> >

AS Tuntut Negara Kim Jong-un Bertanggung Jawab atas Dukungan ke Rusia dalam Perang di Ukraina

Kompas dunia | 4 September 2024, 14:39 WIB
Kim Jong Un dan Vladimir Putin berjabat tangan setelah menandatangani kemitraan strategis di Pyongyang, Korea Utara, Rabu, 19 Juni 2024. (Sumber: KCNA / AP Photo)

WASHINGTON, KOMPAS.TV – Amerika Serikat kembali menegaskan komitmennya untuk menuntut Korea Utara bertanggung jawab atas dukungannya terhadap Rusia dalam perang yang berlangsung di Ukraina. 

Kekhawatiran terus berkembang bahwa transaksi senjata antara Pyongyang dan Moskow dapat memperpanjang konflik di Eropa Timur yang telah berkecamuk sejak 2022.

Matthew Miller, Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, memastikan bahwa negaranya tidak akan tinggal diam terhadap tindakan negara Kim Jong-un yang dinilai memperburuk situasi di Ukraina. 

“Kami telah melihat dampak dari dukungan Korea Utara dalam perang ini, terutama dalam hal pengiriman senjata yang kemudian digunakan di medan perang,” ujar Miller dalam konferensi pers pada Selasa (3/9/2024) dikutip dari Yonhap 

Miller juga menambahkan bahwa Amerika Serikat akan terus mengambil tindakan untuk mempertanggungjawabkan Rusia atas tindakannya di Ukraina dan Korea Utara atas dukungannya terhadap perang tersebut.

"Kami akan terus mengambil tindakan untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas tindakannya di Ukraina dan meminta pertanggungjawaban Korea Utara atas dukungannya terhadap perang itu," ujarnya.

Pernyataan ini muncul di tengah kekhawatiran internasional mengenai potensi kerjasama militer yang semakin mendalam antara Moskow dan Pyongyang.

Baca Juga: Eks Presiden Korea Selatan Moon Jae-In Tersandung Penyuapan Gegara Carikan Mantu Jabatan

Washington menuduh Korea Utara telah menyediakan berbagai senjata untuk Rusia, termasuk rudal balistik, amunisi, dan peralatan militer lainnya. 

Senjata-senjata tersebut diduga kuat telah digunakan oleh pasukan Rusia dalam pertempuran di Ukraina.

Lebih jauh, spekulasi berkembang bahwa Korea Utara mungkin mengharapkan bantuan balik dari Rusia. 

Beberapa laporan menyebutkan bahwa Pyongyang meminta dukungan berupa pesawat tempur, rudal permukaan-ke-udara, kendaraan lapis baja, hingga peralatan produksi rudal balistik dari Moskow.

Kerjasama militer antara kedua negara ini dinilai tidak hanya berisiko memperpanjang perang di Ukraina, tetapi juga berpotensi mengganggu stabilitas keamanan di Semenanjung Korea dan kawasan sekitarnya.

Dalam konteks ini, Amerika Serikat menegaskan kembali posisinya untuk menjaga keamanan global.

Miller menutup pernyataannya dengan menekankan bahwa semua pihak yang terlibat dalam konflik di Ukraina, baik secara langsung maupun tidak, akan menghadapi konsekuensi atas tindakan mereka. 

Baca Juga: Donald Trump Ingin Mesra Lagi dengan Kim Jong-Un: Keakraban adalah Hal Baik

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Yonhap


TERBARU