China Kritik Veto AS atas Resolusi DK PBB: Tak Ada Bedanya dengan Beri Lampu Hijau Pembantaian Gaza
Kompas dunia | 21 Februari 2024, 14:48 WIBNEW YORK, KOMPAS.TV – Langkah veto Amerika Serikat (AS) atas resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB yang menuntut gencatan senjata segera di Gaza menuai kritik keras dari China.
Beijing menyebut langkah Washington itu akan mengirim ‘pesan yang salah’ dan secara efektif memberikan ‘lampu hijau’ bagi pembantaian yang kini tengah berlangsung di Gaza.
Merespons veto AS itu, Duta Besar China untuk PBB, Zhang Jun menyebut, klaim Washington bahwa resolusi Aljazair itu akan mengganggu negosiasi diplomatik yang tengah berjalan, sama sekali tak dapat dipertahankan.
“Menilik situasi di lapangan, penghindaran pasif yang terus berlanjut atas gencatan senjata segera tak ada bedanya dengan memberikan lampu hijau atas berlanjutnya pembantaian,” ujar Zhang Jun, seperti dilansir BBC, Rabu (21/2/2024).
Baca Juga: Dewan Keamanan PBB Besok Voting Resolusi Gencatan Senjata di Gaza, AS Bersumpah Akan Memveto
“Meluasnya konflik ini mengganggu stabilitas seluruh Kawasan Timur Tengah dan menyebabkan meningkatnya risiko perang yang lebih luas,” katanya.
“Hanya dengan memadamkan api perang di Gaza, kita dapat mencegah api neraka melanda seluruh wilayah," imbuhnya.
Melansir Associated Press, ini merupakan veto AS kali ketiga atas resolusi DK PBB yang menuntut gencatan senjata di Gaza.
Veto AS dilakukan sehari setelah Washington menyebarkan resolusi tandingan yang menuntut gencatan senjata sementara terkait dengan pelepasan seluruh sandera.
Resolusi tandingan AS itu juga antara lain memperingatkan Israel untuk tidak menginvasi Kota Rafah.
Gedung Putih berdalih, resolusi yang ditawarkan oleh Aljazair akan membahayakan pembicaraan untuk mengakhiri perang.
Baca Juga: Amerika Serikat Usulkan Rancangan Resolusi Tandingan DK PBB untuk Gencatan Senjata Sementara di Gaza
Keputusan AS memveto resolusi dari Aljazair itu menuai kecaman luas seiring pembantaian yang terus terjadi di Gaza.
Resolusi itu didukung oleh 13 dari 15 negara anggota DK PBB. Inggris menyatakan abstain sendiri.
Amar Bendjama, seorang diplomat Aljazair di PBB menyebut DK PBB telah gagal lagi.
“Sayangnya, DK PBB telah gagal lagi. Ujilah hati nuranimu, bagaimana sejarah akan menilaimu,” tuturnya.
Sejumlah sekutu AS mengkritisi pula langkah Washington memveto resolusi DK PBB itu.
Utusan Prancis untuk PBB Nicolas de Riviere mengungkapkan penyesalannya akan resolusi gencatan senjata yang gagal diadopsi lagi itu.
“Masalahnya, situasi di lapangan sungguh-sungguh sebuah bencana,” ujarnya.
Linda Thomas-Greenfield, Duta Besar AS untuk PBB, mengeklaim bahwa saat ini bukanlah langkah tepat untuk menyerukan gencatan senjata segera saat negosiasi antara Hamas dan Israel sedang berlanjut.
Sejak Israel melancarkan agresinya di Gaza, menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, sekitar 29.000 jiwa tewas di Gaza, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Deni-Muliya
Sumber : Associated Press/BBC