> >

Yahya Sinwar Jadi Pemimpin Baru Hamas, Begini Tanggapan Amerika Serikat

Kompas dunia | 7 Agustus 2024, 15:33 WIB
Pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar, pada April 2022. Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, Selasa (6/8/2024), mengumumkan Sinwar yang dituding Israel dan Barat sebagai komandan serangan 7 Oktober di Israel, sebagai pemimpin baru mereka di Gaza. (Sumber: AP Photo)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) menanggapi penunjukan Yahya Sinwar sebagai pemimpin Hamas yang baru menggantikan Ismail Haniyeh yang diduga dibunuh Israel di Teheran, Iran, pada 31 Juli lalu.

Haniyeh adalah yang memimpin Hamas dalam perundingan gencatan senjata dengan Israel.

Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengatakan Sinwar harus segera menyelesaikan perundingan gencatan senjata dengan Israel.

Dia menyebut Sinwar sebagai pihak yang punya keputusan akhir dalam menentukan gencatan senjata di Gaza, meski Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang telah berulang kali menolak kesepakatan gencatan senjata dan menyatakan akan terus melancarkan serangan.

"Dulu dan sekarang, Yahya Sinwar adalah orang yang mempunyai keputusan akhir dalam mencapai gencatan senjata, dan dia harus memutuskan apakah akan melanjutkan negosiasi gencatan senjata," kata Blinken di Washington, AS, Selasa (6/8/2024), dikutip dari Al Arabiya.

"Negosiasi mengenai tahanan di Gaza telah mencapai tahap akhir," imbuhnya.

Blinken pun berharap agar Israel dan Hamas bisa bekerja sama untuk melakukan gencatan senjata.

“Para pihak harus bekerja untuk menyelesaikan perjanjian Gaza sesegera mungkin," ucapnya.

Baca Juga: Hamas Umumkan Yahya Sinwar sebagai Pemimpin Baru, Dipandang Jadi Sinyal Perlawanan Habis-habisan

Dalam kesempatan tersebut, Blinken juga memperingatkan Israel dan Iran agar tidak meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah.

"Kami mengatakan kepada Israel dan Iran secara langsung bahwa tidak ada seorang pun yang boleh meningkatkan konflik di wilayah tersebut," tegasnya.

Eskalasi ketegangan di Timur Tengah belakangan ini meningkat setelah pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran, Iran.

Haniyeh diduga tewas akibat serangan bom yang dioperasikan intelijen Israel pada Rabu, 31 Juli 2024 sekitar pukul 02.00 waktu setempat.

Setelah insiden pembunuhan tersebut, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengancam akan membalas Israel.

Ancaman ini muncul karena serangan tersebut menargetkan tamu penting Iran dan terjadi di wilayahnya. 

Sehari sebelumnya, Hizbullah juga mengancam akan melakukan pembalasan terhadap Israel, setelah Komandan Hizbullah, Fuad Shukr, tewas dalam serangan udara Israel di Beirut, Lebanon, pada Selasa malam, 30 Juli 2024. 

Baca Juga: Respons Israel Soal Hamas Umumkan Pemimpin Baru Yahya Sinwar

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : KOMPAS TV, Al Arabiya


TERBARU