Uni Eropa Kutuk Serangan Israel terhadap Pasukan Penjaga Perdamaian di Lebanon
Kompas dunia | 15 Oktober 2024, 00:40 WIBLUKSEMBURG, KOMPAS.TV - Uni Eropa (UE) mengutuk serangan Israel terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon, Senin (14/10/2024). Mereka juga menolak tuduhan Israel bahwa PBB menempatkan pasukan penjaga perdamaian di sana untuk menghalangi operasi militer melawan Hizbullah.
Enam belas negara UE berkontribusi pada pasukan penjaga perdamaian UNIFIL. Kepala kebijakan luar negeri UE Josep Borrell mengatakan bahwa pekerjaan mereka sangat penting dan bahwa serangan Israel kepada pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah tindakan yang tidak dapat diterima.
Berbicara di Luksemburg sebelum memimpin pembicaraan antara menteri luar negeri Uni Eropa, Borrell menggarisbawahi bahwa Dewan Keamanan PBB yang akan memutuskan apakah UNIFIL harus dipindahkan.
Baca Juga: Menteri Israel Kecam Pasukan Perdamaian PBB, Sebut UNIFIL Pasukan Tak Berguna
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Minggu meminta UNIFIL untuk mematuhi peringatan Israel untuk berpindah posisi. Netanyahu menuduh mereka telah membangun perisai manusia untuk melindungi Hizbullah.
Dalam sebuah video yang ditujukan kepada Sekjen PBB Antonio Guterres, Netanyahu mengatakan kepada kepala PBB untuk mengeluarkan UNIFIL dari zona bahaya.
Menteri Luar Negeri Austria Alexander Schallenberg, yang negaranya merupakan salah satu pendukung terkuat Israel di Eropa, mengatakan serangan itu "tidak dapat diterima" dan bahwa UNFIL tidak akan ditinggalkan.
"Tidak, mereka tidak akan mundur. Ya, mereka akan terus memenuhi mandat. Dan ya, kami menuntut setiap pihak untuk menghormati mandat ini dan menghormati keamanan dan keselamatan pasukan berhelm biru kami," katanya seperti dikutip dari The Associated Press.
Lima pasukan penjaga perdamaian terluka dalam serangan Israel dalam upayanya melawan kelompok militan Hizbullah. Kepala kebijakan luar negeri UE Josep Borrell mengatakan bahwa menyerang pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah tindakan yang sama sekali tidak dapat diterima.
Israel telah meningkatkan serangan melawan Hizbullah setelah setahun saling tembak. Sementara itu, mereka juga tetap melancarkan serangan kepada Hamas di Gaza.
Serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 42.000 warga Palestina, menurut otoritas kesehatan setempat. Perang tersebut telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza dan mengungsikan sekitar 90% dari populasinya yang berjumlah 2,3 juta orang.
Sudah lebih dari setahun sejak militan pimpinan Hamas melubangi pagar keamanan Israel dan menyerbu pangkalan militer dan komunitas pertanian, yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel. Hingga kini Hamas masih menahan sekitar 100 tawanan di dalam Gaza, yang sepertiganya diyakini telah tewas.
Baca Juga: Netanyahu Tuduh UNIFIL Jadi Tameng Manusia, Desak PBB Tarik Pasukan dari Selatan Lebanon
Kecaman terhadap serangan Israel kepada pasukan penjaga perdamaian PBB juga datang dari Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon. Luxon mengutuk serangan yang ditargetkan pada pasukan PBB.
"Benar-benar tidak dapat diterima jika Israel menargetkan pasukan penjaga perdamaian PBB," kata Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon kepada wartawan di Wellington, Senin (14/10/2024).
"Saya pikir seluruh dunia marah karena Israel menargetkan fasilitas PBB. Mereka berada di sana dalam misi penjaga perdamaian untuk mencoba menjaga perdamaian di perbatasan itu," katanya.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Desy-Afrianti
Sumber : The Associated Press