Menlu ASEAN Bertemu Menlu AS dan China di Laos saat Laut China Selatan dan Semenanjung Korea Tegang
Kompas dunia | 27 Juli 2024, 20:15 WIBAda perbedaan pendapat dalam ASEAN tentang cara menangani klaim maritim China.
Filipina mengkritik kurangnya dukungan dari blok tersebut, namun dalam kesepakatan yang jarang terjadi, China dan Filipina telah mencapai kesepakatan untuk mengakhiri konfrontasi mereka.
Mereka bertujuan membentuk pengaturan yang dapat diterima bersama untuk wilayah yang disengketakan tanpa menyerahkan klaim teritorial masing-masing.
Menlu Filipina Enrique Manalo mengatakan setelah makan malam pada Jumat (26/7/2024), ia telah melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu China.
Dia mengatakan mereka telah sepakat untuk "menghormati kesepakatan sementara dengan usaha yang jelas dan tulus untuk meredakan ketegangan dan mencegah insiden yang dapat meningkatkan ketegangan dalam hubungan kita."
Baca Juga: China dan Filipina Capai Kesepakatan Hentikan Bentrokan di Laut China Selatan yang Bisa Libatkan AS
Pada Sabtu, Filipina mengatakan berhasil melakukan perjalanan ke wilayah yang disengketakan tanpa harus menghadapi pasukan China, perjalanan pertama sejak kesepakatan tersebut dicapai seminggu yang lalu.
Blinken memuji hal tersebut sebagai keberhasilan dalam sambutan pembukaannya pada pertemuan dengan para menteri luar negeri ASEAN, sambil menyebut tindakan masa lalu China terhadap Filipina, sekutu perjanjian AS, sebagai "provokatif dan melanggar hukum."
Sedangkan Wang dalam pertemuannya dengan Manalo mengatakan penempatan sistem rudal jarak menengah AS di Filipina akan menciptakan ketegangan regional dan memicu perlombaan senjata, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri China.
Adapun perang saudara yang semakin intens di Myanmar adalah salah satu isu lain yang mendominasi pembicaraan.
Thailand mengatakan ASEAN memberikan dukungannya untuk pihaknya mengambil peran yang lebih luas sebagai salah satu tetangga terdekat Myanmar.
Nikorndej Balankura, juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, mengatakan kepada wartawan pada Jumat, mekanisme dialog yang lebih banyak telah diusulkan untuk melibatkan lebih banyak pemangku kepentingan, terutama negara-negara yang berbagi perbatasan dengan Myanmar.
Namun dia mencatat usulan-usulan tersebut baru saja diajukan kepada Laos, yang saat ini memimpin ASEAN dan bertanggung jawab untuk merekomendasikannya langsung kepada Myanmar untuk mendapatkan persetujuan.
ASEAN telah mendorong “konsensus lima poin” untuk perdamaian, tetapi kepemimpinan militer di Myanmar sejauh ini mengabaikan rencana tersebut, menimbulkan pertanyaan tentang efisiensi dan kredibilitas blok tersebut.
Rencana perdamaian tersebut menyerukan penghentian segera kekerasan di Myanmar, dialog antara semua pihak terkait, mediasi oleh utusan khusus ASEAN, penyediaan bantuan kemanusiaan melalui saluran ASEAN, dan kunjungan ke Myanmar oleh utusan khusus untuk bertemu dengan semua pihak terkait.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Associated Press