Kemlu RI: Pengusiran Warga Palestina dari Rafah Merupakan Puncak Kejahatan Kemanusiaan Israel
Kompas dunia | 8 Mei 2024, 19:00 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI mengecam keras serangan Israel ke Rafah, Gaza, di perbatasan Palestina dan Mesir yang mengancam jutaan warga sipil.
Jubir Kemlu RI Lalu Muhammad Iqbal juga mengecam Israel yang menguasai perbatasan sisi Palestina dengan Mesir sehingga bantuan kemanusiaan tidak bisa masuk ke Gaza.
"Indonesia mengecam keras serangan militer Israel atas kota Rafah di Gaza serta penguasaan atas Perbatasan Rafah di sisi Palestina," kata Iqbal dalam keterangannya, Rabu (8/5/2024), dikutip dari Tribunnews.com.
Indonesia juga menegaskan bahwa setiap tindakan pemindahan paksa atau pengusiran warga Palestina dari Rafah tidak bisa diterima. Menurut Iqbal, upaya tersebut merupakan puncak kejahatan kemanusiaan.
Pihak Kemlu RI pun kembali menyerukan gencatan senjata permanen di Gaza dan membuka semua akses dalam penyaluran bantuan kemanusiaan ke Gaza.
"Setiap upaya pemindahan paksa atau pengusiran warga Palestina, termasuk dari Rafah, tidak dapat diterima karena tindakan tersebut merupakan puncak kejahatan terhadap kemanusiaan," ujarnya.
Kemlu menambahkan, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) harus bisa menyetop kejahatan brutal yang dilakukan Israel agar tidak terjadi bencana kemanusiaan yang lebih besar.
Baca Juga: Israel Serang Rafah, Sekjen PBB Serukan Gencatan Senjata Segera
"Komunitas internasional, terutama Dewan Keamanan PBB, harus segera menghentikan kejahatan brutal Israel dan mencegah bencana kemanusiaan yang lebih besar," ucapnya.
Seperti yang diketahui, Israel sudah memulai melancarkan serangan yang mereka janjikan di Rafah pada Senin (6/5) kemarin. Puluhan korban juga dilaporkan sudah berjatuhan akibat serangan yang diluncurkan militer Israel tersebut.
Serangan tersebut terjadi usai Hamas mengumumkan mereka telah menerima usulan gencatan senjata Mesir-Qatar untuk menghentikan perang yang sudah berlangsung tujuh bulan dengan Israel.
Pengumuman ini disampaikan beberapa jam usai Israel perintahkan 100.000 warga Palestina mulai evakuasi diri dari Rafah, menandakan serangan darat yang telah dijanjikan lama di sana bisa segera terjadi.
Hamas mengeluarkan pernyataan pada hari Senin yang menyatakan bahwa pemimpin tertinggi mereka, Ismail Haniyeh, telah menyampaikan kabar tersebut dalam panggilan telepon dengan Perdana Menteri Qatar dan Menteri Intelijen Mesir.
Kedua negara Timur Tengah tersebut telah menjadi mediator dalam beberapa bulan terakhir antara Israel dan Hamas. Namun belum ada komentar langsung dari Israel.
Israel dan Benjamin Netanyahu dalam beberapa kesempatan sebelumnya sempat menegaskan bahwa ada atau tidak kesepakatan gencatan senjata, mereka bakal tetap menyerbu Rafah untuk memusnahkan Hamas.
Baca Juga: Serangan Israel ke Rafah: Keluarga Palestina Berulang Kali Mengungsi karena Tak Ada Tempat Aman
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV