Pertukaran Tawanan Tahap 3 Tegang, Hamas Lepas 17 Sandera dan Israel Bebaskan 39 Warga Palestina
Kompas dunia | 27 November 2023, 07:07 WIBJERUSALEM, KOMPAS.TV - Perjanjian gencatan senjata Israel dan Hamas berlanjut hari Minggu, (26/11/2023) ketika Hamas lepas 17 sandera, termasuk 14 warga Israel dan warga Amerika pertama, sementara Israel membebaskan 39 tawanan warga Palestina, dalam pelepasan tahap ketiga yang dilakukan dalam gencatan senjata empat hari.
Beberapa sandera warga Israel diserahkan langsung kepada Israel, sementara yang lain meninggalkan Gaza melalui Mesir. Tentara Israel mengatakan satu orang diangkut langsung ke rumah sakit. Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengatakan wanita tua tersebut "sangat sakit dan membutuhkan bantuan medis segera."
Para sandera Hamas warga Israel punya rentang usia antara 4 hingga 84 tahun, termasuk Abigail Edan, seorang gadis berusia 4 tahun yang orang tuanya tewas dalam serangan Hamas yang memicu perang pada 7 Oktober.
"Apa yang dia alami sangat tidak dapat dibayangkan," kata Biden tentang warga Amerika pertama yang dibebaskan, menambahkan dia tidak tahu kondisi anak tersebut, tetapi memastikan dia sudah berada di Israel. Biden tidak punya pembaruan tentang sandera Amerika lainnya dan mengatakan tujuannya adalah memperpanjang kesepakatan gencatan senjata selama mungkin, seperti laporan Associated Press, Senin, (27/11/2023).
Secara total, sembilan anak di bawah usia 17 tahun ada dalam daftar sandera warga Israel yang dilepas Hamas, menurut kantor PM Israel, Benjamin Netanyahu.
Baca Juga: Palestina: Israel Jatuhkan 40.000 Ton Bom ke Gaza Sejak 7 Oktober, Tujuannya Agar Tidak Layak Huni
Pembebasan Tawanan Warga Palestina
Layanan Tahanan Israel mengatakan 39 tahanan warga Palestina telah dibebaskan dalam kerangka kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Layanan tahanan Israel kemudian mengatakan telah memulai proses pelepasan 39 tahanan Palestina. Konvoi kendaraan terlihat meninggalkan penjara militer Ofer di Tepi Barat yang diduduki, seperti laporan Times of Israel, Senin, (27/11/2023).
Pengumuman ini datang setelah 13 sandera Israel dibebaskan malam ini, bersama dengan tiga warga Thailand dan seorang warga Rusia - Israel.
Daftar 39 narapidana Palestina yang dibebaskan hari ini untuk pertama kalinya mencakup nama seorang penduduk Gaza, Alaa Fathi Abdulhadi Abu Sunima.
Abu Sunima, yang akan berusia 19 tahun dalam beberapa hari mendatang, adalah penduduk kota Rafah di selatan Jalur Gaza. Dia ditangkap pada Juni 2022, karena masuk ke Israel secara ilegal dan kepemilikan senjata/bahan peledak.
Sebelumnya, dia pernah ditahan pada November 2021, ketika mencoba menyusup melalui pagar keamanan yang memisahkan Gaza dari Israel, dan dilepaskan setelahnya.
Belum jelas apakah Abu Sunima akan diizinkan untuk masuk ke Jalur Gaza dari Israel melalui perlintasan Kerem Shalom, atau dari Mesir melalui perlintasan Rafah, atau apakah dia akan dikirim ke Tepi Barat hingga berakhirnya operasi militer di Gaza.
Daftar narapidana Palestina yang akan dibebaskan hari ini juga mencakup 21 penduduk Yerusalem Timur, serta Palestina dari Tepi Barat, termasuk Ramallah, Hebron, Tulkarem (masing-masing tiga orang), Bethlehem, Jericho, Jenin (masing-masing dua orang), Nablus, dan Qalqilya (masing-masing satu orang).
Secara terpisah, Hamas mengatakan mereka melepaskan sandera warga Rusia "sebagai tanggapan atas upaya Presiden Rusia, Vladimir Putin," dan sebagai tanda penghargaan atas posisi Moskow dalam perang tersebut. Warga Rusia-Israel ini adalah sandera laki-laki pertama yang dibebaskan.
Pertukaran keempat diharapkan pada hari Senin, (27/11/2023) hari terakhir gencatan senjata di mana total 50 sandera dan 150 tahanan Palestina akan dibebaskan. Semuanya perempuan dan anak-anak.
Baca Juga: Hamas Sepakat Lepas 13 Warga Israel dan 7 Orang Asing Tukar dengan 39 Warga Palestina yang Ditahan
Upaya Memperpanjang Gencatan Senjata
Mediator internasional yang dipimpin oleh AS, Mesir, dan Qatar berusaha memperpanjang gencatan senjata yang dimulai pada hari Jumat.
Sebelum pelepasan terbaru, Netanyahu mengunjungi Jalur Gaza, di mana dia berbicara dengan pasukan. "Kami berusaha sekuat tenaga untuk mengembalikan sandera kita, dan pada akhirnya kita akan memulangkan setiap orang," katanya, menambahkan bahwa "kita terus melakukannya hingga akhir, hingga kemenangan. Tidak ada yang akan menghentikan kita." Tidak jelas segera di mana dia pergi di dalam Gaza.
Sumber yang dekat dengan Hamas mengatakan Hamas bersedia memperpanjang gencatan senjata saat ini dengan Israel di Gaza selama dua hingga empat hari setelah berakhirnya masa berlakunya besok.
"Hamas memberitahu para perantara bahwa gerakan perlawanan bersedia memperpanjang gencatan senjata saat ini selama dua hingga empat hari. Gerakan perlawanan meyakini adalah memungkinkan untuk pelepasan 20 hingga 40 sandera Israel (tambahan)," kata sumber tersebut seperti dikutip Times of Israel hari Minggu, (26/11/2023).
Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, Israel setuju untuk melepaskan tiga tahanan keamanan Palestina untuk setiap sandera Israel yang dibebaskan, dengan tambahan 10 sandera yang dibebaskan setiap hari tambahan gencatan senjata, hingga 10 hari penuh.
Baca Juga: Israel Serang Patroli Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon, Tempat Pasukan Indonesia Bertugas
Jeda Pertempuran
Kesepakatan gencatan senjata membawa jeda signifikan dalam tujuh minggu perang, yang menjadi kekerasan Israel-Palestina paling parah dalam beberapa dekade dan penghancuran serta pengungsiannya yang luas di seluruh Jalur Gaza.
Lebih dari 15.000 warga Palestina tewas, sekitar dua pertiga dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas.
Perang tersebut telah merenggut nyawa lebih dari 1.200 warga Israel, sebagian besar warga sipil yang tewas oleh Hamas dalam serangan awal dan oleh pasukan Israel sendiri saat festival musik dekat perbatasan Gaza dan saat pengeboman berbagai Kibbutz atau pemukiman dimana anggota Hamas dan warga Israel ada di dalamnya.
Hamas dan kelompok militan lainnya menangkap sekitar 240 orang selama invasi ke selatan Israel yang memicu perang. Lima puluh delapan telah dibebaskan, satu dibebaskan oleh pasukan Israel dan dua ditemukan tewas di dalam Gaza.
Tekanan dari keluarga sandera mempertajam dilema yang dihadapi para pemimpin Israel, yang berusaha menghilangkan Hamas sebagai kekuatan militer dan pemerintahan sambil mengembalikan semua tawanan.
Israel mengatakan gencatan senjata dapat diperpanjang satu hari ekstra untuk setiap tambahan 10 sandera yang dibebaskan, tetapi bersumpah untuk segera melanjutkan serangannya setelah berakhir.
AS mengatakan sedang bekerja dengan semua pihak tentang kemungkinan perpanjangan kesepakatan untuk sandera tambahan.
Baca Juga: Tidak Hanya Serang Pasukan Perdamaian PBB, Israel Tembaki Mobil Warga dan Petani di Lebanon Selatan
Komandan Senior Hamas Terbunuh
Hamas mengumumkan kematian Ahmed al-Ghandour, yang bertanggung jawab atas utara Gaza dan anggota dewan militer puncaknya. Dia adalah militan peringkat tertinggi yang diketahui tewas dalam pertempuran. Militer Israel mengkonfirmasi kematian tersebut.
Al-Ghandour, yang diyakini berusia sekitar 56 tahun, selamat setidaknya dari tiga upaya pembunuhan Israel dan terlibat dalam serangan lintas batas tahun 2006 di mana Hamas menangkap seorang prajurit Israel, menurut Counter Extremism Project, kelompok advokasi yang berbasis di Washington.
Hamas mengatakan dia tewas bersama tiga militan senior lainnya, termasuk Ayman Siam, yang Israel katakan bertanggung jawab atas unit penembakan roket Hamas. Militer Israel menyebutkan keduanya dalam pernyataan 16 November, mengatakan telah menargetkan kompleks bawah tanah di mana pemimpin Hamas bersembunyi.
Militer Israel mengklaim telah membunuh ribuan militan, tanpa memberikan bukti, termasuk beberapa komandan tingkat menengah yang diidentifikasi dengan nama.
Baca Juga: Dibebaskan Brigade Al-Qassam, 13 Warga Israel Sandera Hamas Telah Tiba di Negara Zionis
Bantuan Kemanusiaan Saat Jeda Pertempuran di Gaza
Jeda ini memberikan istirahat bagi penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta orang, yang masih merasakan dampak pengeboman Israel yang telah mengusir tiga perempat populasi dari rumah mereka dan meratakan daerah perumahan. Tembakan roket dari militan Gaza ke Israel juga menjadi sunyi saat gencatan senjata
Warga Palestina yang lelah perang di utara Gaza kembali ke jalanan. Beberapa blok kota di sekitar Kota Gaza hancur oleh serangan udara.
Ratusan ribu orang dari utara mencari perlindungan di selatan, sementara banyak warga Palestina yang mencoba kembali ke utara untuk melihat mencari jenazah keluarga yang tertimbun reruntuhan serangan Israel dan apakah rumah mereka masih utuh setelah dibom pasukan Israel.
"Mereka menembak siapa pun yang mendekat dari selatan," kata Rami Hazarein, yang melarikan diri dari Kota Gaza bulan lalu.
Militer Israel memerintahkan warga Palestina untuk tidak kembali ke utara atau mendekati dalam jarak satu kilometer dari pagar perbatasan. Palang Merah Palestina mengatakan pasukan Israel menembak mati dua petani di Gaza tengah hari Minggu, membunuh satu dan melukai yang lain. Juru bicara militer Israel mengatakan mereka tidak mengetahui insiden tersebut.
PBB mengatakan gencatan senjata memungkinkan mereka untuk menggenjot pengiriman makanan, air, dan obat-obatan ke tingkat terbesar sejak awal perang, meskipun belum mencapai tingkat sebelum perang. Jeda pertempuran kali ini dapat mengirimkan bahan bakar untuk pertama kalinya sejak perang dimulai, dan mencapai area di utara untuk pertama kalinya dalam sebulan.
Palang Merah Palestina mengatakan 50 truk bantuan Mesir melewati pemeriksaan untuk mencapai Kota Gaza dan daerah utara pada hari Minggu.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Associated Press / Times of Israel