> >

Sekutu Barat Kutuk Pernyataan Menkeu Israel soal Biarkan Gaza Kelaparan, Desak Cabut Ucapan

Kompas dunia | 9 Agustus 2024, 10:44 WIB
Tawanan Palestina yang baru bebas dari penjara Sde Teiman Israel. Mantan tahanan Palestina yang baru bebas mengungkapkan kekejaman Israel di penjara-penjara mereka, di mana para tahanan Palestina dibiarkan menderita kelaparan dengan jatah makanan hanya tiga sendok nasi per orang setiap hari. (Sumber: Anadolu )

YERUSALEM, KOMPAS TV - Sekutu Barat Israel bereaksi keras terhadap pernyataan kontroversial Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, yang membenarkan tindakan Israel untuk membiarkan rakyat Gaza kelaparan sampai mati hingga seluruh sandera dibebaskan.

Dalam sebuah pidato, Smotrich mengatakan: membiarkan lebih dari 2 juta warga Gaza kelaparan mungkin "bisa dibenarkan dan bermoral" sampai para sandera yang ditahan oleh Hamas setelah serangan 7 Oktober di Israel selatan, dibebaskan.

Dalam pidatonya hari Senin, Smotrich mengakui Israel sebenarnya tidak punya pilihan lain selain mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza.

“Kita hidup di zaman global. Tidak mungkin kita bisa mengatur perang dengan membiarkan 2 juta orang kelaparan, meskipun hal itu mungkin saja bisa dibenarkan secara moral sampai para sandera dikembalikan,” ujarnya dalam sebuah acara yang mendukung pemukiman Yahudi.

Smotrich, yang memiliki posisi penting dalam koalisi pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dikenal dengan pandangannya yang keras, termasuk mendukung penjajahan kembali Gaza, pembangunan pemukiman Yahudi yang telah dibongkar pada 2005, dan mendorong "migrasi sukarela" warga Palestina dari wilayah tersebut.

Pernyataan Smotrich langsung mendapat kecaman dari Uni Eropa pada hari Rabu (7/8/2024), yang menegaskan bahwa "membiarkan warga sipil kelaparan secara sengaja adalah kejahatan perang."

Josep Borrell, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, menyebut pernyataan itu sebagai sesuatu yang "sangat memalukan," dan mengatakan bahwa "ini sekali lagi menunjukkan ketidakpeduliannya terhadap hukum internasional dan prinsip-prinsip dasar kemanusiaan."

Baca Juga: Kekejaman Israel terhadap Tahanan Palestina Terungkap: Hanya Tiga Sendok Nasi per Orang Setiap Hari

Tawanan Palestina di penjara Sde Teiman Israel. Sebuah rekaman kamera pengawas yang bocor hari Rabu, 7/8/2024, menunjukkan sejumlah tentara Israel melakukan pemerkosaan terhadap tawanan Palestina dari Gaza di kamp penahanan Sde Teiman. (Sumber: Haaretz)

David Lammy, Menteri Luar Negeri Inggris yang baru, juga turut mengecam. “Tidak ada pembenaran untuk pernyataan Menteri Smotrich,” tulisnya di media sosial X.

“Kami berharap pemerintah Israel segera menarik dan mengutuk pernyataan tersebut,” ujarnya.

Duta Besar Jerman untuk Israel, Steffen Seibert, juga tidak ketinggalan memberikan komentar. Ia menyebut pernyataan Smotrich sebagai "tidak dapat diterima dan sangat mengerikan."

“Melindungi warga sipil dalam perang dan memberikan mereka akses ke air dan makanan adalah prinsip dasar hukum internasional dan kemanusiaan,” tulisnya di X.

Perang yang dipicu oleh serangan Hamas telah menjerumuskan Gaza ke dalam krisis kemanusiaan yang parah. 

Mayoritas penduduknya terpaksa mengungsi di dalam wilayah yang diblokade, sering kali berpindah-pindah, dan ratusan ribu orang kini hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan di kamp-kamp pengungsian.

Baca Juga: Setelah Ismail Haniyeh, Israel Ancam Habisi Pemimpin Hamas Yahya Sinwar

Tawanan Palestina di penjara Sde Teiman Israel. Haaretz mengutip seorang tentara Israel dari Pasukan 100 yang mengawasi penjara tersebut yang mengonfirmasi perlakuan buruk terhadap tahanan, di antaranya dipaksa telanjang, diborgol dan ditutup mata jangka panjang, disetrum tegangan tinggi, kelaparan sistematis, dan mutilasi hidup-hidup. (Sumber: Haaretz)

Menurut laporan dari Integrated Food Security Phase Classification pada bulan Juni, Gaza berada pada "risiko tinggi" mengalami kelaparan.

Organisasi kemanusiaan menyebutkan bahwa pengiriman bantuan, termasuk makanan, terganggu oleh pembatasan dari pihak Israel, pertempuran yang masih berlangsung, dan situasi keamanan yang tidak stabil. 

Israel menyatakan bahwa mereka mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk tanpa batasan, namun menyalahkan lembaga-lembaga PBB karena tidak segera mendistribusikannya.

Serangan mendadak yang dilakukan oleh kelompok militan Hamas menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel, dan mereka juga membawa sekitar 250 sandera ke Gaza. 

Saat ini, masih ada sekitar 110 sandera yang belum dibebaskan, meskipun Israel menduga bahwa sepertiga dari mereka mungkin telah tewas. 

Sebagian besar sandera yang tersisa dibebaskan selama gencatan senjata sepekan di bulan November.

Serangan Israel yang terus berlanjut telah menyebabkan hampir 40.000 warga Palestina tewas, menurut laporan Kementerian Kesehatan Gaza, dan kerusakan besar-besaran terjadi di berbagai wilayah. 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press


TERBARU