Menlu Yordania Mendadak ke Iran di Tengah Kekhawatiran Meletusnya Perang Regional
Kompas dunia | 5 Agustus 2024, 07:24 WIBTEHERAN, KOMPAS TV - Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, melakukan kunjungan resmi ke Teheran hari Minggu, 4 Agustus 2024 di tengah upaya Amerika Serikat dan sekutunya di Arab untuk mencegah perang yang lebih luas setelah pembunuhan beruntun terhadap tokoh kemerdekaan Palestina yang bersekutu dengan Iran memicu ancaman balas dendam terhadap penjajah Israel.
Ayman Safadi adalah pejabat senior Yordania pertama yang melakukan kunjungan resmi ke Iran dalam lebih dari 20 tahun.
Yordania, yang merupakan sekutu dekat Barat, telah membantu mencegat sejumlah besar rudal dan drone yang ditembakkan oleh Iran ke arah Israel pada bulan April.
Iran mengklaim serangan itu sebagai balasan atas pembunuhan jenderalnya dalam serangan Israel di Suriah.
Terdapat kekhawatiran bahwa Iran dan sekutunya di kawasan dapat melancarkan serangan serupa setelah pembunuhan seorang komandan senior Hezbollah dalam serangan Israel di Beirut pekan lalu dan pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, dalam ledakan di Teheran sehari setelahnya.
Kedua serangan ini umumnya dikaitkan dengan Israel, yang telah mengakui pembunuhan komandan Hezbollah. Iran, Hezbollah, dan Hamas telah berjanji untuk membalas dendam atas pembunuhan tersebut.
Yordania, yang berbatasan dengan Israel di sebelah timur, kemungkinan akan menjadi salah satu negara yang terkena dampak jika terjadi serangan balasan dari Iran.
Menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Yordania, Safadi "akan menyampaikan pesan dari Yang Mulia Raja Abdullah II kepada Presiden Iran Masoud Pezeshkian tentang situasi di kawasan dan hubungan bilateral." Kementerian juga menyebut bahwa Safadi akan bertemu dengan presiden Iran yang baru terpilih, menurut TV negara Iran.
Baca Juga: Analis Politik Sebut Yordania dan Sekutu AS Bujuk Iran agar Tidak Balas Israel, tapi Gagal
Safadi menegaskan ketegangan di kawasan hanya akan mereda dengan "penghentian perang di Gaza" dalam pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Iran, Ali Bagheri Kani. Keduanya membahas hubungan bilateral, perkembangan terkini di kawasan, serta "tindakan keji Zionis membunuh syahid Haniyeh."
Setelah pertemuan, Kementerian Luar Negeri Yordania mengeluarkan pernyataan bahwa kunjungan Safadi bertujuan untuk membahas "eskalasi berbahaya" di Timur Tengah.
"Kami ingin kawasan kami hidup dalam keamanan, damai, dan stabilitas, dan kami ingin eskalasi ini berakhir," kata Safadi. Ia juga menyerukan diakhirinya perang di Jalur Gaza dan dimulainya kembali pembicaraan untuk pembentukan negara Palestina.
Safadi mengulangi kecaman Yordania terhadap pembunuhan Haniyeh, menyebutnya sebagai "langkah eskalatif" dan mendesak agar situasi tetap tenang, dengan kekhawatiran bahwa perang regional akan berdampak "menghancurkan bagi semua orang."
"Kami telah memulai dialog mendalam yang kami lanjutkan sekarang, dalam kerangka konsultasi tentang bagaimana posisi kami bisa jelas dalam mengutuk kejahatan yang dilakukan, dan dalam menekankan perlunya menghormati kedaulatan Iran dan hukum internasional, sambil melindungi kawasan kami dari konsekuensi bencana," ujarnya.
Kunjungan resmi terakhir dari pejabat senior Yordania ke Iran terjadi pada tahun 2004, ketika Perdana Menteri Faisal al-Fayez mengunjungi Teheran. Pekan lalu, Yordania mengirim pejabat berpangkat lebih rendah ke pelantikan Pezeshkian.
Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, yang berada di Teheran untuk menghadiri acara tersebut, tewas dalam ledakan yang menurut pihak berwenang Iran disebabkan oleh proyektil jarak pendek.
Yordania juga bekerja sama dengan pasukan Amerika di bawah komando Pusat Komando AS, yang mengawasi operasi militer AS di Timur Tengah dan bekerja sama erat dengan militer Israel dan Arab Saudi.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Associated Press