> >

Genosida, Edusida, Ekosida, Domisida, Urbisida: Berbagai Wajah Penghancuran oleh Israel di Gaza

Kompas dunia | 9 Februari 2024, 07:05 WIB
Puing akibat serangan Israel di Gaza City, 11 Oktober 2023. Israel menghantam Gaza dengan penghancuran besar-besaran sektor budaya, pendidikan, infrastruktur, dan lingkungan yang berpotensi menjadi kejahatan perang.Tindakan tersebut banyak digambarkan sebagai tindak edusida, ekosida, domisida, dan urbisida. (Sumber: AP Photo)

Setidaknya 286 sekolah pemerintah dihancurkan, dan 65 sekolah UNRWA rusak atau dibom oleh Israel. Dua belas institusi pendidikan tinggi di Gaza rusak atau hancur.

Baca Juga: Netanyahu Mulai Tak Dipercaya Sekutunya, Hillary Clinton: Ia Harus Segera Didepak!

Anak-anak di Gaza mengantri makanan. Israel menghantam Gaza dengan penghancuran besar-besaran sektor budaya, pendidikan, infrastruktur, dan lingkungan yang berpotensi menjadi kejahatan perang.Tindakan tersebut banyak digambarkan sebagai tindak edusida, ekosida, domisida, dan urbisida. (Sumber: Anadolu)

Domisida: Penghancuran Hunian Warga Sipil

Perang di Gaza menyoroti kerusakan besar pada perumahan dan infrastruktur oleh Israel, yang menjatuhkan 40.000 ton bahan peledak sejak 7 Oktober.

Sebanyak 69.700 unit hunian hancur total dan 187.300 unit mengalami kerusakan sebagian, menurut Euro-Med Monitor.

Fasilitas yang dihantam Israel termasuk 320 sekolah, 1.671 fasilitas industri, 183 fasilitas kesehatan (23 rumah sakit, 59 klinik, dan 92 ambulans), 239 masjid, tiga gereja, dan 170 kantor pers.

Balakrishnan Rajagopal, rapporteur khusus PBB tentang hak atas perumahan, mengatakan selama tiga bulan konflik, "sekitar 60-70% struktur di Gaza, dan hingga 84% di sebagian utara Gaza, mengalami kerusakan atau hancur."

Urbisida: Penghancuran Pusat Kota

Urbisida merujuk pada penghancuran atau perusakan pusat kota, termasuk infrastruktur, area komersial, dan situs budaya. Di Gaza, pengeboman oleh Israel sengaja ditargetkan untuk membuat kerusakan total pada pusat-pusat kota, distrik komersial, pusat transportasi, dan infrastruktur perkotaan lainnya.

Bartov, seorang profesor dari Brown University, menjelaskan kepada Anadolu bahwa istilah terkait lain yang digunakan adalah "urbisida" yang artinya menghancurkan pusat-pusat perkotaan di Gaza. Namun, sebagian besar wilayah tersebut merupakan satu pusat perkotaan besar, dan sekitar 50-60%, paling tidak di bagian utara Gaza, telah mengalami penghancuran.

Baca Juga: Putin Manfaatkan Kedekatan dengan Hamas demi Bebaskan Sandera Israel: Ada Hasil yang Spesifik

Peta Gaza. Israel menghantam Gaza dengan penghancuran besar-besaran sektor budaya, pendidikan, infrastruktur, dan lingkungan yang berpotensi menjadi kejahatan perang.Tindakan tersebut banyak digambarkan sebagai tindak edusida, ekosida, domisida, dan urbisida. (Sumber: AP Graphics)

Ekosida: Perusakan Lingkungan

Ekosida melibatkan perusakan luas dan disengaja terhadap ekosistem, sumber daya alam, dan lingkungan, yang menyebabkan kerusakan ekologi jangka panjang dan bahaya terhadap keanekaragaman hayati.

Di Gaza, ekosida bisa terjadi melalui penargetan atau kontaminasi sumber air, perusakan lahan pertanian, deforestasi, polusi dari amunisi, dan degradasi lingkungan lainnya, mengakibatkan krisis kemanusiaan dan bahaya kesehatan jangka panjang.

Penghancuran Identitas Budaya

Serangan Israel di Gaza merusak warisan budaya dan identitas rakyat Palestina. Menurut laporan Jaringan Pustakawan dan Ahli Arsip Gaza tentang kerusakan "Arsip, Perpustakaan, dan Museum di Gaza," penghancuran ini tidak hanya mencuri sejarah mereka, tapi juga melanggar kedaulatan.

Al Jazeera melaporkan hampir 200 situs bersejarah di Gaza mengalami "penghancuran atau kerusakan dalam serangan udara Israel selama 100 hari terakhir," termasuk perpustakaan, museum, masjid, dan gereja.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Anadolu


TERBARU