Meskipun Cegat Serangan Iran, tapi Raja Yordania Tak Mau Dianggap Bela Israel
Kompas dunia | 17 April 2024, 22:01 WIBAMMAN, KOMPAS.TV - Raja Yordania Abdullah II menepis anggapan bahwa pihaknya membela Israel ketika Iran meluncurkan serangan balasan pada akhir pekan lalu.
Abdullah II mengaku sebatas berusaha mempertahankan kedaulatan wilayah Kerajaan Yordania.
Yordania diketahui mencegat berbagai drone dan rudal yang diluncurkan Iran ke arah Israel pada Minggu (14/4/2024) lalu.
Menurut laporan Arab News, Abdullah II menyebut tindakan itu dilakukan karena ia tidak ingin Yordania menjadi "palagan perang regional."
Baca Juga: Menlu Blinken Kepada Pemimpin Yahudi AS: Eskalasi dengan Iran Bukanlah Kepentingan Israel
Abdullah II menekankan bahwa tujuan pencegatan itu bukan dalam rangka membela Israel.
Ia menyebut komitmen terhadap keamanan dan kedaulatan Yordania menjadi pertimbangan utama dalam bertindak.
Sebagaimana diketahui, Iran mengirim serangan balasan usai Israel menghancurkan gedung konsulat Iran di Damaskus, Suriah.
Serangan ke konsulat ini menewaskan 16 orang, termasuk dua jenderal Korps Garda Revolusi Iran (IRGC).
Serangan balasan Iran dilaporkan tidak menimbulkan korban jiwa atau kerusakan signifikan di pihak Israel.
Sebagian besar drone dan rudal Iran dicegat sistem pertahanan udara Israel dan bantuan militer sejumlah negara, yakni Yordania, Amerika Serikat (AS), Inggris Raya, dan Prancis.
Di tempat terpisah, Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya mengalihkan perhatian dari serangan ke Gaza dengan eskalasi Iran-Israel.
"Kami tidak mau eskalasi. Netanyahu ingin mengalihkan perhatian dari Gaza dan fokus pada konfrontasinya dengan Iran," kata Safadi.
Pemerintah Israel dilaporkan hendak merespons serangan balasan Iran pada akhir pekan lalu.
Tapi di lain sisi, Iran berjanji akan bertindak lebih tegas jika Israel merespons serangan tersebut.
Baca Juga: Korban Serangan Israel di Gaza Bertambah Jadi 33.899 Terbunuh, termasuk 14.520 Anak-Anak
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV