Perundingan Israel-Hamas Rampung, Kesepakatan Gencatan Senjata Bakal Diresmikan Pekan Depan
Kompas dunia | 16 Agustus 2024, 23:56 WIBBaca Juga: Iran Diperingatkan Qatar Tak Serang Israel Saat Ini, Negosiasi Gencatan Senjata Dipertaruhkan
Upaya untuk mengakhiri perang Israel-Hamas ini muncul ketika jumlah korban tewas di Gaza melebihi 40.000 jiwa, menurut otoritas kesehatan Gaza, dan kekhawatiran meningkat bahwa Iran dan kelompok militan Hizbullah di Lebanon akan menyerang Israel sebagai balasan atas pembunuhan para pemimpin milisi.
Mediator internasional percaya kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk menghentikan pertempuran dan memastikan pembebasan sandera Israel adalah harapan terbaik untuk meredakan ketegangan.
Juru bicara Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby menyebut pembicaraan itu sebagai langkah penting.
Dia mengatakan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan mengingat kompleksitas kesepakatan tersebut dan bahwa para negosiator sedang fokus pada implementasinya.
Para diplomat berharap kesepakatan gencatan senjata akan meyakinkan Iran dan Hizbullah Lebanon untuk menahan diri dari pembalasan atas pembunuhan seorang komandan top Hizbullah dalam serangan udara Israel di Beirut dan pemimpin politik teratas Hamas dalam ledakan di Teheran yang secara luas disalahkan pada Israel.
Kirby mengatakan Iran telah selesai melakukan persiapan dan dapat menyerang kapan saja dengan sedikit atau tanpa peringatan, dan retorikanya harus dianggap serius.
Baca Juga: Korban Tewas Serangan Israel di Gaza Tembus 40.000 Jiwa, Nyawa Palestina Makin Jadi Statistik Belaka
Menteri Luar Negeri Mesir mengatakan pada hari Jumat bahwa kesepakatan gencatan senjata adalah kunci untuk menurunkan suhu di seluruh wilayah.
“Kami akan melakukan semua upaya untuk mencapai gencatan senjata segera di Jalur Gaza karena ini adalah dasar untuk menghentikan eskalasi,” kata Badr Abdelaty selama kunjungannya ke Lebanon.
Dalam pesan jelas kepada Israel, Hizbullah merilis video pada hari Jumat, dengan terjemahan dalam bahasa Ibrani dan Inggris, menunjukkan terowongan bawah tanah di mana truk-truk mengangkut misil jarak jauh.
Seorang pejabat Hizbullah, yang berbicara tanpa menyebut nama karena membahas urusan militer, mengatakan bahwa misil dalam video tersebut memiliki jarak sekitar 140 kilometer, mampu mencapai bagian dalam Israel.
Hizbullah memiliki puluhan ribu roket, misil, dan drone yang dikatakan dapat menyerang di mana saja di Israel.
Hizbullah mulai menyerang Israel pada 8 Oktober dan mengatakan akan berhenti hanya ketika perang Gaza berakhir.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press / Times of Israel