatkan bahwa Korea Utara mungkin bersiap untuk meledakkan jalan-jalan tersebut.
Dilansir TASS, pada 9 Oktober, Staf Umum Korea Utara menyatakan akan menutup semua jalan dan jalur kereta api menuju Korea Selatan, serta "mengubah perbatasan selatan menjadi benteng."
Pyongyang juga menyebut telah memulai "langkah-langkah praktis dalam pemisahan wilayah secara bertahap."
Militer Korea Selatan merilis rekaman video yang menunjukkan dampak dari ledakan di garis demarkasi barat, yang menghubungkan Paju di Korea Selatan dengan Kaesong di Korea Utara.
Baca Juga: Ketegangan di Korea Meningkat, Korea Utara Ledakkan Sebagian Jalan Antar-Korea
Video tersebut memperlihatkan ekskavator dan truk yang membersihkan lokasi peledakan. Kerusakan di jalur transportasi sangat signifikan.
Juru bicara JCS Korea Selatan menyebut "kemungkinan besar Korea Utara tidak akan melakukan aksi 'pamer' lainnya dengan peledakan."
"Meledakkan jalur darat antar-Korea ini bisa menjadi tindakan terakhir mereka setelah menghancurkan simbol kerja sama lainnya, seperti kantor penghubung bersama antar-Korea," ujarnya.
TASS melaporkan, kantor penghubung itu diledakkan pada 2020 karena Seoul dinilai tidak mampu menghentikan penyebaran selebaran yang mengkritik otoritas Korea Utara.
Seoul berspekulasi tembok beton mungkin akan dibangun di bekas jalan-jalan yang diledakkan itu.
Minggu lalu, militer Korea Utara mengumumkan rencananya untuk "memisahkan sepenuhnya" wilayahnya dari Korea Selatan, dan langkah tersebut telah diberitahukan kepada militer Amerika Serikat guna "mencegah kesalahan penilaian dan konflik tak sengaja."
Baca Juga: Kim Jong-Un Disebut Bersiap Hancurkan Jalanan Inter-Korea di Bagian Korea Utara
Jalur Gyeongui menghubungkan Paju dengan Kaesong, sementara jalur Donghae terletak di pantai timur. Kedua jalur ini merupakan simbol penting dari kerja sama antar-Korea yang terjalin pada awal 2000-an.
Menurut The Korea Times, koridor transportasi barat sebelumnya digunakan untuk menghubungkan Korea Selatan dengan kompleks industri Kaesong, yang operasinya dihentikan pada 2016.
Terakhir kali digunakan pada tahun 2020, ketika pejabat Korea Selatan meninggalkan kantor penghubung antar-Korea karena pandemi Covid.
Adapun jalur timur digunakan untuk bantuan pangan dan perjalanan wisata ke Gunung Kumgang, tetapi sudah tidak aktif sejak 2008.
Awal tahun ini, pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, memerintahkan agar semua saluran di perbatasan antar-Korea, ditutup.
Media Korea Selatan melaporkan, Korea Utara telah menanam ranjau di jalur barat dan timur serta menghapus lampu penerangan di sana.
Pada Juni, media melaporkan Korea Utara telah menghapus bantalan rel di pantai timur.
Menurut pihak Korea Selatan, Korea Utara telah memperkuat perbatasan sejak April lalu, dan ada spekulasi Pyongyang sedang membangun penghalang anti-tank atau tembok di sepanjang perbatasan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Yonhap/TASS