> >

Washington Disebut Bakal Berunding Langsung dengan Hamas untuk Bebaskan Sandera Warga AS

Kompas dunia | 11 Juni 2024, 07:00 WIB
Gedung Putih di Washington, Amerika Serikat, hari Minggu, 24 Januari 2021. Pejabat AS sedang mempertimbangkan untuk berunding langsung secara sepihak dengan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, untuk membebaskan lima sandera warga AS yang ditahan di Gaza. (Sumber: AP Photo/Patrick Semansky)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Pejabat Amerika Serikat (AS) sedang mempertimbangkan untuk berunding langsung secara sepihak dengan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, untuk membebaskan lima sandera warganya yang ditahan di Gaza, jika pembicaraan gencatan senjata dengan Israel gagal.

Pembicaraan ini, jika dimulai, tidak akan melibatkan Israel dan akan dilakukan melalui perantara Qatar.

Laporan NBC News pada Senin (10/6/2024) kemarin yang mengutip sejumlah pejabat dan mantan pejabat AS, diketahui bahwa tidak jelas apa yang mungkin ditawarkan Amerika Serikat kepada Hamas sebagai gantinya.

Pejabat Gedung Putih pun menolak berkomentar kemungkinan adanya negosiasi langsung AS dengan Hamas.

Pemerintahan Biden mengatakan, Hamas diyakini menahan lima sandera warganya yang diculik selama serangan teroris pada 7 Oktober 2023 di Israel. Pejabat AS juga berharap untuk memulangkan jenazah tiga warga negara AS tambahan yang diyakini tewas, yang kemudian membawa jasad mereka ke Gaza.

Salah satu mantan pejabat mengatakan diskusi internal juga terjadi dalam konteks apakah kemungkinan kesepakatan sepihak AS dan Hamas mungkin akan menekan Netanyahu untuk menyetujui versi dari proposal gencatan senjata saat ini.

"Cara terbaik, cara paling efektif untuk membawa semua orang pulang, termasuk sandera Amerika, adalah melalui proposal ini, melalui kesepakatan gencatan senjata yang ada di meja sekarang," jawab Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, ketika ditanya tentang laporan tersebut saat meninggalkan Kairo,

"Setiap pembicaraan sepihak akan dilakukan melalui negosiator Qatar dan tidak akan melibatkan Israel," kata para pejabat yang telah diberi penjelasan tentang negosiasi tersebut kepada NBC.

Baca Juga: Israel Dilaporkan Bunuh 2.000 Warga Palestina per Bulan di Gaza

Hersh Goldberg-Polin, warga AS yang disandera kelompok Hamas usai serbuan 7 Oktober tahun lalu. Pejabat AS sedang mempertimbangkan untuk berunding langsung secara sepihak dengan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, untuk membebaskan lima sandera warga AS yang ditahan di Gaza. (Sumber: NBC / Archive)

Para pejabat mengatakan Hamas akan memiliki insentif untuk mencapai kesepakatan dengan Washington karena hal itu akan semakin memperburuk hubungan AS-Israel dan menambah tekanan pada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang dikritik di dalam negeri karena tidak berbuat lebih banyak untuk membebaskan para sandera.

Adapun lima orang Amerika yang diyakini ditahan di Gaza adalah Edan Alexander, Sagui Dekel-Chen, Hersh Goldberg-Polin, Omer Neutra, dan Keith Siegel. Tiga orang Amerika yang diyakini telah dibunuh selama serangan teroris Hamas pada 7 Oktober adalah Itay Chen, Judy Weinstein, dan Gad Haggai.

Setelah publikasi cerita ini, orang tua Goldberg-Polin mengeluarkan pernyataan bahwa mereka mendukung pembicaraan tersebut.

"Kami telah melihat laporan bahwa pemerintahan AS sedang mempertimbangkan untuk bernegosiasi langsung dengan Hamas untuk membebaskan warga AS dari penahanan di Gaza," kata Rachel Goldberg-Polin dan Jon Polin. "Kami menyambut negosiasi apa pun yang akan membawa pulang orang-orang yang kami cintai yang telah ditahan selama lebih dari 8 bulan. Kami berdoa agar setiap keluarga dengan sandera akan segera bersatu kembali dengan orang yang mereka cintai."

Dalam beberapa upaya sebelumnya untuk membebaskan warga Amerika yang ditahan di luar negeri, AS mengambil jalan melakukan pertukaran tahanan.

Baca Juga: Hamas Respons Keberatan Israel atas Proposal Perdamaian Biden: Tel Aviv Tak Dukung Perang Berakhir

Tidak jelas apakah ada tahanan di penjara AS yang pembebasannya diinginkan Hamas dan yang dianggap layak oleh pemerintahan Biden untuk dibebaskan berdasarkan keyakinan mereka.

Namun, pejabat senior AS saat ini mengatakan bahwa gagasan untuk mencoba menegosiasikan kesepakatan antara pemerintahan Biden dan Hamas tetap merupakan "opsi yang sangat nyata" jika kesepakatan gencatan senjata yang diusulkan saat ini gagal.

Penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, hari Minggu mengatakan AS masih menunggu tanggapan "resmi" dari Hamas atas tawaran terbaru. Pekan lalu, Direktur CIA William Burns dan koordinator Timur Tengah Gedung Putih Brett McGurk keduanya melakukan perjalanan ke wilayah tersebut untuk melanjutkan pembicaraan tentang proposal tersebut.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : NBC News


TERBARU