> >

Korban Tewas Serangan Israel di Kamp Tenda Gaza Selatan Melonjak jadi 90 Orang dan Terus Bertambah

Kompas dunia | 14 Juli 2024, 06:55 WIB
Anak-anak Palestina berlari ketakutan dari lokasi yang terkena serangan bom Israel di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Sabtu, 13 Juli 2024. Israel mengklaim menargetkan komandan militer Hamas dalam serangan yang menewaskan sedikitnya 90 orang, namun Hamas membantah Mohammed Deif menjadi sasaran. (Sumber: AP Photo)

Baca Juga: Israel Bunuh 71 Orang di Gaza Selatan, Berdalih Targetkan Petinggi Hamas

Kamp tenda warga Gaza yang terkena serangan udara Israel di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Sabtu, 13 Juli 2024. Israel klaim mereka menargetkan komandan militer Hamas dalam serangan besar-besaran hari Sabtu di Jalur Gaza selatan yang menewaskan sedikitnya 90 orang. Hamas segera menolak klaim bahwa Mohammed Deif berada di daerah tersebut. (Sumber: AP Photo)

Militer Israel mengklaim "teroris tambahan bersembunyi di antara warga sipil" dan menggambarkan lokasi tersebut sebagai daerah dengan beberapa bangunan.

Pejabat Israel mengatakan serangan itu menghantam daerah berpagar di Khan Younis yang dijalankan oleh Hamas, bukan kompleks tenda tetapi kompleks operasional, dengan target utama Salama.

Saksi mata menyebut serangan itu mendarat di Muwasi, zona aman yang ditetapkan Israel.

Warga Palestina berlindung di tenda-tenda panas dengan sedikit layanan atau pasokan. Lebih dari 80% dari 2,3 juta penduduk Gaza telah diusir dari rumah mereka.

Rekaman setelah serangan menunjukkan kawah besar, tenda-tenda hangus, dan mobil-mobil yang terbakar. Korban diangkut dengan berbagai cara, termasuk di kap mobil dan gerobak keledai.

"Anak-anak mati syahid di sini. Kami mengumpulkan potongan-potongan tubuh mereka dengan tangan kami," kata seorang pria Palestina yang tidak menyebutkan namanya.

Di rumah sakit, seorang bayi dengan baju pink menangis saat menerima pertolongan pertama, sementara seorang anak kecil terbaring tak bergerak di ujung tempat tidur. Banyak yang terluka dirawat di lantai.

Louise Wateridge, juru bicara badan PBB untuk pengungsi Palestina, menggambarkan situasi rumah sakit yang kewalahan dengan "bau darah yang luar biasa."

Mesir, mediator dalam pembicaraan gencatan senjata, mengutuk serangan tersebut dan menyebut pelanggaran berkelanjutan terhadap warga Palestina sebagai komplikasi serius bagi upaya gencatan senjata.

Mereka juga mengkritik "keheningan memalukan dan kurangnya tindakan dari komunitas internasional."

Proposal yang didukung AS menyerukan gencatan senjata awal dengan pembebasan sandera terbatas dan penarikan pasukan Israel dari daerah berpenduduk Gaza, diikuti dengan negosiasi untuk pembebasan sandera penuh dan penarikan lengkap Israel dari Gaza.

Israel meluncurkan kampanye di Gaza setelah serangan 7 Oktober tahun lalu oleh Hamas, di mana militan menculik sekitar 250 orang.

Sejak saat itu, serangan darat dan pemboman Israel telah menewaskan lebih dari 38.400 orang di Gaza dan melukai lebih dari 88.000 orang, menurut Kementerian Kesehatan wilayah tersebut.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : AP Photo


TERBARU