> >

Setengah Rakyat Timor Leste Hadiri Misa Paus Fransiskus: Ini Perbandingan dengan Misa Paus Lainnya

Kompas dunia | 11 September 2024, 10:18 WIB
Umat ​​Katolik berkumpul di Esplanade Tasitolu selama lawatan apostolik Paus Fransiskus ke Asia, di Dili, Timor Leste, Selasa, 10 September 2024. (Sumber: AP Photo)

TASITOLU, KOMPAS TV – Hampir setengah dari populasi Timor Leste, atau diperkirakan 600.000 orang, berkumpul di sebuah taman tepi pantai pada Selasa (10/9/2024), menghadiri misa terakhir Paus Fransiskus di negara kecil Asia Tenggara yang sangat berakar dalam tradisi Katolik ini. 

Dengan perkiraan jumlah massa mencapai 600.000 orang, peristiwa tersebut diyakini menjadi salah satu misa terbesar dalam hal proporsi jumlah penduduk yang hadir.

Bagi negara yang 97 persen penduduknya beragama Katolik, ini merupakan salah satu momen bersejarah yang menyentuh hati warga, terutama karena ini adalah kali pertama Paus mengunjungi Timor Leste sejak kemerdekaannya pada tahun 2002.

Lokasinya pun tidak sembarangan; di ladang yang sama, St. Yohanes Paulus II berdoa pada 1989, saat Timor Leste masih bagian dari Indonesia.

Meski pertemuan besar ini menonjol, para ahli tetap memperingatkan agar tidak bergantung pada jumlah perkiraan massa yang sulit diverifikasi secara independen.

Namun satu hal yang pasti: misa Paus selalu menarik kerumunan besar, baik di taman maupun lapangan terbuka.

Berikut beberapa contoh misa Paus lain yang juga mencatatkan kehadiran besar.

Baca Juga: Kunjungan Paus ke Papua Nugini Akan Membahas Isu Keadilan Sosial

Filipina: Rekor Dunia di Manila

Pada 2015, misa Paus Fransiskus di Manila mencetak rekor dunia dengan perkiraan 6 juta orang hadir di Taman Rizal dan sekitarnya.

Ribuan umat Katolik dengan jas hujan warna-warni memenuhi jalan-jalan basah di ibu kota Filipina tersebut.

Paus menutup ziarah Asia-nya dengan pesan mendalam kepada warga Filipina: melindungi anak-anak dari dosa dan keburukan agar mereka bisa menjadi misionaris iman. 

Rekor ini mengalahkan misa terakhir Paus Yohanes Paulus II pada 1995 di tempat yang sama, di mana 5 juta orang hadir.

Yohanes Paulus II kemudian dikanonisasi menjadi santo oleh Vatikan pada tahun 2014.

Brasil: Pantai Copacabana Jadi Lautan Manusia

Pada 2013, Paus Fransiskus memimpin perayaan Hari Kaum Muda Sedunia di Pantai Copacabana, Rio de Janeiro, Brasil, dengan perkiraan 3,7 juta orang hadir, menurut pihak Vatikan dan otoritas Brasil.

Namun, para ahli statistik memperdebatkan angka ini, dan menyebut jumlah sebenarnya mungkin berkisar antara 1,2 hingga 1,5 juta orang.

Datafolha, sebuah lembaga statistik di Brasil, menilai area kerumunan terlalu padat untuk mencapai jumlah yang diklaim.

Meskipun demikian, video dan foto dari acara tersebut tetap menunjukkan antusiasme yang besar, dengan ribuan umat memadati area dekat altar raksasa di pantai tersebut.

Baca Juga: Uskup Agung Jakarta Apresiasi Presiden Jokowi Sambut Paus Fransiskus di Istana Merdeka

Umat ​​Katolik berkumpul di Esplanade Tasitolu selama lawatan apostolik Paus Fransiskus ke Asia, di Dili, Timor Leste, Selasa, 10 September 2024. (Sumber: AP Photo)

Polandia: Momen Bersejarah di Tanah Kelahiran Paus Yohanes Paulus II

Kunjungan pertama Paus Yohanes Paulus II ke Krakow, Polandia pada 1979 menjadi salah satu peristiwa penting dalam sejarah Gereja Katolik.

Hampir 2 juta orang menghadiri misa yang digelar di kampung halaman sang Paus, meskipun berada di bawah tekanan rezim Komunis. 

Kunjungan ini dianggap sebagai titik balik yang membantu memicu runtuhnya komunisme di Eropa Timur.

Lebih dari 20 tahun kemudian, Yohanes Paulus II kembali ke Krakow pada 2002, di mana misa terbuka lainnya dihadiri oleh sekitar 2,5 juta orang.

Kongo: Seruan untuk Perdamaian

Pada 2023, Paus Fransiskus memimpin misa di Kinshasa, ibu kota Kongo, yang dihadiri sekitar 1 juta orang.

Dalam pesannya, Paus menyerukan kepada umat Katolik di Kongo untuk memaafkan mereka yang telah melakukan kekerasan tak manusiawi terhadap mereka.

Dengan sekitar setengah dari 105 juta penduduk Kongo adalah pemeluk Katolik, misa ini menjadi momen penting bagi warga negara yang sedang berjuang melawan konflik dan kekerasan tersebut.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Associated Press


TERBARU