G7 Bantu Ukraina dengan Beri Pinjaman Rp814 Triliun, Sebagian Pakai Aset Rusia yang Dibekukan
Kompas dunia | 14 Juni 2024, 10:35 WIBPUGLIA, KOMPAS.TV - Kelompok ekonomi Barat G7 memberikan bantuan ke Ukraina berupa pinjaman USD50 miliar atau setara Rp814 triliun.
Bantuan pinjaman itu diberikan di tengah upaya Ukraina menghadapi invasi Rusia.
Sebagian dari pinjaman tersebut berasal dari aset Rusia yang dibekukan oleh kelompok tersebut.
Baca Juga: Israel Sunat Hasil Pajak Palestina, Katanya untuk Keluarga Korban Serangan Hamas
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyambut baik bantuan peminjaman dari G7 ke Ukraina tersebut.
Berbicara pada pertemuan G7 di Puglia, Italia, Kamis (13/6/2024), Biden mengklaim bahwa negara demokrasi bisa mewujudkannya,
“Kami menemapatkan uang kami untuk bekerja dengan Ukraina, dan memberikan peringatan lainnya ke (Presiden Rusia Vladimir) Putin bahwa kami tak akan mundur,” tuturnya dikutip dari The Guardian.
Biden mengatakan pengaturan sedang dibuat untuk menyediakan lima sistem pertahanan rudal patriot kepada Ukraina.
“Semua yang kami miliki akan disalurkan ke Ukraina sampai kebutuhannya terpenuhi,” ucapnya.
Namun, ia tak mengizinkan senjata AS digunakan untuk menyerang Rusia lebih dalam lagi.
Dana pinjaman tersebut diperkirakan baru akan tiba pada akhir tahun ini, namun hal itu dilihat sebagai solusi jangka panjang untuk mendukung upaya perang dan ekonomi Ukraina.
Sementara itu sebagian dari dana pinjaman tersebut direncanakan bakal berasal dari aset Rusia yang dibekukan G7.
Sekitar USD325 miliar (Rp5.298 triliun) aset Rusia telah dibukukan G7 bersama dengan Uni Eropa, setelah serangan invasi penuh Rusia di Ukraina pada 2022.
Baca Juga: Israel Pertimbangkan Keluar dari PBB, Ancam Usir Pejabat Senior
Aset tersebut menghasilkan bunga sekitar USD3 miliar (Rp48,9 triliun) per tahun.
Di bawah rencana G7, USD3 miliar itu yang akan digunakan untuk membayar bunga tahunan pinjaman USD50 miliar untuk Ukraina tersebut.
Kelompoik G7 yang terdiri dari Kanada Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris dan AS, telah menjadi pendukung penting untuk finansial dan militer untuk Ukraina.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : The Guardian/BBC Internasional