> >

Pejabat Kemlu Inggris Mundur karena Pemerintahnya Terus Jual Senjata ke Israel, Tuai Pujian Warganet

Kompas dunia | 19 Agustus 2024, 18:57 WIB

Seorang gadis kecil Palestina menunggu dievakuasi dari sekolah tempat berlindungnya di bagian timur Deir al-Balah, Jalur Gaza, Jumat (16/8/2024). Pejabat senior Kementerian Luar Negeri Inggris mengundurkan diri karena menilai Inggris "terlibat dalam kejahatan perang" di Gaza. (Sumber: AP Photo )

LONDON, KOMPAS.TV Pejabat senior Kementerian Luar Negeri Inggris mengundurkan diri karena menilai Inggris terlibat dalam kejahatan perang di Gaza. 

Dia beralasan tak ada "pembenaran" atas penjualan senjata Inggris ke Israel yang terus berlangsung.

Surat pengunduran diri yang mengecam kebijakan pemerintah terkait penjualan senjata ini dilaporkan media pada Jumat (16/8/2024) lalu, dan dikaitkan dengan Mark Smith, seorang diplomat senior di Kantor Luar Negeri Inggris.

Pada Minggu (18/8) pagi, BBC mengonfirmasi diplomat yang dimaksud memang Smith, yang bekerja di bidang kontra-terorisme. Ia mundur sebagai bentuk protes atas penjualan senjata Inggris ke Israel.

“Dengan berat hati, saya mengundurkan diri setelah bertahun-tahun berkarir di dinas diplomatik. Saya tak bisa lagi menjalankan tugas saya dengan sadar bahwa departemen ini mungkin terlibat dalam kejahatan perang,” tulis Smith dalam suratnya.

Kantor Kementerian Luar Negeri Inggris menolak berkomentar mengenai kasus ini, hanya menyatakan pemerintah Inggris berkomitmen menegakkan hukum internasional.

Mark Smith yang selama ini menangani lisensi ekspor senjata ke Timur Tengah, mengatakan, “Para menteri mengeklaim Inggris punya salah satu sistem lisensi ekspor senjata paling 'ketat dan transparan' di dunia, namun kenyataannya justru sebaliknya.”

Ia menambahkan, setiap hari mereka menyaksikan contoh jelas dan tak terbantahkan dari kejahatan perang dan pelanggaran Hukum Humaniter Internasional yang dilakukan Israel di Gaza.

Baca Juga: Israel Bersikeras Kuasai Koridor Philadelphi di Gaza, Perundingan dengan Hamas Terancam Mentah Lagi

Warga Palestina berkabung di dekat jenazah keluarganya yang tewas dalam serangan Israel di sebuah rumah sakit di Deir al-Balah, Jalur Gaza, Sabtu (10/8/2024). (Sumber: AP Photo/Abdel Kareem Hana)

Surat itu juga menyoroti, “Lebih dari setengah rumah di Gaza dan lebih dari 80% bangunan komersial hancur atau rusak, bantuan kemanusiaan terhalang, dan warga sipil sering kali tak punya tempat aman untuk berlindung. Ambulans Bulan Sabit Merah diserang, sekolah dan rumah sakit kerap menjadi sasaran. Ini adalah kejahatan perang.”

“Tak ada pembenaran bagi Inggris untuk terus menjual senjata ke Israel, namun entah bagaimana, penjualan ini tetap berlanjut,” tambahnya.

“Saya telah menyampaikan hal ini di setiap level organisasi, termasuk melalui investigasi resmi pelapor pelanggaran, dan tidak mendapatkan lebih dari 'terima kasih, kami mencatat kekhawatiran Anda,’” bunyi surat itu.

Surat pengunduran diri ini dikirim melalui surel ke banyak pejabat pemerintah, staf kedutaan, dan penasihat khusus menteri Kantor Luar Negeri, menurut BBC.

Langkah Smith mendapat pujian luas di media sosial, termasuk dari Francesca Albanese, Pelapor Khusus PBB untuk wilayah Palestina yang diduduki.

“Saya berharap lebih banyak diplomat yang mengikuti jejak berani Mark Smith dan berbicara menentang para pendukung kekejaman Israel,” tulisnya di X.

Pada bulan Juni, Departemen Bisnis dan Perdagangan Inggris melaporkan Inggris menerbitkan 108 lisensi ekspor senjata ke Israel sejak 7 Oktober, ketika konflik Gaza dimulai, sementara lebih dari 300 lisensi masih aktif per Mei.

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Anadolu


TERBARU