> >

Profil Kamala Harris: Dari Jaksa, Wakil Presiden, hingga Calon Pemimpin Amerika Serikat

Kompas dunia | 6 Agustus 2024, 12:50 WIB
Wakil Presiden AS Kamala Harris melambaikan tangan saat tiba di Pangkalan Angkatan Udara Andrews di Maryland, Sabtu, 27 Juli 2024. Harris kembali ke Washington setelah berpartisipasi dalam acara politik di Pittsfield, Massachusetts. (Sumber: AP Photo )

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, resmi menjadi calon presiden dari Partai Demokrat yang akan bersaing dengan Donald Trump di Pilpres AS bulan November mendatang.

Pengesahan pencalonan Harris dilakukan melalui pemungutan suara daring yang melibatkan delegasi Konvensi Nasional Demokrat selama lima hari. 

Dan hasilnya yang diumumkan pada Senin (5/8/2024) malam, 99 persen delegasi memberikan suara mereka untuk Harris.

Calon presiden berusia 59 tahun itu pun menjadi perempuan kulit berwarna pertama yang memimpin tiket partai besar di Amerika Serikat. 

Proses pencalonan Harris berlangsung cepat setelah Presiden Joe Biden memutuskan untuk mengakhiri kampanyenya, menyusul penampilan debat yang dianggap buruk pada bulan Juni lalu.

Lantas, siapakah Kamala Harris? Berikut profilnya:

Profil Kamala Harris

Dilansir dari Associated Press, Kamala Devi Harris lahir pada 20 Oktober 1964 di Oakland, California. Ia merupakan anak dari pasangan imigran, Shyamala Gopalan, seorang ilmuwan kanker payudara asal India, dan Donald Harris, seorang profesor emeritus di Stanford University yang berasal dari Jamaika.

Harris tumbuh dalam lingkungan yang sarat dengan nilai-nilai perjuangan hak-hak sipil. Kedua orang tuanya aktif dalam gerakan ini, yang memberinya pandangan tentang pentingnya keadilan sosial sejak usia dini. 

Setelah menyelesaikan pendidikan hukum di University of California, Hastings College of the Law, Harris memulai karirnya sebagai jaksa di wilayah Bay Area. 

Pada tahun 2010, ia membuat sejarah dengan terpilih sebagai Jaksa Agung California, wanita kulit berwarna pertama yang menduduki posisi tersebut. Dalam perannya sebagai Jaksa Agung, Harris dikenal karena upayanya memperjuangkan reformasi peradilan pidana dan perlindungan konsumen.

Baca Juga: Kamala Harris Resmi Menjadi Calon Presiden dari Partai Demokrat, Siap Tantang Donald Trump

Pada tahun 2016, Harris terpilih menjadi Senator Amerika Serikat mewakili negara bagian California. Di Senat, ia segera dikenal sebagai suara progresif yang kuat, terutama dalam komite peradilan, di mana ia dengan tegas menginterogasi nominasi Trump, termasuk Brett Kavanaugh, yang saat ini menjabat sebagai Hakim Agung AS.

Pada tahun 2019, Harris meluncurkan kampanye presidennya dengan banyak harapan, tetapi terpaksa mundur sebelum pemilihan pendahuluan Iowa karena kurangnya dukungan dana dan perpecahan dalam tim kampanyenya. 

Meskipun kampanyenya berakhir lebih awal, Harris tetap menjadi sosok yang diperhitungkan dalam politik nasional.

Tak lama setelah itu, Harris dipilih oleh Joe Biden sebagai pasangannya dalam pemilihan presiden 2020. 

Setelah berhasil memenangkan pemilu, Harris dilantik sebagai Wakil Presiden Amerika Serikat pada Januari 2021, menjadikannya wanita, orang kulit berwarna, dan orang keturunan Asia Selatan pertama yang menduduki jabatan tersebut.

Sebagai Wakil Presiden, Harris memegang peran penting dalam beberapa isu kunci, termasuk upaya diplomatik di Amerika Tengah terkait penyebab utama migrasi ke AS, serta menjadi juru bicara utama dalam isu hak aborsi setelah keputusan Mahkamah Agung yang membatalkan Roe v. Wade pada 2022.

Dalam beberapa bulan terakhir, karier politik Harris mencapai puncaknya ketika ia resmi dinyatakan sebagai calon presiden dari Partai Demokrat untuk pemilu 2024, menggantikan Joe Biden yang mundur dari pencalonan. 

Pencalonannya menandai titik penting dalam sejarah politik AS, dengan Harris siap menghadapi tantangan besar dalam melawan Donald Trump.

Sebagai seorang politikus, Harris dikenal karena pandangan progresifnya dan ketegasannya dalam memperjuangkan isu-isu keadilan sosial. 

Meskipun sering kali menghadapi kritik, terutama dari pihak konservatif, Harris tetap teguh dalam keyakinannya untuk membawa perubahan yang berarti bagi rakyat Amerika Serikat. Kini, dunia menanti bagaimana perjalanan politik Harris akan berlangsung dalam pemilihan mendatang. 

Baca Juga: Cara Donald Trump Menyerang Kamala Harris: Ia India atau Kulit Hitam?

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press


TERBARU