> >

Marie Antoinette Mendadak Viral, Simbol Hedonisme Penguasa, Hobi Pesta saat Rakyatnya Miskin

Kompas dunia | 26 Agustus 2024, 20:50 WIB
Marie Antoinette (Sumber: Youtube)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ratu Prancis Marie Antoinette mendadak jadi perbincangan netizen Indonesia di media sosial. Sebenarnya siapa beliau?

Mengutip National Geographic.Grid.ID, Marie Antoinette kerap menjadi simbol hedonisme seorang wanita bangsawan glamor dan bergelimang harta. Citra tersebut lekat dengan kultur pop hingga saat ini, meski sering dikritik sebagai seksis.

Madeleine Pelling menulis untuk The Conversation mengenai budaya pop yang terbentuk dari sosok Marie Antoinette. Madeleine Pelling adalah seorang peneliti asosiasi dalam bidang budaya material dan visual Inggris abad ke-18, di University of York.

Dijelaskannya, pada tahun 2022, tagar #CarrieAntoinette sempat ramai di media sosial setelah kehidupan istri perdana menteri Inggris Boris Johnson, Carrie Johnson disorot karena bergaya hidup mewah.

Baca Juga: Kaesang-Erina Pakai Jet Pribadi ke AS, Sekjen PSI: No Comment, Saya Bukan Jubir

Carrie dibandingkan dengan ratu Prancis Marie Antoinette (1755-1793) yang juga disebut memiliki gaya hidup mewah.

Meski demikian, sebenarnya perbandingan antara ratu abad ke-18 dan tokoh wanita kontemporer sama sekali tidak terbatas pada Carrie Johnson, semua tokoh disebutnya bisa menjadi "penerus Marie Antoinette".

Bahkan pada masanya sendiri, citra ratu Prancis digunakan untuk keuntungan politik dan untuk mengomentari kejahatan atau kebaikan wanita.

Sejak saat itu, Antoinette telah menjadi semacam ikon budaya pop, muncul di film, televisi, dan, baru-baru ini, media sosial.

Marie Antoinette muncul dalam karya-karya yang sering kali berupaya mengeksplorasi kinerja gender dan kekuatan yang mungkin menyertainya.

Marie Antoinette saat ini adalah pastiche. Istilah yang mengacu pada karya sastra, seni, musik, atau arsitektur yang meniru gaya karya sebelumnya

Sebagian detail historis, sebagian pengaruh sinematik, Antoinette menjadi imajinasi populer yang secara teratur digunakan sebagai citra untuk kejahatan yang berlebihan dan gaya hidup hedonisme.

Untuk dipahami, Marie Antoinette semasa hidupnya juga lekat dengan makna politik dan dicitrakan untuk menegaskan maupun melemahkan kekuatan keluarga kerajaan.

Selama Revolusi Prancis, di mana ratu dipenjara dan akhirnya dieksekusi, Marie Antoinette dipersepsikan dan digambarkan secara berbeda di berbagai tempat selama Revolusi Prancis.

Beberapa gambar menggambarkannya sebagai bangsawan yang tamak dan yang lainnya sebagai korban yang mulia.

Gambar-gambar satir sering kali berfokus pada kesombongan istana Prancis yang berlebihan dan gaya hidup mewah yang di luar batas.

Ratu layar perak

Selama berabad-abad sejak kematiannya, gambar Marie Antoinette terus-menerus ditinjau ulang, sering kali menjadi simbol untuk mencerminkan isu-isu kontemporer.

Namun, statusnya sebagai ikon budaya pop benar-benar mencuat pada akhir abad ke-20.

Citra Marie Antoinette dikaitkan dengan penampilan Madonna yang terkenal di MTV Awards tahun 1990 saat membawakan lagu hitnya "Vogue".

Dalam penampilan yang luar biasa, Madonna menggunakan kemiripan Antoinette untuk membangkitkan kembali suasana pesta dansa mewah di Prancis abad ke-18.

Penampilan itu bertujuan untuk menarik hubungan antara budaya queer yang kaya dari tempat lahirnya vogue. Itu adalah penampilan feminitas yang sangat mewah yang ditampilkan oleh penari pria dan wanita.

Citra Marie Antoinette juga kerap ditampilkan di layar kaca. Aktris dari Lise Delamare dan Jane Seymour hingga Diane Kruger semuanya telah memerankannya dalam film.

Mungkin versi yang paling terkenal saat ini adalah Marie Antoinette (2006) karya Sofia Coppola yang dibintangi Kirsten Dunst.

Namun, simbol Marie Antoinette memang kerap muncul sebagai simbol kekuatan perempuan yang dapat dilihat di mana-mana, seperti Bridgerton di Netflix.

Antoinette fiktif inilah yang paling memengaruhi versi digital kontemporer banyak orang tentang ratu Prancis.

Sosok Marie Antoinette akhirnya lekat dengan referensi berlebihan terhadap kemewahan. Gaya hedonisme seorang wanita berkuasa yang hidup bergelimang harta.

Namun demikian, pencitraan Marie Antoinette memang selalu dikritik dan dianggap seksi.

Saat menjadi ratu, rakyat terpukau atas kecantikannya. Meski begitu, selama menjadi penguasa Prancis, Marie sama sekali tak paham kondisi. 

Dia banyak menghabiskan waktu untuk pesta dan dansa-dansi. Termasuk juga bersolek diri dan main judi. Kebiasaan-kebiasaan ini sebenarnya lazim dilakukan para bangsawan Prancis lain.

Hanya saja, Marie melakukan itu tak melihat situasi terlebih dahulu. Yakni saat kondisi negara sedang krisis.

Selama Louis XVI berkuasa, Prancis mengalami penurunan ekonomi. Kas negara hampir kosong akibat aliran dana untuk membantu Revolusi Amerika.

Hutang menumpuk. Upaya menggenjot anggaran melalui kenaikan pungutan pajak tak membawa hasil apapun.

Sementara rakyat di bawah merasakan penderitaan. Mereka tak bisa makan dan hidup tenang. Di tengah kondisi seperti itu, Marie abai dan tetap melakukan dansa-dansi.

Parahnya dia juga sempat membeli dua istana baru. Semuanya tentu saja memakai kas negara.

Baca Juga: Saat Raffi Ahmad Ikut Bicarakan soal Revisi UU Pilkada, Langsung Dihujat Warganet

Aksi hedonisme Marie ditutup rapat-rapat oleh istana supaya rakyat tak mengetahui. Namun, apa daya cerita tersebut tembus juga ke telinga rakyat.

Dari sini, mulai muncul pula mitos terkait kehidupan ratu. Mulai dari hidup foya-foya sampai kehidupan ranjangnya bersama Louis VI. 

Bahkan tersiar kabar juga terkait ucapan ratu yang tak pantas diucapkan saat merespons rakyat kelaparan. "Ils n'ont pas de pain ? Qu'ils mangent de la brioche! (Mereka gak bisa makan roti? Ya makan aja kue!),"

Semua gosip liar itu menjadi martir bagi rakyat untuk memukul penguasa. Namun, semuanya tak diketahui Marie sampai 14 Juli 1799 atau saat rakyat menyerbu tempat tinggal Raja dan Ratu, Istana Versailles. 

 

Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU