> >

Korban Tewas Serangan Israel di Kamp Tenda Gaza Selatan Melonjak jadi 90 Orang dan Terus Bertambah

Kompas dunia | 14 Juli 2024, 06:55 WIB
Anak-anak Palestina berlari ketakutan dari lokasi yang terkena serangan bom Israel di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Sabtu, 13 Juli 2024. Israel mengklaim menargetkan komandan militer Hamas dalam serangan yang menewaskan sedikitnya 90 orang, namun Hamas membantah Mohammed Deif menjadi sasaran. (Sumber: AP Photo)

KHAN YOUNIS, KOMPAS TV - Dalam sebuah serangan besar pada Sabtu (13/72024), Israel mengklaim menargetkan komandan militer Hamas, Mohammed Deif, di kamp pengungsi padat di Gaza Selatan.

Serangan ini menewaskan setidaknya 90 orang, termasuk anak-anak, dan melukai lebih dari 300 orang, menurut pejabat kesehatan setempat, dan terus bertambah. Namun, Hamas membantah Deif berada di lokasi tersebut.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan kepada wartawan bahwa belum ada kepastian mutlak apakah Deif dan komandan Hamas lainnya, Rafa Salama, tewas dalam serangan itu.

Serangan tersebut terjadi di area yang telah ditetapkan militer sebagai zona aman bagi warga Palestina.

Deif dan Yahya Sinwar, pejabat tertinggi Hamas di Gaza, dianggap sebagai otak serangan 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel selatan, dan ini pun dianggap memicu terjadinya perang Israel-Hamas.

Deif, yang telah lama berada di puncak daftar buronan Israel dan lolos dari beberapa upaya pembunuhan, tidak pernah terlihat di depan umum selama bertahun-tahun.

Pada 7 Oktober tahun lalu, Hamas merilis rekaman suara langka dari Deif yang mengumumkan operasi "Banjir Al Aqsa".

Kematian Deif akan menjadi kemenangan besar bagi Israel dan pukulan psikologis bagi Hamas, juga memberi Netanyahu peluang baru.

Netanyahu menyatakan Israel tidak akan mengakhiri perang sampai kemampuan militer Hamas dihancurkan, dan kematian Deif akan menjadi langkah signifikan,.

"Semua pemimpin Hamas ditandai untuk kematian dan kami akan mencapai mereka semua," katanya.

Menteri Pertahanan Yoav Gallant memerintahkan militer untuk meningkatkan kesiapan operasional di semua lini.

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan 90 orang tewas dan 300 lainnya terluka, wartawan Associated Press menghitung lebih dari 40 jenazah di Rumah Sakit Nasser yang kewalahan di dekatnya.

Saksi mata menggambarkan serangan yang melibatkan beberapa ledakan.

Baca Juga: Israel Bunuh 71 Orang di Gaza Selatan, Berdalih Targetkan Petinggi Hamas

Kamp tenda warga Gaza yang terkena serangan udara Israel di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Sabtu, 13 Juli 2024. Israel klaim mereka menargetkan komandan militer Hamas dalam serangan besar-besaran hari Sabtu di Jalur Gaza selatan yang menewaskan sedikitnya 90 orang. Hamas segera menolak klaim bahwa Mohammed Deif berada di daerah tersebut. (Sumber: AP Photo)

Militer Israel mengklaim "teroris tambahan bersembunyi di antara warga sipil" dan menggambarkan lokasi tersebut sebagai daerah dengan beberapa bangunan.

Pejabat Israel mengatakan serangan itu menghantam daerah berpagar di Khan Younis yang dijalankan oleh Hamas, bukan kompleks tenda tetapi kompleks operasional, dengan target utama Salama.

Saksi mata menyebut serangan itu mendarat di Muwasi, zona aman yang ditetapkan Israel.

Warga Palestina berlindung di tenda-tenda panas dengan sedikit layanan atau pasokan. Lebih dari 80% dari 2,3 juta penduduk Gaza telah diusir dari rumah mereka.

Rekaman setelah serangan menunjukkan kawah besar, tenda-tenda hangus, dan mobil-mobil yang terbakar. Korban diangkut dengan berbagai cara, termasuk di kap mobil dan gerobak keledai.

"Anak-anak mati syahid di sini. Kami mengumpulkan potongan-potongan tubuh mereka dengan tangan kami," kata seorang pria Palestina yang tidak menyebutkan namanya.

Di rumah sakit, seorang bayi dengan baju pink menangis saat menerima pertolongan pertama, sementara seorang anak kecil terbaring tak bergerak di ujung tempat tidur. Banyak yang terluka dirawat di lantai.

Louise Wateridge, juru bicara badan PBB untuk pengungsi Palestina, menggambarkan situasi rumah sakit yang kewalahan dengan "bau darah yang luar biasa."

Mesir, mediator dalam pembicaraan gencatan senjata, mengutuk serangan tersebut dan menyebut pelanggaran berkelanjutan terhadap warga Palestina sebagai komplikasi serius bagi upaya gencatan senjata.

Mereka juga mengkritik "keheningan memalukan dan kurangnya tindakan dari komunitas internasional."

Proposal yang didukung AS menyerukan gencatan senjata awal dengan pembebasan sandera terbatas dan penarikan pasukan Israel dari daerah berpenduduk Gaza, diikuti dengan negosiasi untuk pembebasan sandera penuh dan penarikan lengkap Israel dari Gaza.

Israel meluncurkan kampanye di Gaza setelah serangan 7 Oktober tahun lalu oleh Hamas, di mana militan menculik sekitar 250 orang.

Sejak saat itu, serangan darat dan pemboman Israel telah menewaskan lebih dari 38.400 orang di Gaza dan melukai lebih dari 88.000 orang, menurut Kementerian Kesehatan wilayah tersebut.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : AP Photo


TERBARU