PBB Tunjuk Mantan Wakil Perdana Menteri Belanda Sebagai Koordinator Kemanusiaan di Gaza
Kompas dunia | 27 Desember 2023, 17:42 WIBNEW YORK, KOMPAS.TV — Sigrid Kaag, mantan Wakil Perdana Menteri Belanda dan pakar Timur Tengah, ditunjuk sebagai koordinator PBB untuk bantuan kemanusiaan ke Gaza. Keputusan ini diumumkan PBB pada Selasa, (26/12/2023).
Pengumuman Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres itu terjadi menyusul diadopsinya resolusi Dewan Keamanan pada hari Jumat yang meminta Guterres untuk segera menunjuk koordinator senior kemanusiaan dan rekonstruksi di Gaza. Keputusan ini sangat mendesak, mengingat lebih dari 2 juta warga sipil di Gaza sangat membutuhkan makanan, air dan obat-obatan.
Guterres mengatakan bahwa Kaag, yang fasih berbicara bahasa Arab dan lima bahasa lainnya, membawa banyak pengalaman dalam urusan politik, kemanusiaan dan pembangunan serta diplomasi ke jabatan barunya. Dia diperkirakan akan mulai bekerja pada 8 Januari mendatang.
Baca Juga: Pasukan Israel Serang Kamp-Kamp Pengungsi di Gaza, Usir Puluhan Ribu Orang
“Dia akan memfasilitasi, mengoordinasikan, memantau, dan memverifikasi pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza,” kata Guterres seperti dikutip dari The Associated Press.
Ia juga menambahkan bahwa Kaag juga akan membentuk mekanisme PBB untuk mempercepat pengiriman bantuan melalui negara-negara yang tidak berpihak dalam konflik.
Sebanyak 2,3 juta penduduk Gaza berada dalam krisis pangan, dengan 576.000 orang berada pada tingkat bencana atau kelaparan dan risiko kelaparan “meningkat setiap hari,” menurut sebuah laporan yang dirilis Kamis lalu oleh 23 organisasi PBB dan organisasi non-pemerintah. Mereka menyalahkan kelaparan yang meluas karena kurangnya bantuan yang masuk ke Gaza.
Israel menghentikan semua pengiriman makanan, air, obat-obatan dan bahan bakar ke Gaza setelah serangan kelompok militan Hamas pada 7 Oktober ke Israel selatan yang menewaskan sekitar 1.200 orang.
Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, perang Israel-Hamas sejauh ini telah menewaskan lebih dari 20.900 orang di Gaza, dua pertiga dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.
Setelah tekanan AS, Israel mengizinkan sedikit bantuan masuk melalui Mesir, namun badan-badan PBB mengatakan bahwa selama berminggu-minggu, hanya 10% kebutuhan pangan yang masuk ke Gaza.
Kaag telah bertahun-tahun bekerja di Timur Tengah, termasuk di wilayah Palestina. Dia mulai bekerja untuk PBB pada tahun 1994 di Sudan dan pernah bekerja untuk UNRWA dan sebagai direktur regional Timur Tengah untuk badan anak-anak PBB, UNICEF.
Ia juga menjabat sebagai asisten direktur Program Pembangunan PBB, mengepalai misi PBB untuk menghancurkan senjata kimia Suriah, dan menjadi utusan khusus PBB untuk Lebanon hingga Oktober 2017.
Kaag kemudian menjadi menteri perdagangan dan pembangunan di pemerintahan Belanda, dan pada tahun 2018 ia menjadi menteri luar negeri perempuan pertama di negara tersebut. Baru-baru ini, ia menjabat sebagai wakil perdana menteri dan menteri keuangan wanita pertama mulai Januari 2022.
Baca Juga: Situasi Misa Natal di Gaza, Umat Serukan Perdamaian dan Gencatan Senjata
Pada bulan Juli, dia mengumumkan bahwa dia meninggalkan politik Belanda karena “kebencian, intimidasi dan ancaman” yang membebani keluarganya. Dia mengatakan kepada situs web Euronews bahwa setelah menjadi menteri keuangan dan wakil perdana menteri dia menerima banyak ancaman pembunuhan, namun yang paling menakutkan adalah ketika seorang pria muncul di rumahnya sambil berteriak dan melambaikan obor yang menyala.
“Anda tidak tahu apa yang akan terjadi, dan keselamatan keluarga Anda jelas merupakan prioritas tertinggi,” Kaag, ibu dari empat anak, mengatakan kepada Euronews pada bulan Oktober. “Bagi saya itu sulit, tapi bisa ditanggung. Itu berbeda untuk keluarga saya. Saya selalu mendengarkan mereka, dan pendapat mereka lebih penting daripada apa pun di dunia ini.”
Penulis : Tussie Ayu Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Associated Press