JK Ingatkan Taliban soal Kesetaraan Gender, Undang Mahasiswa Afghanistan Kuliah di Indonesia
Kompas dunia | 6 Juni 2024, 13:46 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia, Jusuf Kalla mengaku menawari Taliban bantuan memperbaiki pendidikan di Afghanistan.
Jusuf Kalla yang akrab disapa JK juga menekankan soal keseteraan gender di bidang pendidikan saat bertemu pejabat-pejabat tinggi Taliban.
JK mengunjungi Afghanistan pada Minggu (2/6/2024) hingga Rabu (5/6) lalu. Ia bertemu Wakil Perdana Menteri II Taliban, Mullah Abdul Salam Hanafi, Menteri Pendidikan Mullah Habibulah Agha, hingga Presiden Kadin Afghanistan Mr Moomand.
JK mengaku, telah membahas berbagi topik dengan Taliban. Di antaranya soal pendidikan dan kesetaraan pendidikan bagi perempuan.
JK juga melihat langsung situasi Kabul yang dinilainya semakin aman.
Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) itu mengaku saat ini terdapat pembatasan bagi perempuan untuk mengenyam pendidikan di bawah rezim Taliban.
JK menyarankan Taliban mengubah peraturan agar tidak terlalu kaku dalam mengatur perempuan.
"Saya sampaikan soal pendidikan dan perempuan, selain soal ekonomi dan investasi. Mereka saya sarankan harus berubah dan aturan-aturannya juga harus berubah dan tidak kaku," kata JK dalam wawancara bersama Kompas.id yang diterbitkan pada Kamis (6/6).
"Memang masalah lain di Afghanistan adalah soal pendidikan bagi perempuan. Kita ingin bagaimana sama-sama meningkatkan pendidikan bagi perempuan. Artinya, bagaimana pentingnya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan di dunia pendidikan," tuturnya.
Baca Juga: Jusuf Kalla Sebut Afghanistan Makin Aman usai Taliban Berkuasa: Tidak Ada Lagi Ketakutan
Politikus senior Partai Golkar itu menekankan pendidikan penting bagi Afghanistan yang berupaya bangkit usai diterpa perang beberapa dekade.
Untuk itu, JK menawarkan untuk membantu perbaikan pendidikan di Afghanistan.
JK menyarankan Afghanistan memperbaiki kurikulum dengan mengundang ahli pendidkan dari Indonesia.
Ia menekankan Indonesia tidak akan sendirian dalam membantu pendidikan Afghanistan, tetapi juga mengajak negara lain.
"Jangka pendek, Afghanistan harus memperbaiki kurikulum pendidikannya dengan mengundang para ahli pendidikan dari Indonesia. Kurikulumnya adalah bagaimana menggabungkan antara pendidikan agama dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa pengetahuan dan teknologi, Afghanistan sulit untuk berkembang, apalagi maju," katanya.
Jusuf Kalla pun menyarankan agar pelajar Afghanistan kuliah ke Indonesia dan negara lain.
JK mengaku berkomitmen membantu pendidikan Afghanistan agar bangkit kembali.
"Untuk pemuda-pemuda Afghanistan sebaiknya sekolah dan berkuliah di universitas di Indonesia, salah satunya, selain di negara lainnya," kata JK.
Selain itu, JK menyebut Taliban meminta dibantu untuk membina hubungan luar negeri dengan negara lain, termasuk Amerika Serikat (AS).
Menurutnya, Taliban telah berjanji tidak akan mengganggu negara lain dan berniat berhubungan baik dengan seluruh dunia.
JK pun menolak anggapan bahwa Taliban adalah kelompok ekstremis yang tertutup. Menurutnya, pemerintahan Taliban kini lebih terbuka menerima masukan.
"Sekarang mereka lebih terbuka, mereka justru meminta saran dan mau menerima saran kita. Pemerintah Afghanistan saya nilai cukup terbuka dengan pandangan-pandangan yang saya sampaikan," kata Jusuf Kalla.
Baca Juga: JK Berkunjung ke Afghanistan Bahas Investasi, Taliban Ingin Resmikan Hubungan dengan Indonesia
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV