> >

5 Agen Secret Service Ditempatkan pada Tugas Administratif Usai Upaya Pembunuhan Terhadap Trump

Kompas dunia | 24 Agustus 2024, 18:30 WIB
Donald Trump dibawa turun pengawalnya dari Secret Service setelah terdengar tembakan saat kampanye di Butler, Pennsylvania, Sabtu (13/7/2024). (Sumber: AP Photo/Evan Vucci)

WASHINGTON, KOMPAS.TV — Lima agen Secret Service telah dipindahkan ke tugas administratif menyusul investigasi internal terkait kegagalan pengamanan dalam upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald J. Trump, pada 13 Juli 2024. Informasi ini diungkapkan oleh dua sumber yang enggan disebut namanya.

Penempatan agen-agen tersebut pada tugas administratif berarti mereka tidak lagi terlibat dalam tugas operasional, termasuk perencanaan pengamanan untuk kampanye kandidat. Meski begitu, mereka tetap menerima gaji dan belum dipecat. 

Menurut sumber tersebut, dilansir dari The Telegraph, Jumat (23/8), empat dari agen yang dipindahkan bertugas di kantor Pittsburgh, sementara satu lainnya adalah anggota dari detail pribadi Trump.

Secret Service menolak memberikan komentar resmi mengenai langkah ini, dengan alasan aturan yang melarang diskusi publik terkait masalah personel.

Penempatan agen pada tugas administratif berbeda dengan cuti administratif, yang biasanya mengharuskan agen menyerahkan lencana dan senjata mereka hingga penyelidikan selesai. 

Dalam kasus ini, para agen tetap berada dalam jajaran personel aktif meski tanpa tanggung jawab operasional.

Kejadian penembakan yang menargetkan Trump terjadi di Butler Farm Show, Pennsylvania, saat mantan presiden tersebut tengah berpidato di hadapan sekitar 15.000 pendukungnya pada 13 Juli lalu.

Seorang penyerang berhasil memanjat atap sekitar 137 meter dari lokasi Trump berbicara dan melepaskan delapan tembakan. 

Baca Juga: Evolusi Perlindungan Secret Service, si Paspampres AS, Jaga Keselamatan Presiden Amerika Serikat

Insiden tersebut menewaskan satu orang dan melukai Trump serta dua lainnya sebelum penyerang ditembak mati oleh sniper Secret Service.

Meskipun puluhan agen dan petugas Secret Service bertugas dalam pengamanan acara tersebut, hanya beberapa di antaranya yang memiliki tanggung jawab langsung atas rencana pengamanan.

Tekanan terhadap Secret Service untuk mengambil tindakan tegas terus meningkat. Beberapa anggota Kongres menuntut agar agen yang dinilai bertanggung jawab dipecat atau setidaknya ditempatkan dalam cuti administratif.

Pada saat yang sama, Direktur Secret Service kala itu, Kimberly A. Cheatle, memilih untuk mengundurkan diri sehari setelah memberikan kesaksian di hadapan Kongres sembilan hari pasca kejadian.

Dalam sidang Kongres bulan lalu, Pelaksana Tugas Direktur Secret Service, Ronald L. Rowe Jr., menjelaskan alasan mengapa belum ada agen yang dipecat. 

"Saya ingin bersikap netral dan memastikan bahwa kami benar-benar memahami apa yang terjadi dengan mewawancarai semua pihak yang terlibat," ujarnya. 

"Senator, Anda meminta saya untuk mengambil keputusan tergesa-gesa mengenai kesalahan seseorang. Saya akui ini adalah kegagalan Secret Service."

Hingga kini, beberapa penyelidikan terkait insiden ini masih berlangsung. Secret Service sendiri tengah melakukan peninjauan internal yang disebut sebagai "mission assurance" untuk memastikan semua prosedur dipatuhi dan mengetahui secara jelas apa yang terjadi di hari itu. 

Baca Juga: Direktur Secret Service Mundur usai Penembakan Donald Trump

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Gading-Persada

Sumber : The Telegraph


TERBARU