Banjir Libya Tewaskan Belasan Ribu, Saksi: Gurun Tiba-tiba Berubah Menjadi Lautan
Kompas dunia | 16 September 2023, 18:10 WIBDERNA, KOMPAS.TV - Korban banjir yang melanda timur Libya awal pekan lalu telah mencapai lebih dari 11.000 jiwa per Sabtu (16/9/2023). Korban jiwa kemungkinan bisa bertambah mengingat lebih dari 10.000 orang masih dilaporkan hilang pasca-banjir.
Operasi pencarian dan penyelamatan sendiri masih berlangsung pada Sabtu (16/9). Otoritas Libya menyebut banyak korban banjir yang terjebak reruntuhan atau hanyut hingga Laut Mediterania.
Banjir yang menerjang Derna dan kawasan pesisir timur Libya terjadi usai topan Daniel menerpa wilayah tersebut pada Minggu (10/9) malam lalu. Badai dan banjir membuat dua bendungan jebol di Derna dan menyapu pusat kota.
Baca Juga: Memilukan, Ini Gambar Satelit Sebelum dan Sesudah Banjir Dahsyat di Libya yang Tewaskan 11.300 Orang
Derna menjadi kota dengan dampak banjir terparah di Libya. Namun, banjir bandang juga menewaskan penduduk kota sekitar Derna seperti Bayda, Susa, Um Razaz, dan Marj.
Muhammad Al-Awkali, warga desa Al-Mukhaili, dekat Derna, menyebut banjir bandang tiba-tiba menerjang. Banjir menyapu desanya pada Senin (11/9) dini hari.
"Pernahkah Anda melihat sebuah gurun menjadi lautan dalam sekejap mata?" kata Al-Awkali kepada Al Jazeera, Jumat (15/9).
Al-Awkali menuturkan, penduduk desanya sempat mencoba tidur setelah topan Daniel menerjang pada malam harinya. Namun, lewat tengah malam, banjir tiba-tiba menerjang desanya.
"Kami memutuskan untuk tidur. Namun, sekitar pukul 00.30, tanpa peringatan, air mulai mengaliri rumah kami," kata Al-Awkali.
"Saya terkejut dengan horor yang saya lihat. Sebuah banjir besar mengepung seluruh wilayah dan datang dari dua arah--dari utara dan barat," lanjutnya.
Ia menyebut banyak penduduk yang terjbak di atap-atap rumah. Selama berhari-hari, penduduk desa mesti tinggal di atap karena ketinggian air masih "sangat tinggi."
"Bayangkan seluruh desa bangun dan lalu tidur tanpa akses makanan atau minuman," kata Al-Awkali.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada
Sumber : Al Jazeera