> >

Indonesia Desak Negara Asia Timur Akui Kemerdekaan Palestina dan Patuhi Hukum Internasional

Kompas dunia | 12 Oktober 2024, 21:00 WIB
Wapres Maruf Amin. Indonesia di KTT Asia Timur 2024 menyerukan negara-negara Asia Timur mengakui kedaulatan Palestina dan mendesak komunitas internasional untuk mematuhi hukum internasional serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. (Sumber: Anadolu)

ANKARA, KOMPAS TV - Indonesia di KTT Asia Timur 2024 menyerukan negara-negara Asia Timur mengakui kedaulatan Palestina dan mendesak komunitas internasional untuk mematuhi hukum internasional serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Berbicara di KTT Asia Timur di Vientiane, Laos, Jumat (11/10/2024), Wakil Presiden Ma'ruf Amin memperingatkan bahwa konflik-konflik baru dapat muncul jika prinsip hukum internasional diabaikan.

"Sebagai pemimpin, kita harus bersikap tegas dan berpihak pada hukum internasional dan kemanusiaan. Jangan memilih-milih dalam menerapkan hukum internasional. Jika ini berlanjut, saya khawatir banyak konflik baru yang akan muncul," kata Amin, sebagaimana dikutip Antara, Sabtu (12/10).

"Oleh karena itu, saya mendesak negara-negara yang belum mengakui Palestina untuk segera melakukannya," tambahnya.

Ia menekankan hukum internasional harus dihormati oleh semua pihak, tanpa kecuali.

Baca Juga: Israel Bom Tiga Negara dalam Kurun 24 Jam: Palestina, Lebanon, dan Suriah

Saat ini, jumlah negara yang telah mengakui Palestina mencapai 146, setelah adanya pengakuan dari Spanyol, Norwegia, Irlandia, Slovenia, Armenia, Bahama, Trinidad dan Tobago, Jamaika, serta Barbados.

Israel terus melancarkan serangan brutal di Gaza setelah serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada Oktober 2023 lalu, meskipun Dewan Keamanan PBB telah menyerukan gencatan senjata segera.

Setidaknya 49 warga Palestina tewas dalam serangan terbaru Israel di Jalur Gaza, menambah jumlah korban jiwa sejak tahun lalu menjadi 42.175, menurut Kementerian Kesehatan di wilayah tersebut pada Sabtu.

Dalam pernyataannya, kementerian itu menambahkan bahwa sekitar 98.336 orang lainnya terluka dalam serangan yang terus berlanjut.

“Pasukan Israel membunuh 49 orang dan melukai 219 lainnya dalam lima pembantaian keluarga selama 24 jam terakhir,” kata pernyataan kementerian tersebut.

“Banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalanan karena tim penyelamat tidak bisa mencapai mereka,” tambahnya.

Melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera, Israel terus melakukan serangan brutal di Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Baca Juga: Israel Perintahkan Warga Gaza Utara Mengungsi, Bakal Kembali Terjadi Serangan Besar?

Serangan Israel ini telah menyebabkan hampir seluruh penduduk wilayah tersebut mengungsi di tengah blokade yang berlangsung, yang telah menyebabkan kekurangan parah dalam pasokan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Upaya mediasi yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS), Mesir, dan Qatar untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza serta pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas telah gagal karena Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak untuk menghentikan perang.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional terkait tindakannya di Gaza.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Antara


TERBARU