> >

Presiden Iran Tampik Permintaan PM Inggris untuk Tak Balas Serangan Israel, Itu Hak Setiap Negara

Kompas dunia | 13 Agustus 2024, 19:35 WIB
Presiden Iran Masoud Pezeshkian pada upacara memperingati kematian cucu Nabi Muhammad, Hussein, di Tehran, Iran, Jumat, 12 Juli 2024. Iran dengan tegas menolak seruan tiga negara besar Eropa yang meminta agar Iran tidak melakukan serangan balasan terhadap Israel. (Sumber: AP Photo)

TEHRAN, KOMPAS TV - Presiden Iran Masoud Pezeshkian, menegaskan kepada Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, bahwa Iran menganggap serangan balasan terhadap Israel atas pembunuhan pejabat Hamas, Ismail Haniyeh, pada bulan Juli sebagai hak yang sah. Tindakan ini, menurut Pezeshkian, adalah cara untuk mencegah agresi di masa depan.

Menurut laporan dari kantor berita resmi IRNA pada hari Selasa (13/8/2024), dalam percakapan telepon pada Senin malam, Presiden Pezeshkian menyatakan bahwa respons hukuman terhadap agresor adalah "hak setiap negara dan solusi untuk menghentikan kejahatan serta agresi."

Pezeshkian juga mengkritik sikap diam negara-negara Barat terhadap “kejahatan tidak manusiawi yang belum pernah terjadi sebelumnya” di Gaza dan serangan Israel di tempat lain di Timur Tengah. Menurutnya, sikap ini tidak bertanggung jawab dan justru mendorong Israel untuk mengancam keamanan regional dan global.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa kedua pemimpin membahas cara-cara untuk memulihkan perdamaian dan stabilitas di kawasan dan dunia, serta meningkatkan hubungan bilateral, meskipun tidak dijelaskan lebih lanjut.

Israel tidak mengonfirmasi maupun menyangkal peranannya dalam pembunuhan Haniyeh pada bulan Juli, namun sebelumnya Israel telah berjanji untuk membunuh Haniyeh dan pemimpin Hamas lainnya sebagai balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan yang memicu perang di Gaza.

Pembunuhan ini memicu kekhawatiran akan konflik regional yang lebih luas dan kemungkinan konfrontasi langsung antara Israel dan Iran jika Teheran melakukan serangan balasan.

Iran tidak mengakui keberadaan Israel dan mendukung kelompok-kelompok militan anti-Israel, termasuk Hamas dan Hezbollah di Lebanon.

Baca Juga: Gedung Putih Peringatkan Serangan Iran Balas Kematian Ismail Haniyeh akan Terjadi Pekan Ini

Pemimpin politik puncak kelompok Hamas, Ismail Haniyeh tewas dibunuh serangan udara di Tehran hari Rabu, 31 Juli 2024. (Sumber: AP Photo)

Iran juga dengan tegas menolak seruan tiga negara besar Eropa yang meminta agar Iran tidak melakukan serangan balasan terhadap Israel. 

Seruan ini disampaikan pada Selasa (12/8/2024) oleh Prancis, Jerman, dan Inggris, di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.

Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer sebelumnya menyerukan dukungan terhadap upaya mediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat untuk mengakhiri perang Israel-Hamas. 

Mereka juga mendesak agar para sandera yang ditahan oleh Hamas segera dibebaskan dan bantuan kemanusiaan bisa masuk ke Gaza tanpa hambatan. 

Selain itu, ketiga negara ini meminta Iran dan sekutunya agar tidak melakukan aksi balasan yang bisa memperburuk situasi setelah pembunuhan dua pejabat tinggi di Beirut dan Teheran pada akhir Juli lalu.

Namun, Iran menanggapi seruan tersebut dengan keras. 

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, menyatakan bahwa permintaan dari negara-negara Eropa itu "tidak masuk akal, melanggar hukum internasional, dan merupakan tuntutan yang berlebihan."

Kementerian luar negeri Iran menegaskan Iran akan tetap membela hak-haknya dan tidak membutuhkan izin dari siapapun untuk merespons pembunuhan Ismail Haniyeh, yang dibunuh di Tehran oleh Israel, seperti laporan kantor berita resmi Iran, IRNA.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press


TERBARU