Korban Serangan Israel di Palestina Terus Berjatuhan, Kamar Jenazah Rumah Sakit Indonesia Penuh
Kompas dunia | 9 Oktober 2023, 21:32 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Rumah Sakit Indonesia yang berada di Bait Lahiya, Kegubernuran Gaza Utara, Jalur Gaza sudah tak muat menampung korban tewas akibat serangan Israel terhadap Palestina.
Relawan MER-C di Palestina, Fikri Rofiul Haq, menjelaskan, korban di Jalur Gaza terus berjatuhan setelah Israel melakukan serangan balasan besar-besaran.
Bahkan, kata Fikri, sudah tidak ada tempat aman di Jalur Gaza karena serangan Israel sempat mengenai mobil operasional Rumah Sakit Indonesia dan menewaskan satu pekerja lokal Palestina.
"Sebenarnya sudah tidak ada tempat aman lagi di Jalur Gaza karena memang di hari Sabtu juga pihak Israel melalui dronenya meluncurkan bomnya ke salah satu mobil operasional milik MER-C dan menewaskan satu pekerja lokal," kata Fikri dalam program Sapa Indonesia Malam, Senin (9/10/2023).
"Dan memang jumlah yang saat ini kami terima dari Kementerian Kesehatan mencapai 510 korban, di antaranya 91 anak dan 61 wanita serta 2.700 lebih korban luka."
"Sementara Rumah Sakit Indonesia telah menampung 66 korban meninggal dan juga 444 korban luka-luka, di antaranya 93 korban masih rawat inap."
"Berita terbaru memang sekitar jam 12 siang, Israel menggempur pasar di wilayah yang tidak jauh dari Rumah Sakit Indonesia," lanjutnya.
"Bahkan saya dapatkan info dari salah satu teman saya relawan MER-C, kamar-kamar jenazah Rumah Sakit Indonesia sekarang sudah tidak bisa menampung mayat yang berdatangan terus-menerus."
"Memang korban ini akan terus bertambah karena banyaknya korban yang masih di dalam reruntuhan dan masih dalam pencarian evakuasi oleh medis Palestina," ujarnya.
Baca Juga: Konflik Israel-Palestina Memanas, Pengamat Sebut Indonesia Harus Beri Bantuan tapi Prioritaskan WNI
Fikri menambahkan, saat ini, dia dan sejumlah WNI yang berada di Palestina bersama warga Gaza mengamankan diri di wilayah Rumah Sakit Indonesia.
Dengan jumlah korban yang terus bertambah, saat ini warga Palestina membutuhkan bantuan sembako hingga obat-obatan.
"Untuk saat ini kami stand by di wilayah rumah sakit karena banyak juga masyarakat Gaza yang mengungsi ke sekolah-sekolah milik PBB, ke rumah sakit-rumah sakit dan salah satunya adalah Rumah Sakit Indonesia," ujarnya.
"Begitu juga WNI yang ada di Jalur Gaza, sebagian kita mengamankan diri di dekat wilayah Rumah Sakit Indonesia."
"Dari berita yang saya terima, suplai listrik juga sudah menurun 80 persen. Begitu juga air bersih mencapai 50 persen. Jadi memang masyarakat Gaza juga membutuhkannya sekali dan juga bantuan-bantuan seperti sembako dan juga tempat tinggal yang aman. Untuk bantuan medis, mereka juga memerlukan bantuan alat medis dan obat-obatan," pungkas Fikri.
Seperti yang diketahui, konflik Israel-Palestina semakin memanas usai kelompok Hamas melakukan serangan ribuan roket tak terduga ke sejumlah wilayah Israel pada Sabtu (7/10/2023).
Hal tersebut kemudian dibalas oleh pihak Israel melalui serangan udara ke Gaza.
Dilansir dari Al Jazeera, Senin (9/10/2023) pukul 14.00 waktu setempat, total korban di Gaza berjumlah 510 orang tewas dan 2.750 orang luka-luka serta 16 orang tewas dan 80 luka-luka di Tepi Barat.
Di pihak Israel, dilaporkan 880 orang tewas dan 2.243 orang luka-luka menurut data layanan kesehatan.
Baca Juga: Erdogan Tanggapi Serangan Hamas ke Israel: Kemerdekaan Palestina Tak Bisa Ditunda
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV