> >

Israel Kembali Tuduh Josep Borrell Anti-Semit Usai Mengutuk Pembantaian Israel Atas Staf UNRWA Gaza

Kompas dunia | 16 September 2024, 00:00 WIB
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, hari Jumat, 23/8/2024, menegaskan Israel tidak akan pernah mengizinkan apalagi membiarkan  negara Palestina berdiri. (Sumber: Anadolu )

YERUSALEM, KOMPAS TV - Menlu Israel, Israel Katz, pada Sabtu (14/9/2024) kembali menuduh Josep Borrell, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, seorang anti-Semit usai ia mengutuk dan mengungkapkan murkanya atas serangan udara Israel yang membantai staf Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Gaza dari lembaga UNRWA.

"Josep Borrell adalah seorang anti-Semit dan pembenci Israel yang secara konsisten mencoba meloloskan resolusi dan sanksi terhadap Israel di Uni Eropa, hanya untuk diblokir oleh sebagian besar negara anggota," kata Katz dalam sebuah pernyataan seperti laporan Straits Times, Minggu (15/9).

Pada 12 September, Borrell menyatakan dirinya terkejut atas tewasnya enam karyawan Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) dalam serangan udara Israel di sebuah sekolah yang telah dijadikan tempat perlindungan di daerah Nuseirat, Gaza tengah.

Serangan tersebut menghancurkan sebagian dari Sekolah Al-Jawni yang dikelola oleh PBB sehari sebelumnya, menyisakan hanya puing-puing besi yang hangus dan beton yang hancur. 

Badan pertahanan sipil Gaza dan PBB melaporkan bahwa setidaknya 18 orang, termasuk perempuan dan anak-anak, tewas dalam serangan itu, sementara militer Israel mengatakan mereka menargetkan militan Hamas.

Militer Israel mengklaim telah membunuh sembilan militan, termasuk tiga di antaranya adalah karyawan UNRWA.

Baca Juga: Israel Sebut Rudal Yaman Hantam Wilayahnya, Picu Sirene Peringatan dan Kepanikan

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell berbicara dengan media saat tiba di pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa di gedung Dewan Eropa di Brussels, Kamis, 29 Agustus 2024. (Sumber: AP Photo)

UNRWA sendiri menyebutkan enam stafnya tewas dalam dua serangan Israel di sekolah tersebut. 

Ini adalah insiden paling mematikan bagi badan tersebut selama lebih dari 11 bulan perang, dan memicu kecaman internasional.

Katz secara konsisten menuduh Borrell sebagai anti-Semit, menekankan bahwa Borrell terus berbicara tentang dugaan pelanggaran Israel di Gaza dan Tepi Barat. 

Borrell mengatakan bahwa serangan di Nuseirat menunjukkan pengabaian terhadap prinsip-prinsip dasar hukum kemanusiaan internasional.

Pada 14 September, Katz menanggapi dengan menyatakan: "Ada perbedaan antara kritik yang sah dan kampanye penuh kebencian yang anti-Semit yang dipimpin Borrell melawan Israel – mengingatkan kita pada anti-Semit terburuk dalam sejarah."

Sementara itu, UNRWA melaporkan bahwa lebih dari 220 anggota stafnya telah tewas dalam perang Israel-Hamas di Gaza, yang dipicu oleh serangan tak terduga Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober.

Baca Juga: Gara-Gara Agresi Israel, Perekonomian Palestina Jatuh dan Butuh Miliaran Dolar untuk Dibangun

Staf UNRWA di Gaza, Palestina. Jumlah pekerja kemanusiaan yang tewas dalam konflik di seluruh dunia mencatat rekor tertinggi tahun 2023, kata PBB, dengan jumlah kematian tahun 2024 mungkin lebih parah. (Sumber: Anadolu)

Pada 13 September, UNRWA mengumumkan bahwa salah satu pegawainya tewas dalam serangan Israel di Tepi Barat yang diduduki, kematian pertama di wilayah tersebut dalam lebih dari satu dekade.

UNRWA memiliki lebih dari 30.000 pegawai yang tersebar di wilayah Palestina dan di tempat lain. 

Organisasi ini telah mengalami krisis sejak Israel menuduh selusin stafnya terlibat dalam serangan 7 Oktober. PBB segera memecat staf yang terlibat, dan penyelidikan menemukan beberapa "masalah terkait netralitas" namun menegaskan bahwa Israel tidak memberikan bukti atas tuduhan utamanya.

Israel telah berulang kali menuduh pejabat internasional, termasuk Borrell, sebagai anti-Semit hanya karena mereka mengkritik kebijakan dan ideologi Zionis. 

Baca Juga: Israel Serang Kamp Pengungsi Al-Mawasi, Otoritas Gaza: 22 Jenazah "Menguap" akibat Ledakan Bom

Tuduhan ini sering digunakan untuk membungkam suara-suara yang mengutuk tindakan Israel terhadap Palestina, terutama di Gaza dan Tepi Barat. 

Fakta bahwa kritik terhadap Israel sering kali disamakan dengan anti-Semitisme oleh Israel sendiri, menurut para pengamat, merupakan upaya untuk membatasi diskusi internasional tentang pelanggaran hak asasi manusia yang terus berlanjut di wilayah tersebut.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Straits Times


TERBARU