> >

Fakta-Fakta Penting Jelang Perang Total Israel dan Hizbullah

Kompas dunia | 26 September 2024, 07:30 WIB
Asap mengepul akibat penembakan Israel terhadap desa-desa di distrik Nabatiyeh, terlihat dari kota selatan Marjayoun, Lebanon, Senin, 23 September 2024. (Sumber: AP Photo)

Militer Israel juga melaporkan bahwa angkatan udara mereka telah menghantam sekitar 280 sasaran Hizbullah di seluruh Lebanon pada hari Rabu. Menteri Kesehatan Lebanon menyatakan bahwa serangan Israel terbaru ini menewaskan lebih dari 50 orang dan melukai ratusan lainnya. Dengan demikian, total korban tewas di Lebanon selama tiga hari terakhir mencapai lebih dari 600 orang.

Di pihak Israel, dua warga terluka akibat serpihan roket setelah Hizbullah menembakkan puluhan roket ke wilayah utara Israel, menurut laporan militer setempat.

Baca Juga: Jokowi: Indonesia Kutuk Keras Serangan Israel ke Lebanon, Rencana Pemulangan WNI dalam Proses

Apa Rencana Israel?

Pejabat Israel mengatakan mereka belum membuat keputusan resmi untuk memperluas operasi militer terhadap Hizbullah, dan belum menyebutkan secara terbuka apa yang mungkin mereka lakukan.

Komandan Komando Utara Israel dilaporkan telah menganjurkan invasi darat ke Lebanon, dan Kepala Staf Militer Israel, Letnan Jenderal Herzi Halevi, mengatakan kepada pasukan yang ditempatkan di perbatasan utara pada hari Rabu bahwa serangan udara yang sedang berlangsung dimaksudkan untuk "mempersiapkan medan untuk kemungkinan masuknya kalian dan terus melemahkan Hizbullah."

Halevi melanjutkan, "Hari ini mereka (Hizbullah) akan menerima respons yang sangat kuat. Siapkan diri kalian."

Sementara itu, dengan pertempuran di Gaza yang mulai melambat, Israel telah meningkatkan pasukannya di sepanjang perbatasan Lebanon, termasuk kedatangan divisi tentara yang kuat yang diyakini mencakup ribuan pasukan. Pada hari Rabu, Israel juga mengumumkan bahwa mereka akan mengerahkan dua brigade cadangan untuk misi di utara.

Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, pekan lalu menyatakan dimulainya "fase baru" dari perang saat Israel mengalihkan fokusnya ke Hizbullah.

Baca Juga: Digempur Serangan Brutal Israel, Hizbullah Disebut Mampu Bertahan, Ini Kuncinya

Warga melihat lokasi yang terkena roket yang ditembakkan dari Lebanon, di Moreshet, Israel utara, pada Minggu, 22 September 2024. Pemerintah Israel hari Selasa dini hari memberlakukan keadaan darurat nasional hingga 30 September di tengah hujan rudal dari Hizbullah dan Perlawanan Hamas di Gaza. (Sumber: AP Photo)

Apa Dampak dari Perang Skala Penuh?

Perang baru dapat menjadi lebih buruk daripada perang pada tahun 2006, yang sudah cukup traumatis untuk menjadi penghalang bagi kedua belah pihak sejak saat itu.

Pertempuran tersebut menewaskan ratusan pejuang Hizbullah dan sekitar 1.100 warga sipil Lebanon, serta meninggalkan sebagian besar wilayah selatan dan sebagian Beirut dalam kehancuran. Lebih dari 120 tentara Israel tewas dan ratusan lainnya terluka. Serangan roket Hizbullah ke kota-kota Israel menewaskan puluhan warga sipil.

Israel memperkirakan Hizbullah punya sekitar 150.000 roket dan rudal, beberapa di antaranya berpresisi tinggi, yang dapat menjangkau seluruh wilayah Israel. Meskipun Israel telah memperkuat sistem pertahanan udara, masih belum jelas apakah mereka dapat menahan serangan yang intens dalam perang baru.

Israel mengatakan bahwa mereka dapat mengubah wilayah selatan Lebanon menjadi zona pertempuran, dengan menyatakan bahwa Hizbullah telah menempatkan roket, senjata, dan pasukan di sepanjang perbatasan. Dalam retorika yang semakin memanas selama beberapa bulan terakhir, para politisi Israel menyatakan bahwa mereka akan melakukan kerusakan di Lebanon sebagaimana yang mereka lakukan di Gaza.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press


TERBARU