> >

Amichai Eliyahu, Menteri Israel yang Setuju Serangan Nuklir ke Gaza, Tidak Ingin Palestina Merdeka

Kompas dunia | 6 November 2023, 14:37 WIB
Amichai Ben-Eliyahu atau Amichai Eliyahu adalah penentang kuat proposal solusi dua negara Palestina dan Israel yang hidup berdampingan, dan menggambarkan Garis Hijau sebagai garis khayalan. Amichai mendukung aneksasi penuh Tepi Barat oleh Israel dan mendorong Israel untuk memaksakan kedaulatan di seluruh Yudea dan Samaria. (Sumber: Times of Israel)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Amichai Eliyahu politisi sayap kanan jauh Israel yang juga pemimpin Organisasi Rabi Berbaisis Komunitas. Dia adalah cucu dari Rabi Mordechai Eliyahu, mantan rabi kepala kaum Yahudi Sefardik Israel, dan putra dari Rabi Shmuel Eliyahu, seorang rabi di Safed dan figur nasional agama yang terkemuka di Israel.

Menteri Warisan Israel itu menuai kontroversi usai menyebut menjatuhkan bom nukir di Gaza adalah "salah satu kemungkinan" yang bisa dipilih Israel.

Hal tersebut disampaikan Eliyahu ketika diwawancara Radio Kol Berama, Sabtu (4/11/2023).

Amichai Ben-Eliyahu atau Amichai Eliyahu adalah penentang kuat proposal solusi dua negara Palestina dan Israel yang hidup berdampingan, dan menggambarkan Garis Hijau sebagai "garis khayalan."

Amichai mendukung aneksasi penuh Tepi Barat oleh Israel dan mendorong Israel untuk "memaksakan kedaulatan di seluruh Yudea dan Samaria."

Eliyahu pernah mengkritik polisi dan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) atas dugaan perlakuan yang lebih menguntungkan terhadap warga Palestina di Tepi Barat dibandingkan pemukim haram Yahudi.

Pada bulan Agustus 2023, ia mengklaim bahwa "IDF, polisi, dan layanan keamanan dalam tiga dekade terakhir" mengadopsi "pandangan dunia populasi Palestina, yang secara otomatis menganggap pemukim sebagai bersalah."

Dalam wawancara dengan Radio Kol Berama selama Perang Israel-Hamas 2023, Eliyahu mengklaim penggunaan senjata nuklir adalah "salah satu kemungkinan" ketika membahas opsi Israel dalam tindakan militer berkelanjutan di Jalur Gaza.

Eliyahu juga mendukung pemindahan penduduk Palestina dari Gaza, "Mereka dapat pergi ke Irlandia atau daerah padang pasir, penduduk Gaza harus cari solusi sendiri." Ia juga mendukung pengambilalihan kembali wilayah Jalur Gaza dan pemulihan pemukiman warga Israel di Gaza.

Eliyahu juga menyatakan keberatannya terhadap pemberian bantuan kemanusiaan ke Gaza, mengatakan "kita tidak akan memberikan bantuan kemanusiaan kepada Nazi," dan menuduh "tidak ada yang namanya warga sipil yang tidak terlibat di Gaza."

Baca Juga: Ini Tuduhan Israel Rumah Sakit Indonesia di Gaza Sengaja Dibangun di Atas Terowongan Hamas

Amichai Ben-Eliyahu atau Amichai Eliyahu adalah penentang kuat proposal solusi dua negara Palestina dan Israel yang hidup berdampingan, dan menggambarkan Garis Hijau sebagai garis khayalan. Amichai mendukung aneksasi penuh Tepi Barat oleh Israel dan mendorong Israel untuk memaksakan kedaulatan di seluruh Yudea dan Samaria. (Sumber: Times of Israel)

Amichai Eliyahu juga mengatakan Jalur Gaza tidak punya hak untuk eksis, dan menambahkan siapa pun yang mengibarkan bendera Palestina atau Hamas "tidak boleh melanjutkan hidup di muka bumi."

Eliyahu, dari partai sayap kanan jauh Itamar Ben Gvir, bukan bagian dari kabinet perang yang terlibat dalam pengambilan keputusan selama perang, dan dia juga tidak punya pengaruh dalam kabinet perang yang mengarahkan perang melawan kelompok Hamas.

Eliyahu kemudian merilis pernyataan yang menyebutkan komentarnya tentang senjata nuklir adalah "metaforis" tetapi tetap mendukung "respons yang tidak proporsional."

Dia dikecam oleh pemimpin oposisi Yair Lapid. Kemudian dia dijauhi, dan kemudian dilarang dari pertemuan kabinet oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Dia lahir di Yerusalem dan dibesarkan di Shlomi, sebuah kota di Utara Israel. Dia adalah putra dari Shmuel Eliyahu dan cucu dari Mordechai Eliyahu, mantan Rabi Kepala Sefardik Israel.

Dia menghadiri berbagai yeshiva di seluruh negara, dan selama dinas IDF-nya, dia bertugas di Brigade Parasut.

Ayah Eliyahu dikenal karena pernyataan dan fatwa kontroversialnya tentang hukum Yahudi, termasuk yang melarang penyewaan atau penjualan properti yang dimiliki orang Yahudi di kota utara Safed kepada Arab. Dia juga telah mengkritik gerakan Reformasi, komunitas LGBT, dan perempuan yang bertugas dalam unit tempur IDF.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Times of Israel / Jerusalem Post


TERBARU