Israel Kembali Tuduh Josep Borrell Anti-Semit Usai Mengutuk Pembantaian Israel Atas Staf UNRWA Gaza
Kompas dunia | 16 September 2024, 00:00 WIBBorrell mengatakan bahwa serangan di Nuseirat menunjukkan pengabaian terhadap prinsip-prinsip dasar hukum kemanusiaan internasional.
Pada 14 September, Katz menanggapi dengan menyatakan: "Ada perbedaan antara kritik yang sah dan kampanye penuh kebencian yang anti-Semit yang dipimpin Borrell melawan Israel – mengingatkan kita pada anti-Semit terburuk dalam sejarah."
Sementara itu, UNRWA melaporkan bahwa lebih dari 220 anggota stafnya telah tewas dalam perang Israel-Hamas di Gaza, yang dipicu oleh serangan tak terduga Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober.
Baca Juga: Gara-Gara Agresi Israel, Perekonomian Palestina Jatuh dan Butuh Miliaran Dolar untuk Dibangun
Pada 13 September, UNRWA mengumumkan bahwa salah satu pegawainya tewas dalam serangan Israel di Tepi Barat yang diduduki, kematian pertama di wilayah tersebut dalam lebih dari satu dekade.
UNRWA memiliki lebih dari 30.000 pegawai yang tersebar di wilayah Palestina dan di tempat lain.
Organisasi ini telah mengalami krisis sejak Israel menuduh selusin stafnya terlibat dalam serangan 7 Oktober. PBB segera memecat staf yang terlibat, dan penyelidikan menemukan beberapa "masalah terkait netralitas" namun menegaskan bahwa Israel tidak memberikan bukti atas tuduhan utamanya.
Israel telah berulang kali menuduh pejabat internasional, termasuk Borrell, sebagai anti-Semit hanya karena mereka mengkritik kebijakan dan ideologi Zionis.
Baca Juga: Israel Serang Kamp Pengungsi Al-Mawasi, Otoritas Gaza: 22 Jenazah "Menguap" akibat Ledakan Bom
Tuduhan ini sering digunakan untuk membungkam suara-suara yang mengutuk tindakan Israel terhadap Palestina, terutama di Gaza dan Tepi Barat.
Fakta bahwa kritik terhadap Israel sering kali disamakan dengan anti-Semitisme oleh Israel sendiri, menurut para pengamat, merupakan upaya untuk membatasi diskusi internasional tentang pelanggaran hak asasi manusia yang terus berlanjut di wilayah tersebut.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada
Sumber : Straits Times