> >

Pamer Kekuatan Super Garuda Shield di Tengah Ancaman China, M1A1 Abrams dan Leopard-2 Beraksi

Kompas dunia | 10 September 2023, 16:34 WIB
Unit kendaraan tempur lapis baja Marinir TNI Angkatan Laut melaju dalam simulasi operasi pendaratan amfibi di pesisir Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Minggu (10/9/2023). Ribuan personel Tentara Nasional Indonesia melanjutkan latihan gabungan Super Garuda Shield 2023 dengan pasukan Amerika Serikat (AS), Australia, Jepang, Singapura, Prancis, dan Inggris Raya di Baluran, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Minggu (10/9/2023). (Sumber: Trisnadi/Associated Press)

SITUBONDO, KOMPAS.TV - Ribuan personel Tentara Nasional Indonesia melanjutkan latihan gabungan Super Garuda Shield 2023 dengan pasukan Amerika Serikat (AS), Australia, Jepang, Singapura, Prancis, dan Inggris Raya di Baluran, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Minggu (10/9/2023).

Latihan besar-besaran Super Garuda Shield 2023 ini digelar di tengah meningkatnya ancaman China di kawasan Indo-Pasifik. Bagi Indonesia sendiri, meningkatnya agresitivitas China terlihat dari klaim Laut China Selatan Beijing yang menabrak zona ekonomi eksklusif (ZEE) perairan Natuna.

Ribuan personel TNI dan enam negara lain kembali mendemonstrasikan kapabilitas alutsista. Latihan gabungan Super Garuda Shield 2023 juga diisi oleh agenda latihan tembakan dengan amunisi aktif.

TNI dilaporkan menerjunkan dua unit tank Leopard-2 untuk latihan yang dimulai sejak 1 September ini. Australia pun berpartisipasi dengan menerjunkan lima unit M1A1 Abrams ke Jawa Timur.

Baca Juga: China Terbitkan Peta Klaim LCS, Indonesia Gelar Super Garuda Shield, Latihan Bersama AS dan 5 Negara

Kebijakan Austalia menerjunkan M1A1 Abrams ke latihan gabungan Super Garuda Shield menuai sorotan. Pasalnya, ini adalah kali pertama militer Australia menerjunkan tank tempur ke luar negeri sejak Perang Vietnam.

Indonesia, menggelar latihan Garuda Shield sejak tahun 2009 bersama AS, kini memperluas partisipan hingga total enam negara. Total personel militer yang mengikuti Super Garuda Shield 2023 disebut mencapai 5.000 orang.

Super Garuda Shield 2023 sendiri digelar ketika AS berupaya memperkuat kerja sama militer di Indo-Pasifik untuk menangkal China.

Sebelumnya, Komandan Divisi Infanteri ke-25 Angkatan Darat AS Mayjen Marcus Evans menyebut Super Garuda Shield 2023 juga memasukkan agenda latihan kendaraan tempur lapis baja. Evans menyebut latihan ini berguna untuk pasukan gabungan mencoba persenjataan dan mengasah kesiapan militer.

Mayjen Evans sendiri enggan menanggapi tentang respons China atas latihan gabungan yang disertai AS di Asia. Beijing sejak lama menuduh AS berupaya membangun aliansi militer mirip NATO di Indo-Pasifik.

"Penting bagi kami menjaga keberlanjutan kontak dengan mitra-mitra regional kami dan sekutu-sekutu dalam perspektif militer, karena itu, sekali lagi, mengasah kesiapan kami secara umum," kata Evans dikutip Associated Press.

"Saya pikir ini kembali menunjukkan komitmen kami untuk mitra-mitra dan sekutu-sekutu regional," ujarnya.

Sementara itu, terkait China, Indonesia secara umum berhubungan baik dengan pemerintahan Beijing. Namun, pemerintah RI disebut tetap mewaspadai kebijakan ekspansif China di Laut China Selatan.

Usai China menerbitkan peta baru yang kontroversial pada akhir Agustus lalu, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menegaskan Indonesia berpegang teguh pada batas wilayah sesuai United Nations Conventuon of Law of the Sea (UNCLOS) 1982.

"Posisi Indonesia ini bukan posisi yang baru, tetapi posisi yang selalu disampaikan secara konsisten," kata Retno Marsudi di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, 31 Agustus 2023.

"Bahwa penarikan garis apa pun, klaim apa pun yang dilakukan harus sesuai dengan UNCLOS 1982. Sudah. Itu posisi Indonesia yang selalu konsisten disampaikan," lanjutnya dikutip Kompas.com.

Baca Juga: Ini Poin-poin Penting dari KTT ASEAN, Termasuk Masalah Myanmar dan Laut China Selatan

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU