Ukraina Dipastikan Jadi Anggota NATO, tapi Setelah Perang dengan Rusia dan Bila Syarat Terpenuhi
Kompas dunia | 11 Juli 2024, 10:30 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) hari Kamis, (11/7/2024), mengumumkan Ukraina dipastikan akan menjadi anggota dan sudah berada di jalur tak terelakkan untuk itu.
Namun hal itu akan terjadi hanya setelah perang dengan Rusia berakhir dan bila seluruh syarat terpenuhi. Pernyataan ini muncul dari kesepakatan akhir dalam pertemuan puncak NATO hari Rabu, 10/7/2024 di Amerika Serikat atau Kamis, 11/6/2024 waktu Jakarta.
Sebagai dorongan tambahan bagi Ukraina, Amerika Serikat, Belanda, dan Denmark mengumumkan bahwa jet tempur F-16 pertama dari NATO akan segera dikirim dan siap beroperasi musim panas ini. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menyampaikan terima kasihnya atas dukungan ini, terutama setelah Ukraina mengalami salah satu serangan paling mematikan selama perang.
"Masa depan Ukraina ada di NATO," demikian disampaikan dalam komunike dari 32 anggota NATO yang bertemu di Washington. "Kami akan terus mendukung Ukraina di jalur tak terelakkannya menuju integrasi penuh Euro-Atlantik, termasuk keanggotaan NATO."
NATO menyambut baik reformasi demokratis, ekonomi, dan keamanan yang dilakukan Ukraina sebagai persiapan bergabung. Namun, mereka menegaskan undangan resmi akan diberikan setelah semua anggota setuju dan syarat-syarat terpenuhi.
Meskipun para pemimpin siap memberikan dukungan agar Ukraina dapat mempertahankan diri, mereka tidak menyatakan Ukraina harus menang melawan Rusia. Mereka menegaskan NATO tidak mencari konfrontasi dan tidak mengancam Rusia. NATO tetap membuka jalur komunikasi dengan Moskow untuk mengurangi risiko dan mencegah eskalasi.
Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, menegaskan Ukraina tidak akan segera bergabung dengan NATO. Namun, dia menekankan ini harus terjadi setelah perang berakhir untuk memastikan Rusia tidak menyerang Ukraina lagi.
"Kita harus memastikan Ukraina memiliki kemampuan untuk mencegah agresi di masa depan dari Rusia, dan mereka membutuhkan jaminan keamanan," kata Stoltenberg.
Baca Juga: Zelenskyy Minta Sekutu-Sekutu Ukraina Bertindak sebelum Pilpres AS, Khawatir Trump Menang?
Presiden Zelenskyy, khawatir negaranya akan terus berjuang melawan Rusia yang lebih kuat, mengupayakan jaminan tegas dari NATO bahwa Ukraina bisa bergabung.
Amerika Serikat dan beberapa negara lain menolak keanggotaan Ukraina selama konflik untuk menghindari eskalasi ketegangan yang bisa memicu perang lebih besar. Mereka juga menekankan Ukraina harus melakukan langkah signifikan untuk mengatasi korupsi dan melakukan reformasi sistemik lainnya.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, sejak lama menentang upaya Ukraina bergabung dengan NATO, menyebutnya sebagai ancaman bagi keamanan dan kepentingan Rusia.
Presiden Finlandia, Alexander Stubb, menyatakan pentingnya mengirim pesan kepada Kremlin bahwa jalur Ukraina menuju NATO kini tidak bisa diubah lagi.
Presiden Joe Biden menegaskan dukungan AS untuk Ukraina dan pentingnya NATO. Sejak dia menjabat, jumlah anggota yang mengalokasikan setidaknya 2% dari PDB mereka untuk pertahanan meningkat dari sembilan menjadi 23, dan jumlah gugus tempur di sayap timur NATO telah berlipat ganda.
"Kita bisa dan akan mempertahankan setiap inci wilayah NATO, dan kita akan melakukannya bersama," kata Biden.
Presiden Zelenskyy, yang berada di Washington untuk pertemuan puncak NATO, menekankan kebutuhan mendesak Ukraina akan jet tempur F-16 dalam pidatonya kepada anggota parlemen AS. Dia menyebut Ukraina membutuhkan lebih dari 100 jet untuk menghadapi serangan udara Rusia yang menghancurkan kota-kota, infrastruktur energi, dan target vital lainnya di Ukraina.
Baca Juga: Menlu Swedia Usul NATO Buka Kantor di Tokyo, Dekati Negara seperti Indonesia Terkait China
Dalam sebuah unggahan di media sosial, Zelenskyy berterima kasih kepada tiga negara yang "telah mengambil langkah nyata untuk memperkuat angkatan udara Ukraina dengan F-16." Jet-jet pertama yang siap terbang akan dipindahkan oleh Belanda dan Denmark, dan Gedung Putih menyatakan mereka akan "terbang operasional" musim panas ini. Belgia dan Norwegia juga berkomitmen untuk mengirim lebih banyak jet.
Enam negara, termasuk Amerika Serikat, sedang melatih pilot Ukraina menggunakan F-16, meskipun jumlah pasti dan lokasi pelatihan tidak diungkapkan.
Seorang pejabat AS mengungkapkan beberapa pilot telah lulus dari pelatihan di Morris Air National Guard Base di Tucson, Arizona, dan AS berharap melatih sekitar selusin pilot pada akhir tahun ini.
Zelenskyy juga bertemu dengan senator AS secara tertutup untuk meminta bantuan pertahanan lebih lanjut. Senator Chris Coons mengatakan Zelenskyy berterima kasih atas dukungan bipartisan dan menyampaikan kekhawatiran untuk memastikan bantuan benar-benar sampai.
Sementara itu, AS dan Jerman mengumumkan akan memulai penempatan misil jarak jauh ke Jerman pada tahun 2026, termasuk Tomahawk, SM-6, dan rudal hipersonik. Pengumuman ini penting karena peluncuran darat beberapa rudal tersebut dari Eropa sebelumnya dilarang di bawah Perjanjian INF yang kini telah berakhir.
Sekutu Eropa dan NATO juga telah mengumumkan pengiriman senjata baru lainnya, seperti puluhan sistem pertahanan udara, termasuk Patriot. Janji senjata baru ini muncul setelah oposisi dari anggota parlemen Partai Republik yang setia kepada mantan Presiden Donald Trump sempat memblokir paket dukungan AS untuk Ukraina.
Sementara itu, Trump, yang sedang berkampanye untuk masa jabatan kedua, mengatakan bahwa dia tidak ingin AS keluar dari NATO, tetapi ingin anggota NATO membayar kewajiban mereka.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Associated Press