> >

Muncul Ketakutan Pemilu Indonesia Terancam Diganggu Rusia, Pengamat: Lewat Fenomena Disinformasi

Kompas dunia | 14 Februari 2024, 10:56 WIB
Para pekerja menyiapkan kotak suara untuk didistribusikan ke TPS menjelang pemilu 14 Februari, di Jakarta, Indonesia, Selasa, 13 Februari 2024. The Associated Press mencatat bahwa pemilu Indonesia merupakan salah satu pemilu terbesar di dunia. (Sumber: The Associated Press)

JAKARTA, KOMPAS. TV - Pengamat mengungkapkan munculnya ketakutan pemilu Indonesia 2024 terancam diganggu oleh Rusia.

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Pusat Ketahanan Informasi, Ross Burley.

Menurut Burley, yang merupakan pemimpin organisasi non-profit asal Inggris itu, pemilu Indonesia pada Rabu (14/2/2024), akan menjadi ujian besar bagi ketahanan demokrasi Indonesia.

Baca Juga: Media Barat: Suara Kaum Muda Jadi Kunci untuk Menangkan Pemilu Indonesia 2024

Menurutnya Rusia sebagai pemain di arena disinformasi, akan menjadi perhatian dengan adanya ketakutan bakal ikut mengganggu pemilu Indonesia.

“Memang benar bahwa isu pengaruh Rusia pada pemilu Indonesia di masa lalu telah menjadi semakin memprihatinkan,” tulisnya dalam artikel di Euronews,

“Dengan adanya tuduhan mengenai bagaimana Moskow memainkan peran yang sangat besar dalam mengorbankan api ketidakpuasan, mempolarisasi masyarakat, mulai dari Ukraina hingga Inggris, dari India ke Indonesia, sesuai keinginan mereka,” kata Burley.

Ia menuturkan dari Brexit hingga (Donald) Trump, dari Kenya ke Prancis, gangguan pemilu yang dilakukan Rusia adalah melalui fenomena disinformasi yang tersebar luas.

Burley menuliskan bahwa kekawatiran mengenai aktivitas Kremlin di Indonesia memang telah membesar.

Presiden Joko Widodo saat melakukan tur di beberapa kota di Indonesia selama kampanye pemilu pada 2019 melontaran tuduhan bahwa pihak asing membantu pesaingnya dengan cara yang tidak sah.

Burley menyebutkan bagaimana disinformasi Rusia khususnya, menghasilkan fitnah kebohongan, dan tipuan tanpa henti yang membingunghkan masyarakat.

Ia pun menyebutkan kasus terkenal di Indonesia yang membuat heboh terkait konspirasi yang diusung oleh sekelompok akun media sosial yang terkoordinasi dengan baik.

Kontroversi tersebut terjadi seputar tujuh kotak suara yang diduga berasal dari China.

Menurut postingan media sosial tersebut telah dirusak untuk kepentingan Presiden Joko Widodo.

Menurut Burley alat yang digunakan untuk memilih adalah dengan membanjiri internet dengan pesan yang sama dan disebarkan oleh berbagai profil dan platform berita yang seolah-olah nyata.

Baca Juga: Pemilu Indonesia 2024 Disebut Akan Pengaruhi Persaingan AS dan China, Ini Penyebabnya

Contoh lainnya lebih strategis dan kurang fokus pada isu tertentu.

Misalnya, hanya sebulan sebelum pemilu 2019, muncul tuduhan dari Ketua Komisi Pemilihan Umum yang menyoroti upaya peretasan Rusia terhadap daftar pemilih.

Beberapa orang bahkan mengklaim ada lebih dari 17 juta identitas yang disengketakan dalam daftar pemilih, yang kemungkinan merupakan produk campur tangan asing.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Euronews


TERBARU