> >

Netanyahu Sesumbar Sudah Perang Multi-Front dengan Iran dan Proksi, AS Bersiap Bantu Militer Israel

Kompas dunia | 5 Agustus 2024, 08:06 WIB
Dengan bangunan-bangunan yang hancur di Jalur Gaza di belakangnya, seorang tentara Israel melambaikan tangan dari sebuah tank, dekat perbatasan Israel-Gaza di Israel selatan, Kamis, 1 Agustus 2024. (Sumber: AP Photo )

TEL AVIV, KOMPAS TV – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sesumbar menyatakan dalam rapat kabinet hari Minggu, 4 Agustus 2024, bahwa Israel saat ini sudah berada dalam "perang multi-front" dengan Iran dan proksinya.

Sementara itu, Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya sedang bersiap untuk membela Israel dari kemungkinan serangan balasan dan mencegah konflik regional yang lebih dahsyat.

Ketegangan meningkat setelah hampir 10 bulan perang di Gaza dan pembunuhan seorang komandan senior Hezbollah di Lebanon serta pemimpin politik tertinggi Hamas Ismail Haniyeh di Iran pekan lalu.

Iran dan sekutunya menyalahkan Israel atas serangan tersebut dan mengancam akan membalas.

Hamas hari Minggu mengumumkan mereka telah mulai berdiskusi untuk memilih pemimpin baru.

Netanyahu menegaskan Israel siap menghadapi segala skenario.

Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, melakukan kunjungan langka ke Iran sebagai bagian dari upaya diplomatik. “Kami ingin eskalasi ini berakhir,” kata Safadi. Sementara itu, Pentagon mulai memindahkan aset-aset militer signifikan ke kawasan tersebut.

“Kami melakukan segala cara untuk memastikan situasi ini tidak semakin memanas,” kata penasihat keamanan nasional wakil Gedung Putih, Jon Finer, kepada ABC.

Baca Juga: Hizbullah-Israel Makin Tegang, AS Serukan Warganya di Lebanon Segera Pergi Secepat Mungkin

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu saat berpidato di Gedung Capitol, Washington DC, Rabu (24/7/2024) (Sumber: AP News)

Di Israel, beberapa orang menyiapkan tempat perlindungan bom dan mengingat serangan militer langsung Iran pada bulan April setelah dugaan serangan Israel yang menewaskan dua jenderal Iran. Israel menyatakan bahwa hampir semua drone serta rudal balistik dan jelajah telah berhasil dicegat.

Pada hari Sabtu, tim negosiasi Israel meninggalkan Kairo dan kembali ke Tel Aviv tak lama setelah tiba untuk melanjutkan pembicaraan tentang kesepakatan pertukaran sandera dengan faksi-faksi Palestina, menurut laporan media.

Tim tersebut, yang termasuk kepala badan mata-mata Mossad, David Barnea; kepala badan keamanan Shin Bet, Ronen Bar; dan koordinator operasi pemerintah Israel di wilayah Palestina, Ghassan Alian, kembali ke Tel Aviv karena adanya ketidaksepakatan dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menurut surat kabar Yedioth Ahronoth.

Hingga saat ini, belum ada pernyataan dari kantor Netanyahu mengenai laporan tersebut.

“Keberangkatan delegasi ke Kairo adalah hasil dari tekanan berat Amerika pada Israel dan Mesir dalam beberapa hari terakhir untuk melanjutkan negosiasi tentang kesepakatan sandera meskipun kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, dibunuh,” kata situs berita Israel, Walla, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.

Haniyeh dibunuh pada hari Rabu di ibu kota Iran, Teheran. Sementara Hamas dan Iran menyalahkan Israel atas pembunuhan tersebut, Tel Aviv belum mengkonfirmasi atau menyangkal tanggung jawabnya.

Pembunuhan itu terjadi beberapa jam setelah komandan Hezbollah, Fuad Shukr, dibunuh dalam serangan udara Israel di Beirut.

Hamas dan Iran bersumpah akan membalas pembunuhan Haniyeh, sementara Hezbollah berjanji akan merespons kematian Shukr.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Anadolu / Associated Press


TERBARU