> >

Israel Akui Menembak Mati Lebih 100 Warga Gaza di Konvoi Bantuan, Berkilah Membela Diri

Kompas dunia | 2 Maret 2024, 20:38 WIB
Israel mengakui pasukannya menembaki warga Gaza yang sedang menunggu bantuan di selatan Kota Gaza, membunuh lebih dari 100 orang dan melukai lebih dari 700, namun berkilah membela diri karena diserang warga sipil Gaza. (Sumber: Anadolu)

TEL AVIV, KOMPAS.TV - Israel mengakui pasukannya menembaki warga Gaza yang sedang menunggu bantuan di selatan Kota Gaza, membunuh lebih dari 100 orang dan melukai lebih dari 700, namun berkilah membela diri karena diserang warga sipil Gaza.

"Pasukan IDF (Israel Defense Forces) tidak menembaki konvoi. Pasukan IDF tidak menembak orang yang merampok truk. Pasukan IDF menembaki saat massa berlari ke arah mereka dengan cara yang mengancam nyawa. Mereka berada di sana untuk mengamankan konvoi," kata juru bicara pemerintah Israel, Eylon Levy, hari Kamis, (28/2/2024)

Namun juru bicara tersebut menghapus postingannya dan mengulangi klaim tentara Israel, menuduh warga sipil saling membunuh dalam kepanikan.

"Orang-orang miskin itu tewas ketika mereka terinjak-injak dalam kepanikan dan dalam beberapa kasus dilindas oleh sopir truk Gaza saat mereka mencoba keluar. Tapi silakan, salahkan Israel," ujar Levy kemudian.

Pada pagi hari Kamis, pasukan Israel mengebom kerumunan warga Palestina yang sedang menunggu bantuan kemanusiaan di selatan Kota Gaza di area "Lingkar Nabulsi," menewaskan setidaknya 112 warga Palestina dan melukai 760 lainnya, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza.

Militer Israel mengatakan penyelidikan awal menemukan beberapa warga Palestina mendekati pos pemeriksaan militer yang mengawasi masuknya truk bantuan dengan tentara menembakkan tembakan peringatan dan menembaki kaki warga Palestina yang terus bergerak ke arah pasukan.

Sejak serangan lintas perbatasan yang dipimpin oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, di mana Tel Aviv mengklaim 1.200 orang tewas, Israel meluncurkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza.

Baca Juga: AS Veto Lagi Resolusi DK PBB Salahkan Israel atas Pembantaian Warga Palestina yang Tunggu Bantuan

Warga Palestina mengantre untuk mendapatkan makanan gratis di Rafah, Jalur Gaza, Kamis, (21/12/2023). Israel mengakui pasukannya menembaki warga Gaza yang sedang menunggu bantuan di selatan Kota Gaza, membunuh lebih dari 100 orang dan melukai lebih dari 700, namun berkilah membela diri karena diserang warga sipil Gaza.(Sumber: AP Photo)

Setidaknya 30.228 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah tewas di Gaza, dan 71.377 lainnya terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.

Israel juga memberlakukan blokade yang mematikan di Gaza, meninggalkan penduduknya, terutama di utara tempat penembakan Kamis terjadi, di ambang kelaparan.

Perang Israel telah mendorong 85% populasi Gaza mengalami pengungsi internal di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur di enklave tersebut rusak atau hancur, menurut PBB.

Israel dituduh melakukan genosida di Pengadilan Internasional. Keputusan sementara pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosidal dan mengambil langkah-langkah untuk menjamin bantuan kemanusiaan disediakan kepada warga sipil di Gaza.

Dalam pembantaian oleh Israel pada hari Kamis, ratusan orang berebut untuk mendapatkan bantuan dari konvoi sekitar 30 truk yang membawa kiriman kemanusiaan menuju utara sebelum fajar menyingsing.

Menurut cerita warga Palestina, tentara Israel di sekitarnya menembaki kerumunan tersebut. Namun, Israel bersikeras mereka hanya melepaskan tembakan peringatan dan menyatakan banyak yang tewas karena terinjak-injak dalam kepanikan.

Dokter di rumah sakit Gaza dan tim PBB yang mengunjungi salah satu rumah sakit di sana mengkonfirmasi bahwa banyak orang yang terluka adalah akibat dari tembakan tersebut.

Baca Juga: Hamas Ungkap 7 Sandera Israel Terbunuh di Gaza, Sebut Pengeboman oleh Tentara Zionis Penyebabnya

Israel mengakui pasukannya menembaki warga Gaza yang sedang menunggu bantuan di selatan Kota Gaza, membunuh lebih dari 100 orang dan melukai lebih dari 700, namun berkilah membela diri karena diserang warga sipil Gaza. (Sumber: Anadolu)

Ahmed Abdel Karim, yang tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Kamal Adwan karena luka tembak di kakinya, menceritakan bahwa ia telah menanti di daerah tersebut selama dua hari menunggu truk bantuan sebelum konvoi Kamis datang.

"Semua orang mendekati truk-truk itu. Karena jumlah yang banyak, saya tidak bisa mendapatkan tepung," ujarnya. Ia pun menjadi korban tembakan dari pasukan Israel.

Radwan Abdel-Hai, seorang ayah dengan empat anak kecil, Rabu malam mendengar kabar bahwa konvoi bantuan sedang dalam perjalanan. Ia dan lima orang lainnya menggunakan kereta keledai untuk menyambutnya dan menemukan "lautan orang" yang menunggu bantuan.

Ketika konvoi tiba, orang-orang berbondong-bondong menuju truk untuk mengambil sebanyak mungkin makanan dan air. "Tank mulai menembak kami," kata Abdel-Hai.

"Saat saya berlari, saya mendengar suara tembakan dan meriam tank. Orang-orang berteriak. Saya melihat orang-orang jatuh ke tanah, beberapa tidak bergerak."

Ia dan yang lainnya melarikan diri dan berlindung di sebuah bangunan di dekatnya. Setelah tembakan berhenti, banyak korban tewas terbaring di tanah. "Kami langsung berusaha membantu evakuasi yang terluka. Banyak dari mereka tertembak di bagian belakang," tuturnya.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Anadolu


TERBARU