Kejam! Tentara Israel Bunuh Pria Difabel Palestina dengan Brutal di Gaza
Kompas dunia | 15 Maret 2024, 12:15 WIBGAZA, KOMPAS.TV - Seorang pria difabel Palestina dibunuh dengan brutal oleh tentara Israel di Gaza dalam tahanan bulan lalu.
Pria Palestina bernama Ezz al-Din al-Banna, 40 tahun, yang mengalami kelumpuhan dari pinggang ke bawah, ditahan tentara Israel pada akhir November.
Ia ditangkap saat berlindung di sebuah gedung di Gaza.
Baca Juga: Israel Bakal Tempatkan 1,4 Juta Warga Palestina di Gaza ke 'Pulau Kemanusiaan' sebelum Serang Rafah
Meski difabel, Banna secara brutal dipukuli dan diseret sepanjang jalan oleh tentara Israel yang menahannya.
Menurut kerabatnya, luka-luka yang dideritanya karena serangan tersebut menyebabkan komplikasi yang berujung kematiannya pada Februari.
“Ia diperlakukan dengan brutal oleh tentara Israel, tanpa memedulikan kecacatannya,” ujar sepupu Ezz Al-Din, Mohammed Al-Banna, yang kerap mendampinginya selama di pengungsian sejak 7 Oktober, dikutip dari Middle East Eye.
Mohammed, 30 tahun, mendampingi Ezz Al-Din saat beberapa jam pertama penahanannya.
Ia juga memberi penjelasan rinci tentang penderitaan kerabatnya sebelum kematian.
Ezz al-Din bergabung dengan lebih dari 31.000 warga Palestina yang dibunuh oleh Israel. Sebagian besar korban tewas akibat pengeboman tanpa pandang bulu yang dilakukan tentara Israel.
Namun, banyak juga yang tewas akibat penembakan jitu, serangan quadcopter, eksekusi mendadak, kelaparan, dan seperti Ezz al-Din, akibat pemukulan dan penyiksaan.
“Kami telah tinggal di rumah, tempat kami mencari perlindungan selama dua hari,” ujar Mohammed.
“Pada hari ketiga, tentara Israel menyerbu gedung sekitar pukul 5 pagi. Hingga sekitar pukul 6.30 pagi, mereka terus menembaki gedung, begitu juga dengan menembakkan bom suara ke dalamnya,” tambahnya.
Ia mengatakan tentara Israel itu mengetuk pintunya, dan ketika membukanya, tentara itu menodongkan senapan M16.
Mohammed dibebaskan setelah sempat diinterogasi dan diperintahkan berjalan ke selatan Gaza. Sementara, Ezz dibawa tentara Israel tanpa kursi rodanya.
Mohammed tak bisa melihat ke mana sepupunya dibawa, karena sniper alias penembak jitu di belakangnya menembaki siapa pun yang berbalik.
Tentara Israel juga mengancamnya, jika ia melihat ke kiri atau ke kanan, tank akan menembakinya.
Aktivis hak-hak difabel di Gaza, Zarif Al-Ghurra, yang juga teman Ezz Al-Din, mengatakan Ezz Al-Din diperlakukan dengan kejam.
Ia juga diseret di jalanan oleh tentara Israel.
“Ketika ia tiba di pusat penahanan, ia diseret memasuki tempat itu, yang membuat kaki dan pahanya mengalami luka,” ujar Ghurra.
Baca Juga: Putin Jemawa, Ogah Lakukan Pembicaraan Damai dengan Ukraina yang Kehabisan Amunisi
Ketika Al-Din memasuki penjara, sesama tahanan menyadari aroma tak enak yang timbul dari luka infeksi di kakinya yang tak terawat.
Mereka meminta otoritas penjara untuk membantu Ezz Al-Din, tetapi permintaan mereka ditolak hingga kondisinya memburuk beberapa bulan usai ditahan.
“Baru saat itu, mereka mengirimnya ke rumah sakit, dan di situlah ia tewas,” ujar Ghurra.
Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Middle East Eye