Israel akan akan Cegah Warga Menyelamatkan Diri ke Gaza Utara Saat Menyerang Rafah
Kompas dunia | 18 Februari 2024, 22:00 WIBANKARA, KOMPAS.TV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu akan mempresentasikan rencana serangan pasukan kepada kabinetnya minggu depan, yang melibatkan "pemindahan warga Palestina di Rafah ke wilayah tengah dan selatan Gaza," dan "tentara Israel tidak akan membiarkan warga menyelamatkan diri ke wilayah utara Jalur Gaza."
Media Israel Channel 12, Sabtu (17/2/2024) mengutip pernyataan Anggota Kabinet Perang Benny Gantz, meminta agar perang di Gaza terus berlanjut bahkan selama bulan suci Ramadan dan diperluas ke Rafah jika tawanan Israel di Gaza tidak dilepaskan.
"Mereka yang ingin mencegah kita beroperasi di Rafah pada dasarnya memberi perintah pada kita untuk kalah perang. Saya tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Kita tidak akan tunduk pada tekanan apa pun," kata Netanyahu, Sabtu (17/2).
Adapun Israel telah mengumumkan niatnya untuk menyerang Rafah yang padat penduduk, di mana lebih dari 1,4 juta warga Palestina yang sudah dipindahkan secara paksa dari utara ke selatan, mengklaim itu adalah "zona aman."
Amerika Serikat (AS) pun telah memperingatkan bahwa mereka tidak akan mendukung operasi besar IDF di Rafah kecuali atau sampai jelas bahwa langkah-langkah telah diambil untuk memastikan keselamatan warga sipil yang berlindung di sana.
Netanyahu mengatakan Israel juga tidak akan menyerah pada dikte internasional mengenai kesepakatan masa depan dengan Palestina.
"Kesepakatan akan dicapai hanya melalui pembicaraan langsung antara kedua belah pihak, tanpa syarat sebelumnya," ujarnya.
Baca Juga: Israel Tuding Hamas Ambil Bantuan PBB di Gaza, Utusan AS: Tidak Ada Bukti
Dia juga menyatakan akan terus menentang keras pengakuan sepihak atas kemerdekaan Palestina.
Netanyahu mengecam gagasan negara-negara memberikan pengakuan semacam itu, mengatakan tidak akan ada hadiah yang lebih besar bagi teror daripada melakukannya setelah serangan pada 7 Oktober 2023. Dia mengatakan itu juga akan mencegah kesepakatan perdamaian di masa depan.
Menurut Netanyahu, serangan teror mematikan di selatan Israel menunjukkan seluruh negara adalah garis depan perang.
"Kemenangan ini ada di depan mata," imbuh Netanyahu mengenai perjuangan melawan Hamas.
Dia mengatakan bahwa Israel hampir bisa mengembalikan penduduk selatan (Israel) dengan aman ke rumah mereka.
"Di utara, menciptakan kondisi agar penduduk bisa kembali akan dicapai baik secara diplomatis maupun militer," imbuh dia.
Netanyahu mengatakan tekanan militer pihaknya berhasil di Gaza, dengan sebagian besar batalyon Hamas hancur.
"Dan kita tidak akan berhenti sampai semuanya hancur," imbuh dia.
Netanyahu menegaskan kemenangan total atas Hamas akan mengirim pesan kepada musuh-musuh Israel yang lain.
Baca Juga: Terungkap, Hanya Sepertiga Rakyat Israel Nilai Netanyahu Becus Memimpin, Mayoritas Pilih Sosok Ini
Menurut dia, pemimpin Hamas sedang berlari dan kehabisan tempat untuk bersembunyi.
"Hari itu sudah dekat ketika para pemimpin Hamas tidak akan punya tempat lagi untuk melarikan diri, hanya masalah waktu."
Netanyahu mengatakan dia sudah memberi tahu Presiden AS Joe Biden bahwa Israel akan berjuang sampai kemenangan total, termasuk tindakan di Rafah.
Operasi Israel di kota paling selatan Gaza, menurutnya, akan dilakukan hanya setelah warga sipil memiliki kesempatan untuk mengungsi ke daerah aman.
Seperti diketahui, Israel menghantam Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Serangan Israel yang berikutnya telah menewaskan setidaknya 28.858 orang, melukai lebih dari 68.677 lainnya, dan menyebabkan kehancuran massal serta kekurangan bahan pokok.
Kurang dari 1.200 warga Israel diyakini telah tewas dalam serangan Hamas tersebut.
Israel dituduh melakukan genosida di Pengadilan Internasional. Putusan sementara pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil langkah-langkah untuk menjamin bantuan kemanusiaan kepada warga sipil di Gaza.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada
Sumber : Anadolu / Times of Israel