Eks Pemimpin Hamas Ungkap Kemungkinan Mengakui Israel, Pernyataannya Disebut Dipelintirkan
Kompas dunia | 30 Desember 2023, 13:35 WIBGAZA, KOMPAS.TV - Hamas bereaksi atas pernyataan eks pemimpin Hamas Khaled Mashaal terkait kemungkinan mengakui Israel.
Pada Kamis (28/12/2023), sumber dari pejabat Hamas membantah Mashaal sempat mengatakan hal tersebut. Sumber tersebut menegaskan bahwa perkataan Mashaal telah dipelintirkan.
Baca Juga: Israel Kutuk Afrika Selatan karena Menyeretnya ke Pengadilan Internasional PBB, Ini Pembelaannya
Sebelumnya seorang wartawan Prancis menuliskan bahwa ketika mewawancarai Mashaal, mantan pendiri politburo Hamas itu menegaskan kemungkinan pengakuan Israel.
“Jurnalis surat kabar French Le Figaro, George Malbrunot, menyertakan sejumlah opini pribadi dan komentarnya sendiri saat mewawancarai Mashaal,” ujar sumber tersebut dikutip dari Middle East Monitor.
Sumber itu menambahkan bahwa artikel Malbrunot jauh dari pernyataan jelas dan spesifik Mashaal, yang di mana ia menegaskan penolakan untuk mengakui entitas Zionis.
Hamas pun menerbitkan teks sebenarnya dari wawancara Malbrunot dengan Mashaal.
“Posisi kami jelas, adalah tak mengakui legitimasi dari pendudukan. Kami ambil pelajaran dari perjanjian Oslo,” kata Mashaal pada teks yang diterbitkan Hamas itu.
“Pada 1993, kepemimpinan PLO mengakui Israel, yang tak memberikan apa pun sebagai balasannya,” ujarnya.
Pada teks itu, Mashaal mengatakan Hamas mengonfirmasikan posisinya pada dokumen 2017 di konsensus nasional dari faksi Palestina terkait pembentukan negara Palestina sesuai perjanjian perbatasan 1967 dengan Yerusalem sebagai Ibu Kota
Baca Juga: Israel Tembaki Konvoi Bantuan untuk Gaza, PBB: Pekerja Bantuan Tak Boleh Jadi Target
“Juga dengan hak untuk kembali tapa mengharuskan kami mengakui Israel. Sedangkan terkait masalah gencatan senjata, itu bisa dinegosiasikan,” tutur Mashaal.
Hamas menjadi kunci utama dalam aksi serangan ke wilayah Israel pada 7 Oktober, dan dilaporkan membunuh 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 orang.
Sedangkan serangan balasan Israel ke Gaza membuat lebih dari 21.000 warga Palestina tewas, dan kebanyakan perempuan serta anak-anak.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Middle East Monitor