> >

Amichai Eliyahu, Menteri Israel yang Setuju Serangan Nuklir ke Gaza, Tidak Ingin Palestina Merdeka

Kompas dunia | 6 November 2023, 14:37 WIB
Amichai Ben-Eliyahu atau Amichai Eliyahu adalah penentang kuat proposal solusi dua negara Palestina dan Israel yang hidup berdampingan, dan menggambarkan Garis Hijau sebagai garis khayalan. Amichai mendukung aneksasi penuh Tepi Barat oleh Israel dan mendorong Israel untuk memaksakan kedaulatan di seluruh Yudea dan Samaria. (Sumber: Times of Israel)

Baca Juga: Ini Tuduhan Israel Rumah Sakit Indonesia di Gaza Sengaja Dibangun di Atas Terowongan Hamas

Amichai Ben-Eliyahu atau Amichai Eliyahu adalah penentang kuat proposal solusi dua negara Palestina dan Israel yang hidup berdampingan, dan menggambarkan Garis Hijau sebagai garis khayalan. Amichai mendukung aneksasi penuh Tepi Barat oleh Israel dan mendorong Israel untuk memaksakan kedaulatan di seluruh Yudea dan Samaria. (Sumber: Times of Israel)

Amichai Eliyahu juga mengatakan Jalur Gaza tidak punya hak untuk eksis, dan menambahkan siapa pun yang mengibarkan bendera Palestina atau Hamas "tidak boleh melanjutkan hidup di muka bumi."

Eliyahu, dari partai sayap kanan jauh Itamar Ben Gvir, bukan bagian dari kabinet perang yang terlibat dalam pengambilan keputusan selama perang, dan dia juga tidak punya pengaruh dalam kabinet perang yang mengarahkan perang melawan kelompok Hamas.

Eliyahu kemudian merilis pernyataan yang menyebutkan komentarnya tentang senjata nuklir adalah "metaforis" tetapi tetap mendukung "respons yang tidak proporsional."

Dia dikecam oleh pemimpin oposisi Yair Lapid. Kemudian dia dijauhi, dan kemudian dilarang dari pertemuan kabinet oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Dia lahir di Yerusalem dan dibesarkan di Shlomi, sebuah kota di Utara Israel. Dia adalah putra dari Shmuel Eliyahu dan cucu dari Mordechai Eliyahu, mantan Rabi Kepala Sefardik Israel.

Dia menghadiri berbagai yeshiva di seluruh negara, dan selama dinas IDF-nya, dia bertugas di Brigade Parasut.

Ayah Eliyahu dikenal karena pernyataan dan fatwa kontroversialnya tentang hukum Yahudi, termasuk yang melarang penyewaan atau penjualan properti yang dimiliki orang Yahudi di kota utara Safed kepada Arab. Dia juga telah mengkritik gerakan Reformasi, komunitas LGBT, dan perempuan yang bertugas dalam unit tempur IDF.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Times of Israel / Jerusalem Post


TERBARU