> >

AS, Mesir, dan Qatar Desak Israel-Hamas Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Kompas dunia | 10 Agustus 2024, 05:50 WIB
Warga Palestina mengungsi dari wilayah Khan Younis di Jalur Gaza, menyusul perintah evakuasi militer Israel, yang menyatakan pasukannya akan segera masuk, Kamis, 8 Agustus 2024. (Sumber: AP Photo/Abdel Kareem Hana)

Hampir 40.000 orang di Gaza dilaporkan tewas dan jutaan lainnya harus mengungsi serta dalam ancaman kelaparan, sejak Israel menyerang pada 7 Oktober lalu.

Hingga saat ini, Hamas belum memberikan tanggapan terhadap ajakan untuk melanjutkan pembicaraan. 

Saat ini, ketegangan di kawasan Timur Tengah meningkat setelah pembunuhan pemimpin politik tertinggi Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran pada 31 Juli lalu, yang dipandang banyak pihak sebagai pukulan bagi perundingan gencatan senjata.

Pembunuhan tersebut secara luas dianggap sebagai tindakan Israel, meskipun negara tersebut tidak memberikan komentar resmi.

Namun, surat kabar AS, The Washington Post yang mengutip tiga sumber yang dekat dengan Gedung Putih pada Rabu (7/8/2024) melaporkan, Israel telah memberi tahu AS bahwa merekalah yang berada di balik pembunuhan Haniyeh.

Pejabat-pejabat AS yakin Hamas akan bersedia melanjutkan negosiasi meskipun Haniyeh, yang sebelumnya memimpin organisasi tersebut dalam proses negosiasi, telah dibunuh. 

Kepemimpinan politik Hamas kini berada di bawah komando Yahya Sinwar, pemimpin sayap militer kelompok perlawanan Palestina itu. 

Baca Juga: Janji Israel Bunuh Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Bakal Sulit Tercapai, Ini Sebabnya

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Associated Press


TERBARU