> >

Jenderal Iran Tewas saat Serangan Udara Israel Bersama Pemimpin Hizbullah

Kompas dunia | 29 September 2024, 01:13 WIB
Jenderal Abbas Nilforoushan, 58 tahun, tewas hari Jumat dalam serangan di Lebanon yang menewaskan Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah (Sumber: Visegrad / IRGC)

TEHRAN, KOMPAS TV — Seorang jenderal terkemuka dari Pasukan Pengawal Revolusi Iran dilaporkan tewas saat serangan udara Israel.

Ia dikabarkan tewas bersama pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, di Beirut, Sabtu, 28 September 2024.

Media resmi Iran menyebutkan, Jenderal Abbas Nilforoushan itu tewas dalam serangan tersebut.

Kematian Jenderal Abbas Nilforoushan menambah daftar korban Iran seiring perang Israel-Hamas di Jalur Gaza.

Kematian ini juga meningkatkan tekanan terhadap Iran untuk merespons, walaupun Tehran dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan keinginan bernegosiasi dengan Barat terkait sanksi ekonomi yang melumpuhkan negara tersebut.

Jenderal Abbas Nilforoushan, 58 tahun, tewas hari Jumat dalam serangan di Lebanon yang menewaskan Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah.

Menurut laporan dari Teheran Times, media milik pemerintah Iran.,Wakil Kepala Kehakiman Iran, Ahmad Reza Pour Khaghan juga mengonfirmasi kematian Nilforoushan.

Ia menyebutnya "tamu bagi rakyat Lebanon," dilaporkan oleh kantor berita IRNA.

Khaghan juga menegaskan, Iran punya hak untuk melakukan pembalasan di bawah hukum internasional.

Sebagai Wakil Komandan untuk operasi di Pasukan Pengawal Revolusi, Nilforoushan bertugas mengawasi pasukan darat.

Namun, belum jelas apa yang dilakukannya di Lebanon pada hari Jumat tersebut.

Baca Juga: Hizbullah Umumkan Pemimpin Mereka Hassan Nasrallah Tewas dalam Serangan Udara Israel

Pasukan Quds milik Pengawal Revolusi sudah beberapa dekade mempersenjatai, melatih, dan bergantung pada Hizbullah.

Hal ini sebagai bagian dari strategi Iran untuk menggunakan milisi regional sebagai penyeimbang terhadap Israel dan Amerika Serikat.

Nilforoushan, seperti anggota Pasukan Pengawal Revolusi lainnya memandang Israel sebagai musuh utama Iran, sering mengejek dan mengkritik Israel.

"Rezim Zionis punya banyak keretakan etnis, budaya, sosial, dan militer. Mereka lebih rentan dan menuju kehancuran dibandingkan sebelumnya," kata Nilforoushan pada 2022 dalam sebuah laporan IRNA.

Nilforoushan juga pernah bertugas di Suriah, mendukung Presiden Bashar Assad dalam perang belasan tahun di negara tersebut, yang berawal dari Arab Spring tahun 2011.

Seperti banyak rekan sejawatnya, Nilforoushan memulai karier militernya pada perang Iran-Irak di tahun 1980-an.

Pada 2020, televisi negara Iran menyebutnya sebagai "rekan seperjuangan" Jenderal Qassem Soleimani, kepala Pasukan Quds, yang tewas dalam serangan drone AS di Baghdad pada tahun yang sama.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Deni-Muliya

Sumber : Associated Press


TERBARU